Hasil Pemeriksaan Instant Blood Pressure Tidak Akurat
A
A
A
JAKARTA - Aplikasi Instant Blood Pressure, kerap digunakan sejumlah orang untuk memeriksakan tekanan darah. Sekitar 77% pasien tekanan darah tinggi pun mengaku mendapatkan hasil tekanan darah yang normal dari aplikasi tersebut.
Sayangnya, sebuah penelitian menilai, aplikasi tersebut tidaklah akurat. Bahkan, para peneliti mengungkapkan, banyak orang hidup dengan tekanan darah tinggi mendapatkan hasil yang palsu.
"Kami perlu mengedukasi masyarakat yang menggunakan aplikasi untuk berhenti menggunakannya," papar spesialis penyakit dalam dari Johns Hopkins University School of Medicine, Dr Timothy Plante.
Aplikasi yang bisa didownload di app store ini, dibuat oleh perusahaan bernama AuraLife yang dirilis Juni 2014 dan berbayar USD3,99 sekali unduh. Dalam aplikasi tersebut tertulis, jika aplikasi ini hanya digunakan untuk hiburan semata dan bukan peralatan yang disetujui FDA.
Selain itu, di situs perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa aplikasi tersebut bukan pengganti alat pengukur tekanan darah. Namun, banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi tersebut untuk tujuan medis. Para pengguna pun memasang ulasan, bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi.
"Satu pengulas bahkan pernah menjalani transplantasi jantung. Kami tahu masyarakat menggunakannya untuk mengatur sendiri penyakit terkait tekanan darah tinggi," kata Plante yang dilansir dari Live Science.
Dalam penelitian ini, Plante dan koleganya melibatkan 85 orang yang diukur tekanan darah menggunakan pengukur tekanan darah standar dan Instant Blood Pressure. Untuk mengukur tekanan darah menggunakan Instant Blood Pressure, aplikasi harus diletakkan di ujung atas ponsel atau dekat mikrofon di sisi kiri dada, dan telunjuk di atas kamera.
Hasilnya, aplikasi tersebut menunjukkan hasil yang tidak akurat. Aplikasi tersebut kerap mengabaikan tekanan darah tinggi dan memberikan hasil terlalu tinggi untuk tekanan darah rendah. Secara rata-rata app tersebut kurang 12 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan kurang 10 mmHg untuk tekanan darah diastolik.
Sayangnya, sebuah penelitian menilai, aplikasi tersebut tidaklah akurat. Bahkan, para peneliti mengungkapkan, banyak orang hidup dengan tekanan darah tinggi mendapatkan hasil yang palsu.
"Kami perlu mengedukasi masyarakat yang menggunakan aplikasi untuk berhenti menggunakannya," papar spesialis penyakit dalam dari Johns Hopkins University School of Medicine, Dr Timothy Plante.
Aplikasi yang bisa didownload di app store ini, dibuat oleh perusahaan bernama AuraLife yang dirilis Juni 2014 dan berbayar USD3,99 sekali unduh. Dalam aplikasi tersebut tertulis, jika aplikasi ini hanya digunakan untuk hiburan semata dan bukan peralatan yang disetujui FDA.
Selain itu, di situs perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa aplikasi tersebut bukan pengganti alat pengukur tekanan darah. Namun, banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi tersebut untuk tujuan medis. Para pengguna pun memasang ulasan, bahwa mereka memiliki tekanan darah tinggi.
"Satu pengulas bahkan pernah menjalani transplantasi jantung. Kami tahu masyarakat menggunakannya untuk mengatur sendiri penyakit terkait tekanan darah tinggi," kata Plante yang dilansir dari Live Science.
Dalam penelitian ini, Plante dan koleganya melibatkan 85 orang yang diukur tekanan darah menggunakan pengukur tekanan darah standar dan Instant Blood Pressure. Untuk mengukur tekanan darah menggunakan Instant Blood Pressure, aplikasi harus diletakkan di ujung atas ponsel atau dekat mikrofon di sisi kiri dada, dan telunjuk di atas kamera.
Hasilnya, aplikasi tersebut menunjukkan hasil yang tidak akurat. Aplikasi tersebut kerap mengabaikan tekanan darah tinggi dan memberikan hasil terlalu tinggi untuk tekanan darah rendah. Secara rata-rata app tersebut kurang 12 mmHg untuk tekanan darah sistolik dan kurang 10 mmHg untuk tekanan darah diastolik.
(alv)