Puasa Turunkan Risiko Terkena Penyakit Tidak Menular
A
A
A
BANDUNG - Berpuasa di bulan Ramadhan sarat akan dampak positif, salah satunya adalah manfaat kesehehatan. Berpuasa secara teratur dan tetap kengonsumsi makanan yang seimbang diyakini mampu menurunkan angka penyakit, terutama penyakit tidak menular.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Miftah Rahman mengungkapkan, pada saat bulan puasa, jumlah penyakit tidak menular semakin turun, seperti diabetes melitus, gangguan kolesterol, asam urat, dan beberapa penyakit metabolisme lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan, selama bulan puasa tubuh dan pola konsumsi seseorang menjadi diatur sedemikian rupa.
"Selain menyebabkan keteraturan, puasa juga membuktikan bahwa ternyata tubuh kita bisa tetap beraktivitas meski hanya makan sehari dua kali aja. Tak hanya itu, tubuh sebenarnya tidak akan lemas jika pada saat konsumsi makanannya tepat. Lemas itu biasanya hanya sugesti saja. Malah saat berpuasa seharusnya seseorang bisa lebih produktif lagi," papar dia.
Dalam satu tahun, selama 11 bulan kita bebas mengonsumsi makanan apa saja dan kapan pun. Namun, di bulan Ramadhan ini, selama 30 hari seseorang dilatih berpuasa.yang juga dijadikan proses menetralkan kelebihan metaboisme. Istilahnya, kata Miftah, tubuh manusia seolah "dicuci" dan dibersihkan selama sebulan ini.
Menurut dia, beberapa kelebihan berpuasa bagi organ tubuh metabolisme, diantaranya bisa menyebabkan perubahan fungsi sel, gen, dan hormon. Saat berpuasa itulah maka terjadi penurunan kadar insulin dan meningkatkan kadar hormon glukagon. Tak hanya itu, bagi mereka yang sedang dalam mass pertumbuhan, berpuasa terbukti bisa meningkatkan groot hormon. Fungsi dari hormon ini adalah untuk mempercepat proses pertumbuhan.
"Hormon ini mendorong pertumbuhan seseorang lebih optimal di usia-usia tumbuh. Sedangkan untuk yang dewasa, hormon ini pun bisa meregenerasi sel tubuh kita dan juga membantu proses pembakaran lemak lebih cepat," katanya.
Hal ini tentu akan berpengaruh pada kadar gula dan lemak dalam tubuh. Berpuasa, kata Miftah, bsa menjadi diet alami bagi para penderita diabetes, asam urat, maupun kolesterol, dengan tetap menjaga asupan makan pada saat sahur dan berbuka.
Keuntungan lainnya dalam berpuasa, yakni bisa menjauhkan seseorang dari penyakit kepikunan parah seperti alzaimer. Menurut dia, berdasarkan penelitian di jurnal-jurnal internasiona, diketahui bahwa Alzheimer dalam prosesnya melewati suatu jalur yang dinamakan jalur dari resistensi insulin. Jalur ini merupakan jalur yang paling sering menyebabkan kegemukan.
Dengan berpuasa, maka diharapkan berat badan akan turun. Bukan otot yang hilang, tetapi berat badan yang turun disebabkan oleh lemak yang hilang. Nah, dengan semakin turunnya kandungan lemak tubuh, maka secara otomatis resistensi insulin juga akan berkurang. Tak hanya itu, pada lemak juga terdapat bagian hormon yang bisa menyebabkan pro radang maupun anti radang. Maka jika dalam kondisi obesitas, maka kemungkinan pro radangnya akan semakin besar.
"Meningkatkan lemak yang pro radang inilah yang menyebabkan gangguan metabolisme. Salah satunya biss menyerang sistem saraf pusat. Untuk itu berpuasa seolah menetralkan kembali kadar hormon.metabolisme tubuh kita yang sudah berlebihan. Maka, berpuasa dalam jangka waktu 30 hari bisa dikatakan sebagai detoksifikasi tubuh kategori sedang, yang bisa anda lakukan secara teratur. Berpuasa selama 30 hari pun akan jauh lebih terasa manfaat perubahan kesehatannya, ketimbang yang hanya beberapa hari," pungkasnya.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Miftah Rahman mengungkapkan, pada saat bulan puasa, jumlah penyakit tidak menular semakin turun, seperti diabetes melitus, gangguan kolesterol, asam urat, dan beberapa penyakit metabolisme lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan, selama bulan puasa tubuh dan pola konsumsi seseorang menjadi diatur sedemikian rupa.
"Selain menyebabkan keteraturan, puasa juga membuktikan bahwa ternyata tubuh kita bisa tetap beraktivitas meski hanya makan sehari dua kali aja. Tak hanya itu, tubuh sebenarnya tidak akan lemas jika pada saat konsumsi makanannya tepat. Lemas itu biasanya hanya sugesti saja. Malah saat berpuasa seharusnya seseorang bisa lebih produktif lagi," papar dia.
Dalam satu tahun, selama 11 bulan kita bebas mengonsumsi makanan apa saja dan kapan pun. Namun, di bulan Ramadhan ini, selama 30 hari seseorang dilatih berpuasa.yang juga dijadikan proses menetralkan kelebihan metaboisme. Istilahnya, kata Miftah, tubuh manusia seolah "dicuci" dan dibersihkan selama sebulan ini.
Menurut dia, beberapa kelebihan berpuasa bagi organ tubuh metabolisme, diantaranya bisa menyebabkan perubahan fungsi sel, gen, dan hormon. Saat berpuasa itulah maka terjadi penurunan kadar insulin dan meningkatkan kadar hormon glukagon. Tak hanya itu, bagi mereka yang sedang dalam mass pertumbuhan, berpuasa terbukti bisa meningkatkan groot hormon. Fungsi dari hormon ini adalah untuk mempercepat proses pertumbuhan.
"Hormon ini mendorong pertumbuhan seseorang lebih optimal di usia-usia tumbuh. Sedangkan untuk yang dewasa, hormon ini pun bisa meregenerasi sel tubuh kita dan juga membantu proses pembakaran lemak lebih cepat," katanya.
Hal ini tentu akan berpengaruh pada kadar gula dan lemak dalam tubuh. Berpuasa, kata Miftah, bsa menjadi diet alami bagi para penderita diabetes, asam urat, maupun kolesterol, dengan tetap menjaga asupan makan pada saat sahur dan berbuka.
Keuntungan lainnya dalam berpuasa, yakni bisa menjauhkan seseorang dari penyakit kepikunan parah seperti alzaimer. Menurut dia, berdasarkan penelitian di jurnal-jurnal internasiona, diketahui bahwa Alzheimer dalam prosesnya melewati suatu jalur yang dinamakan jalur dari resistensi insulin. Jalur ini merupakan jalur yang paling sering menyebabkan kegemukan.
Dengan berpuasa, maka diharapkan berat badan akan turun. Bukan otot yang hilang, tetapi berat badan yang turun disebabkan oleh lemak yang hilang. Nah, dengan semakin turunnya kandungan lemak tubuh, maka secara otomatis resistensi insulin juga akan berkurang. Tak hanya itu, pada lemak juga terdapat bagian hormon yang bisa menyebabkan pro radang maupun anti radang. Maka jika dalam kondisi obesitas, maka kemungkinan pro radangnya akan semakin besar.
"Meningkatkan lemak yang pro radang inilah yang menyebabkan gangguan metabolisme. Salah satunya biss menyerang sistem saraf pusat. Untuk itu berpuasa seolah menetralkan kembali kadar hormon.metabolisme tubuh kita yang sudah berlebihan. Maka, berpuasa dalam jangka waktu 30 hari bisa dikatakan sebagai detoksifikasi tubuh kategori sedang, yang bisa anda lakukan secara teratur. Berpuasa selama 30 hari pun akan jauh lebih terasa manfaat perubahan kesehatannya, ketimbang yang hanya beberapa hari," pungkasnya.
(alv)