DBD Berulang Bisa Sebabkan Kejang-kejang
A
A
A
JAKARTA - Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyakit yang cukup berbahaya bagi setiap orang. Hal ini dikarenakan penyakit tersebut ditularkan oleh virus Dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Medical Advisor GSK Consumer Healthcare Indonesia Ferawati Lie mengatakan, bahwa pasien yang sudah terkena DBD bisa kembali terjangkit penyakit ini. Sebab, penyakit awalnya itu sudah membuka pintu masuk bagi virus berikutnya yang juga disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
"Virusnya ada empat. Sudah pernah sekali, pasti bakalan terkena DBD lagi. Dapat kena satu sampai tiga kali virus lainnya. Karena sudah membuka pintu untuk virus berikutnya," ujar Ferawati kepada Sindonews, di Jakarta.
Lebih lanjut Ia mengatakan, bahwa seringnya terkena DBD akan menyebabkan risiko yang lebih berat. Salah satunya mengalami syok berat atau biasa terjadi kejang-kejang.
"Ini enggak kayak campak sih. Risiko terjadi fase kritis, penderita menjadi syok berat dan kejang-kejang. Sehingga badan lebih lemas," katanya.
Tidak hanya itu, yang membuat penyakit ini berbahaya pada beberapa fase yang dialaminya. Salah satunya, pada fase kritis disitulah yang menentukan pasien akan sembuh atau bisa menyebabkan kematian.
"Yang menyebabkan kematian itu pas masa kritisnya," pungkasnya.
Medical Advisor GSK Consumer Healthcare Indonesia Ferawati Lie mengatakan, bahwa pasien yang sudah terkena DBD bisa kembali terjangkit penyakit ini. Sebab, penyakit awalnya itu sudah membuka pintu masuk bagi virus berikutnya yang juga disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
"Virusnya ada empat. Sudah pernah sekali, pasti bakalan terkena DBD lagi. Dapat kena satu sampai tiga kali virus lainnya. Karena sudah membuka pintu untuk virus berikutnya," ujar Ferawati kepada Sindonews, di Jakarta.
Lebih lanjut Ia mengatakan, bahwa seringnya terkena DBD akan menyebabkan risiko yang lebih berat. Salah satunya mengalami syok berat atau biasa terjadi kejang-kejang.
"Ini enggak kayak campak sih. Risiko terjadi fase kritis, penderita menjadi syok berat dan kejang-kejang. Sehingga badan lebih lemas," katanya.
Tidak hanya itu, yang membuat penyakit ini berbahaya pada beberapa fase yang dialaminya. Salah satunya, pada fase kritis disitulah yang menentukan pasien akan sembuh atau bisa menyebabkan kematian.
"Yang menyebabkan kematian itu pas masa kritisnya," pungkasnya.
(nfl)