Obesitas Sebabkan Gangguan Irama Jantung Hingga Kematian
A
A
A
JAKARTA - Waspadalah jika Anda mengalami obesitas. Pasalnya, penyakit ini tak hanya menyebabkan stroke tapi juga memicu kenaikan volume darah dalam tubuh dan curah jantung sehingga membuat kerja jantung terus meningkat.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA menjelaskan, bahwa meningkatnya tekanan pengisian dalam jantung, penderita obesitas sering mengalami pelebaran dan penebalan otot jantung. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pada fungsi jantung dalam melakukan pompa jantung atau pun dalam hal pengisian jantungnya.
"Penebalan otot jantung dapat mengakibatkan gangguan kelistrikan pompa jantung. Jantung berdetak begitu cepat, penyebaran darah ke organ-organ di tubuh menjadi tidak merata dan menyebabkan kematian mendadak," papar dr Ario saat acara Hari Jantung Sedunia di Wisma Harapan Kita Bidakara, Rabu (28/9/2016).
Kondisi ini umunya disebut sebagai gangguan jantung yang ganas atau tachycardia. Selain itu, gangguan irama jantung ganas juga menyebabkan kerusakan sel di bagian jantung yang berakibat kematian akibat penyakit jantung koroner dan gagal jantung.
"Kelainan ini dapat menimbulkan keluhan sesak napas ataupun dada terasa berat yang seringkali dianggap biasa oleh masyarakat. Apabila tidak mendapatkan intervensi atau penanganan medis yang tepat, maka hal ini dapat meningkatkan risiko kematian," kata dia.
Baca Juga: Wahid Penderita Obesitas Meninggal, sang Ibu Ikhlas
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), dr BRM Ario Soeryo Kuncoro, SpJP(K), FIHA menjelaskan, bahwa meningkatnya tekanan pengisian dalam jantung, penderita obesitas sering mengalami pelebaran dan penebalan otot jantung. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pada fungsi jantung dalam melakukan pompa jantung atau pun dalam hal pengisian jantungnya.
"Penebalan otot jantung dapat mengakibatkan gangguan kelistrikan pompa jantung. Jantung berdetak begitu cepat, penyebaran darah ke organ-organ di tubuh menjadi tidak merata dan menyebabkan kematian mendadak," papar dr Ario saat acara Hari Jantung Sedunia di Wisma Harapan Kita Bidakara, Rabu (28/9/2016).
Kondisi ini umunya disebut sebagai gangguan jantung yang ganas atau tachycardia. Selain itu, gangguan irama jantung ganas juga menyebabkan kerusakan sel di bagian jantung yang berakibat kematian akibat penyakit jantung koroner dan gagal jantung.
"Kelainan ini dapat menimbulkan keluhan sesak napas ataupun dada terasa berat yang seringkali dianggap biasa oleh masyarakat. Apabila tidak mendapatkan intervensi atau penanganan medis yang tepat, maka hal ini dapat meningkatkan risiko kematian," kata dia.
Baca Juga: Wahid Penderita Obesitas Meninggal, sang Ibu Ikhlas
(alv)