Coca-Cola Gelar Kampanye Rayakan Namamu
A
A
A
JAKARTA - Coca-Cola Indonesia bersama komunitas anti-bullying, SudahDong, meluncurkan kampanye bertajuk Rayakan Namamu. Kampanye ini membawa misi untuk menyadarkan masyarakat Indonesia merayakan keindahan makna dari sebuah nama.
Kampanye ditandai dengan peluncuran sebuah film pendek berisi cerita dari tiga orang yang mewakili korban bullying verbal melalui praktik pemberian nama julukan atau name calling. Kampanye yang menghadirkan berbagai inisiatif dengan cara unik dan menyenangkan seperti ini sudah dimulai Coca-Cola sejak pertengahan tahun lalu.
"Sekarang kami ingin meneruskannya menjadi sebuah gerakan positif yang lebih mendalam, yakni bagaimana lewat perayaan keindahan makna sebuah nama, kita bisa mengingatkan sesama kita untuk melawan praktek pemberian nama julukan, yang sering kali tanpa disadari juga menjadi bagian dari bentuk verbal bullying," ujar Suryanto Gunawan, Marketing Manager Coca-Cola Indonesia saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Verbal bullying merupakan sebuah bentuk lain dari praktik bullying yang dapat terjadi pada siapa saja. Katyana Wardhana selaku pendiri SudahDong pun turut memiliki keprihatinan tinggi terhadap hal ini.
"Dari data UNICEF terdapat 50% anak melaporkan mengalami bullying di sekolah. Hal ini seringkali mengakibatkan minat dan prestasi sekolah yang menurun, bolos sekolah, pindah atau bahkan drop-out dari sekolah. Kami yakin hal ini tidak bisa didiamkan dan perlu gerakan aktif dari masyarakat, termasuk juga anak muda untuk menjadi bagian sebuah perubahan ke arah yang lebih baik,” papar dia.
Menurut seorang psikolog, Liza Marielly Djaprie, bullying atau perundungan dapat terjadi di mana saja, baik di sekolah, lingkungan sekitar bahkan rumah atau keluarga. “Ada banyak penyebab dari hal ini baik itu dari diri pribadi pelaku seperti di antaranya rasa kesal atau permusuhan, rasa kurang percaya diri, dendam maupun akibat pengaruh negatif dari luar seperti media,” tutur dia.
Name calling juga makin marak di kalangan masyarakat Indonesia yang sangat aktif dalam dunia maya. Ini bahkan terjadi sampai di kalangan anak-anak. “Sayangnya belum ada kesadaran yang kuat dari masyarakat untuk menanggulangi hal tersebut,” imbuh dia.
Pada kesempatan ini hadir pula seorang musisi yang juga seorang ayah, Giring Ganesha. Vokalis Nidji ini secara khusus prihatin terhadap perundungan terkait pemanggilan nama julukan bagi orang lain ini.
“Tentunya saya sendiri yang memiliki anak tidak berkenan jika nama yang merupakan doa kami bagi anak-anak kami menjadi bahan olokan pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Seperti yang kita tahu bahwa anak jaman sekarang semakin pintar dan dekat dengan dunia maya. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk aktif menghentikan tindakan bullying karenanya saya mendukung penuh kegiatan dari Coca-Cola ini. Mari mulai memanggil nama orang lain dengan nama asli mereka masing-masing," kata dia.
Kampanye Rayakan Namamu ini merupakan penutup program Share a Coke yang diadaptasi dari kampanye global Coca-Cola. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam kampanye ini dengan mengganti profil avatar sosial media mereka dan membagikan dukungannya melalui twibbon ke profil Facebook dan Twitter dengan mengakses cokeurl.com/rayakannamamu.
"Kami percaya nama seseorang memiliki keindahan yang perlu terus dihargai dan dirayakan. Karenanya, kami berharap kampanye ini dapat terus digulirkan dan bersama-sama kita dapat ikut menginspirasikan sebuah gerakan yang positif, sekaligus terus menghadirkan kegembiraan di tengah-tengah masyarakat," tutup Suryanto.
Kampanye ditandai dengan peluncuran sebuah film pendek berisi cerita dari tiga orang yang mewakili korban bullying verbal melalui praktik pemberian nama julukan atau name calling. Kampanye yang menghadirkan berbagai inisiatif dengan cara unik dan menyenangkan seperti ini sudah dimulai Coca-Cola sejak pertengahan tahun lalu.
"Sekarang kami ingin meneruskannya menjadi sebuah gerakan positif yang lebih mendalam, yakni bagaimana lewat perayaan keindahan makna sebuah nama, kita bisa mengingatkan sesama kita untuk melawan praktek pemberian nama julukan, yang sering kali tanpa disadari juga menjadi bagian dari bentuk verbal bullying," ujar Suryanto Gunawan, Marketing Manager Coca-Cola Indonesia saat ditemui di bilangan Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2016).
Verbal bullying merupakan sebuah bentuk lain dari praktik bullying yang dapat terjadi pada siapa saja. Katyana Wardhana selaku pendiri SudahDong pun turut memiliki keprihatinan tinggi terhadap hal ini.
"Dari data UNICEF terdapat 50% anak melaporkan mengalami bullying di sekolah. Hal ini seringkali mengakibatkan minat dan prestasi sekolah yang menurun, bolos sekolah, pindah atau bahkan drop-out dari sekolah. Kami yakin hal ini tidak bisa didiamkan dan perlu gerakan aktif dari masyarakat, termasuk juga anak muda untuk menjadi bagian sebuah perubahan ke arah yang lebih baik,” papar dia.
Menurut seorang psikolog, Liza Marielly Djaprie, bullying atau perundungan dapat terjadi di mana saja, baik di sekolah, lingkungan sekitar bahkan rumah atau keluarga. “Ada banyak penyebab dari hal ini baik itu dari diri pribadi pelaku seperti di antaranya rasa kesal atau permusuhan, rasa kurang percaya diri, dendam maupun akibat pengaruh negatif dari luar seperti media,” tutur dia.
Name calling juga makin marak di kalangan masyarakat Indonesia yang sangat aktif dalam dunia maya. Ini bahkan terjadi sampai di kalangan anak-anak. “Sayangnya belum ada kesadaran yang kuat dari masyarakat untuk menanggulangi hal tersebut,” imbuh dia.
Pada kesempatan ini hadir pula seorang musisi yang juga seorang ayah, Giring Ganesha. Vokalis Nidji ini secara khusus prihatin terhadap perundungan terkait pemanggilan nama julukan bagi orang lain ini.
“Tentunya saya sendiri yang memiliki anak tidak berkenan jika nama yang merupakan doa kami bagi anak-anak kami menjadi bahan olokan pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Seperti yang kita tahu bahwa anak jaman sekarang semakin pintar dan dekat dengan dunia maya. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk aktif menghentikan tindakan bullying karenanya saya mendukung penuh kegiatan dari Coca-Cola ini. Mari mulai memanggil nama orang lain dengan nama asli mereka masing-masing," kata dia.
Kampanye Rayakan Namamu ini merupakan penutup program Share a Coke yang diadaptasi dari kampanye global Coca-Cola. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam kampanye ini dengan mengganti profil avatar sosial media mereka dan membagikan dukungannya melalui twibbon ke profil Facebook dan Twitter dengan mengakses cokeurl.com/rayakannamamu.
"Kami percaya nama seseorang memiliki keindahan yang perlu terus dihargai dan dirayakan. Karenanya, kami berharap kampanye ini dapat terus digulirkan dan bersama-sama kita dapat ikut menginspirasikan sebuah gerakan yang positif, sekaligus terus menghadirkan kegembiraan di tengah-tengah masyarakat," tutup Suryanto.
(alv)