IEF Edukasi Desainer Indonesia Lebih Beretika

Selasa, 30 Agustus 2016 - 23:31 WIB
IEF Edukasi Desainer...
IEF Edukasi Desainer Indonesia Lebih Beretika
A A A
JAKARTA - Indonesia Fashion Chamber (IFC) bersama Traya Indonesia akan menggelar International Ethical Fashion (IEF) untuk pertama kalinya. Acara yang mengedukasi desainer Indonesia ini akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 17-20 November 2016.

National Chairman of IFC Ali Charisma mengatakan lebih dari 200 desainer akan tampil di IFC ini. Mereka juga akan mendapat pendidikan agar menghasilkan karya yang lebih baik dan menjadi desainer yang lebih beretika.

"Tujuannya kita ingin mengajarkan desainer membuka matanya bahwa apa yang harus dikejar tidak hanya sekedar materi, tapi kita harus mengerti bahwa ethical itu penting banget. Selain itu, melalui fashion, kita juga ingin meningkatkan perekonomian Indonesia," kata Ali saat jumpa pers IEF di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (30/8/2016).

Hadirnya IEF juga bisa menjadi salah satu wadah bagi para desainer Indonesia untuk terkenal melalui karya yang dibuatnya. Tentunya, dengan membawa budaya Indonesia sebagai ciri khas.

"Kita sangat berharap sebenarnya nanti lahir desainer Indonesia yang besar, desainer yang bisa terkenal di dunia. Jadi bukan terkenal karena Paris Fashion Week, Milan Fashion Week, tapi melalui budaya kita sendiri," ungkapnya.

Beragam desainer dan perajin bahan pun diharapkan bisa menghasilkan koleksi busana ready to wear dengan memperhatikan lingkungan dan sumber daya manusia. Seperti diketahui, limbah pabrik tekstil memberi sumbangan perusak lingkungan terbesar kedua setelah makanan.

Sementara, upah buruh tekstil masih dibayar rendah. Parahnya, hal ini terjadi pada brand fashion ternama yang menjual setiap koleksi mereka dengan harga yang fantastis. Nah, nantinya IEF akan memberi pendidikan dan pengetahuan tentang semua itu lewat seminar ethical fashion, fashion talk, dan fashion show.

"IEF berusaha mengajak desainer untuk membuat koleksi ready to wear karena ready to wear masa depannya lebih bagus. Tentunya dengan memperhatikan lingkungan dan kontennya. Mudah-mudahan kita bisa mempengaruhi industri dan yang sudah menjalankan bisa meninjaunya kembali. Karena (limbah tekstil) bisa merusak kehidupan kalau tidak diperhatikan," pungkasnya.
(tdy)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5281 seconds (0.1#10.140)