Ini Penyebab Pasangan Anda Suka Kirim Ratusan Pesan Teks

Minggu, 19 Juni 2016 - 06:30 WIB
Ini Penyebab Pasangan Anda Suka Kirim Ratusan Pesan Teks
Ini Penyebab Pasangan Anda Suka Kirim Ratusan Pesan Teks
A A A
JAKARTA - Salah satu hal yang membuat sebuah hubungan bisa berjalan dengan baik adalah komunikasi. Di zaman yang serba canggih ini, komunikasi bisa dilakukan setiap saat meski pasangan tidak perlu bertemu. Mereka kini bisa telepon atau pun mengirikan pesan satu sama lain.

Tapi, dengan pesatnya perkembangan teknologi yang ada saat ini, tak semua orang suka mendapatkan kiriman pesan setiap menit dari pasangannya. Nah, jika pasangan Anda mengirimkan pesan kepada Anda lebih dari sekadar mengucapkan selamat pagi, selamat malam, apa yang sedang Anda lakukan atau aku cinta padamu, tapi malah membombardir Anda dengan pesan teks atau chat sepanjang hari tanpa jeda, maka sudah saatnya Anda melambaikan bendera merah, tanda waspada.

Orang-orang yang suka mengirimkan teks kepada orang sepanjang hari—tentang semuanya yang terjadi—adalah seorang pelaku text-blasting. Yang lebih menjengkelkan dari orang seperti ini adalah mereka mengharapkan orang lain merespons pesan mereka.

“Ada beberapa orang yang tidak peduli dengan jadwal sibuk Anda. Satu-satunya motif mereka adalah menjajah ruang pikir pasangan mereka dan terlibat dalam obrolan antah berantah kapanpun itu,” papar seorang psikolog, Nishant Gandhi, seperti dikutip Times of India.

A. Mengapa orang melakukan text-blast?
1. Merasa insecure

Menurut Gandhi, para pelaku text-blasting itu berusaha terus mengingatkan pasangannya mengenai keberadaan mereka dan fakta bahwa mereka terus memikirkan sang pasangan itu setiap saat. Nyatanya, orang-orang ini jadi paranoid kalau pasangan mereka tidak membalas teks mereka sekali waktu.

2. Menjajah ruang pikiran
Ini adalah taktik beberapa orang yang dipakai untuk mengikat pasangan mereka. Orang-orang seperti ini terus menerus mengirikan pesan tentang banyak hal, sehingga benak mereka terjajah dengan pikiran si pasangan itu dan mereka nyaris tidak bisa memikirkan hal lain.

3. Ketidakmampuan untuk bicara
Menurut psikolog klinis Shikha Verma, dalam beberapa kasus, ada masalah murni terhadap seseorang yang tidak mampu bicara langsung atau face to face. Ada sejumlah orang yang kesulitan berbagi pikiran atau mengekspresikan pikiran itu dengan bebas. Dengan tekslah mereka berusaha menyampaikan perasaannya dan itulah mengapa media komunikasi menjadi penting bagi mereka.

4. Menjadi sebuah kebiasaan
Sejumlah orang mulai dan mengakhiri hari mereka dengan melihat layar telepon mereka. Bagi mereka, mengirim teks itu sebuah keharusan. Mereka tidak bisa bertahan tanpanya selama beberapa saat—mereka merasakan keharusan untuk mengirimkan dan menerima pesan teks secara terus menerus dan berharap tetap ngobrol dengan orang-orang sepanjang hari. Tapi, text-blaster melakukannya lebih banyak dengan pasangan mereka.

5. Memberikan kesenangan
Seorang penasihat hubungan, Preeti Nair, menuturkan, ketika ada orang yang baru saja pacaran, maka saling kirim banyak pesan satu sama lain memberi mereka kesenangan. Mereka menikmati obrolan tak berakhir satu dengan yang lain. Melihat notifikasi pesan muncul di layar telepon mereka memberi mereka kesenangan yang amat sangat, kenyataan bahwa mereka terus menerus berada di pikiran satu sama lain membuat mereka bahagia.

6. Memperkuat ikatan
Bagi sebagian orang, text-blasting adalah cara untuk tetap terkoneksi dengan pasangan mereka secara emosional. Mereka merasa dengan terus menerus mengirimkan pesan akan membantu mereka memahami satu sama lain dengan lebih baik. Terus berhubungan satu sama lain di banyak waktu adalah cara mereka memperlihatkan perhatian dan mereka merasa bahwa itu akan meningkatkan ikatan mereka.

B. Bagaimana text-blasting mempengaruhi hubungan?
1. Menimbulkan kejengkelan

Nair menambahkan, meskipun mengirimkan teks terus menerus disarankan untuk sebagian besar pasangan baru; pasangan yang sudah lama berhubungan tidak butuh sejumlah teks untuk pasangan mereka untuk menyampaikan perasaan atau mengungkapkan cinta. Nyatanya, pada titik ini, mendapatkan kiriman teks terus menerus justru bisa membuat orang merasa jengkel dan membuat orang itu tidak bisa menikmati hidup di dunia nyata. Ini juga membuat orang itu tidakbisa berkonsentrasi pada hal penting lainnya.

2. Menyebabkan pengabaian
Menurut Raktim Sen, seorang psikolog klinis, sebagian besar pasangan berusaha untuk tetap berhubungan dengan pasangannya dengan terus menerus menjawab pesan mereka. Tapi, ketika itu jadi sebuah rutinitas, mereka mulai mengabaikan teks itu, bisa dengan membuat alasan atau dengan menjauhinya. Pengabaian ini bisa menjadi bagian hubungan mereka, bahkan ketika mereka sedang bersama, yang kemudian menyebabkan perselisihan di antara mereka.

3. Meningkatkan kesalahpahaman
Sering kali diobservasi bahwa hal-hal yang dikatakan melalui pesan teks menyebabkan lebih banyak kerusakan dari mereka yang berkomunikasi secara langsung. “Itu karena ketika dalam teks, orang tidak memahami nada dan ekspresi si pengirim yang menyebabkan kesalahpahaman. Kami selalu mendorong orang untuk bicara satu sama lain ketimbang mengekspresikan diri mereka dengan teks atau chat,” ujar Neha Rajane, seorang penasihat.

4. Bisa membuat orang lain tercekik
Text-blasting sangat mempengaruhi orang karena tidak membiarkan mereka memikirkan hal lain selain orang yang mengirimkan teks itu kepada mereka secara terus menerus. Ini mencekik orang lain dan bisa menyebabkan orang berhenti mencintai pasangannya karena mereka merasa pasangannya berusaha menjadi tumpukannya.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9545 seconds (0.1#10.140)