Hiy ... Hotel di Jepang Ini Hanya Menerima Jenazah

Senin, 02 Mei 2016 - 10:15 WIB
Hiy ... Hotel di Jepang Ini Hanya Menerima Jenazah
Hiy ... Hotel di Jepang Ini Hanya Menerima Jenazah
A A A
TOKYO - Berdiri di tengah permukiman yang damai di Kota Kawasaki di Jepang, sebuah bangunan dengan eksterior perak dan jendela hitam pekat membuat warga sekitar merinding. Mereka menyebut tempat itu aneh dan menakutkan.

Tempat itu sebenarnya adalah hotel. Tapi bukan sembarang hotel. Bernama Sousou, tempat ini adalah hotel jenazah, kamar mayat yang digunakan untuk menyimpan jenazah sembari menanti dikremasi. Mereka terpaksa ditempatkan di hotel ini karena krematorium di Jepang begitu padat.

“Krematorium harusnya dibangun, tapi tidak ada tempatnya dan itu membuat pengungsian pemakaman,” papar Hisao Takegishi, yang membuka bisnis ini pada 2014 kepada Reuters.

Hotel ini punya 10 kamar. Harga sewa per hari mencapai 9.000 yen (Rp1,1 juta) dan mayat bisa “menginap” selama empat hari hingga mereka bisa menemukan krematorium.

Tidak seperti kamar mayat yang menyamar—yang berusaha terlihat seperti hotel, Sousou tidak punya lemari pendingin khusus mayat. Mereka bergantung pada ruangan kamar ber-AC.

Kondisi ini membuat warga Kawasaki tidak senang dengan keberadaan Sousou itu. Dengan spanduk dan placard, mereka mengungkapkan kemarahan atas keberadaan kamar mayat itu.

Yoko Masuzawa, 50, misalnya. Wanita yang tinggal di belakang Sousou itu meminta agar pihak kamar mayat itu menempatkan terali besi ventilasi udara di atas lantai dasar. Tapi, permintaan itu tidak diindahkan.

“Fasilitas itu dibangun terlalu dekat, kurang dari semeter di beberapa tempat,” ujar dia.

Sementara, para pelanggan “hotel” ini berterima kasih kepada tempat itu karena bisa menjaga kerabatnya yang meninggal dunia. “Saya kira ini baik karena keluarga dan kerabat bisa datang dan berkunjung sebelum dia dikirim ke krematorium,” ucap Hirokazu Hosaka, 69, yang “menitipkan” jenazah ibunya di sebuah peti yang dihias di Sousou.

Di Jepang, sekitar 20.000 lebih orang per tahun meninggal dunia. Angka ini diperkirakan akan mencapai sekitar 1,4 juta per tahun pada 2040. Pada saat itu, Jepang hanya akan punya penduduk kurang dari 20 juta orang.

Takegishi, yang dulunya membantu mengatur pernikahan, berusaha memenuhi permintaan yang terus bertambah. Dia berencana membangun hotel mayat ini di kota lain.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8941 seconds (0.1#10.140)