Depresi Psikologis Sering Menyertai Penyakit Kronis

Senin, 07 Maret 2016 - 06:20 WIB
Depresi Psikologis Sering...
Depresi Psikologis Sering Menyertai Penyakit Kronis
A A A
HARVARD - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, bahwa jumlah penderita sakit jiwa di seluruh dunia jauh lebih besar dari yang tercatat. Hal ini disebabkan oleh jumlah penderita yang tertutup oleh masalah kesehatan lainnya.

Dilansir dari VOA, para peneliti di Harvard University dan University College London, mengungkapkan bahwa penyakit kejiwaan meliputi 32 persen dari semua jenis kecacatan di seluruh dunia.

Sebelumnya, jumlah penderita sakit jiwa dianggap sekitar 21 persen dari seluruh jenis kecacatan secara global.

Masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit jantung, sindrom nyeri, masalah syaraf dan HIV, sering menderita gangguan kejiwaan yang tidak dikenali oleh para ahli kesehatan.

Selain itu, depresi klinis sering menyertai penyakit-penyakit kronis yang jarang dilaporkan dan diobati.

Psikiater dan peneliti di Fakultas Kesehatan Masyarakat di Harvard, Boston, Daniel Vigo mengatakan bahwa gangguan kejiwaan membahayakan nyawa. Bahkan, mereka yang menderita gangguan jiwa meninggal 30 tahun sebelum rekan sebaya mereka.

"Sebagai gambaran mengenai seriusnya penyakit ini, orang-orang yang sakit jiwa bahkan bisa meninggal sebelum seorang teman sebaya yang menjadi perokok berat," ujar Daniel.

Menurut Daniel, stigma menjadi salah satu penghalang orang dengan gangguan jiwa tidak melakukan pengobatan.

Daniel pun menghimbau pengobatan terhadap kondisi kejiwaan yang ditawarkan pada tingkat layanan kesehatan primer di mana banyak orang yang mengalami berbagai masalah kesehatan lainnya untuk berobat.

"Layanan kesehatan jiwa perlu berkembang dan tidak dianggap sebagai masalah yang terpisah lagi, dan ada sejumlah pengobatan berdasarkan petunjuk yang sedang diujicoba atau diterapkan pada skala yang jauh lebih besar di negara-negara maju maupun berkembang yang menunjukkan cara ini bisa dilakukan," pungkasnya.

Seperti diketahui, perawatan primer atau klinik pengobatan umum mencakup pengobatan dan terapi. Namun, setiap negara harus lebih dahulu mengenali adanya masalah gangguan jiwa di setiap negara.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1458 seconds (0.1#10.140)