Deteksi Dini Penyakit Jantung dengan Calsium Scoring
A
A
A
JAKARTA - Penyakit jantung koroner bisa dicegah dan dideteksi dini. Dokter spesialis radiologi intervensi Bethsaida Hospitals, Dr dr Jacub Pandelaki, SpRad(K) menjelaskan, pencegahan dan pendeteksian dini bisa dilakukan dengan pemeriksaan calcium scoring.
Skrining tersebut juga bisa mendeteksi seseorang sebelum berisiko tinggi terserang penyakit jantung koroner. Pemeriksaan calcium scoring sangat bermanfaat karena alat yang digunakan bisa mengetahui lokasi penumpukan kalsium di pembuluh darah koroner jantung.
"Setelah itu akan keluar angka berapa pembuluh darah yang rusak, sehingga dokter jantung dapat segera menilai faktor risiko dan langkah selanjutnya bila dibutuhkan," papar Jacub di Jakarta.
Oleh karena itu, orang Indonesia yang sudah berusia 40 tahun ke atas sebaiknya melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan calcium scoring. Meski demikian, seseorang yang memiliki faktor risiko tinggi penyakit jantung koroner, disarankan melakukan pemeriksaan lebih dini.
Pemicu seseorang mengalami serangan jantung beragam. Dari kolesterol tinggi, asam urat, gula darah tinggi, hipertensi, gaya hirup yang tidak sehat, obesitas, merokok hingga genetik, semuanya berpeluang memicu penyakit tersebut.
"Jenis kelamin karena laki-laki lebih rentan dari perempuan. Tetapi, jumlah kalsium dalam tubuh tidak ada hubungannya dengan pengerasan plak lemak di pembuluh darah jantung koroner," kata dia.
Skrining tersebut juga bisa mendeteksi seseorang sebelum berisiko tinggi terserang penyakit jantung koroner. Pemeriksaan calcium scoring sangat bermanfaat karena alat yang digunakan bisa mengetahui lokasi penumpukan kalsium di pembuluh darah koroner jantung.
"Setelah itu akan keluar angka berapa pembuluh darah yang rusak, sehingga dokter jantung dapat segera menilai faktor risiko dan langkah selanjutnya bila dibutuhkan," papar Jacub di Jakarta.
Oleh karena itu, orang Indonesia yang sudah berusia 40 tahun ke atas sebaiknya melakukan deteksi dini dengan pemeriksaan calcium scoring. Meski demikian, seseorang yang memiliki faktor risiko tinggi penyakit jantung koroner, disarankan melakukan pemeriksaan lebih dini.
Pemicu seseorang mengalami serangan jantung beragam. Dari kolesterol tinggi, asam urat, gula darah tinggi, hipertensi, gaya hirup yang tidak sehat, obesitas, merokok hingga genetik, semuanya berpeluang memicu penyakit tersebut.
"Jenis kelamin karena laki-laki lebih rentan dari perempuan. Tetapi, jumlah kalsium dalam tubuh tidak ada hubungannya dengan pengerasan plak lemak di pembuluh darah jantung koroner," kata dia.
(alv)