IKKON Bantu Kembangkan Potensi Daerah yang Dimiliki
A
A
A
SAWAHLUNTO - Salah satu program Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) sukses digelar di Sawahlunto, Pandang, Sumatera Barat. Acara yang digelar sejak Jumat (7/10/2016) hingga Minggu (9/10/2016) ini bertujuan untuk mengembangkan potensi yang di miliki di setiap daerah.
"Kegiatan ini berkolaborasi dengan desainer Jakarta dan lokal yang diharapkan bisa berdampak positif bagi munculnya karya-karya atau produk-produk baru yang memiliki nilai tambah tanpa menghilangkan keunikan ciri lokal," papar Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif, Dra Poppy Savitri kepada Sindonews di Sawahlunto.
Selama tiga bulan, desainer dari Jakarta yang merupakan peserta IKKON memberikan pembekalan yang berfokus pada Tenun Silungkang dan Payung Kote Talawi. Mereka mengajarkan masyarakat setempat untuk berinovasi seperti, Tenun Silungkang yang diaplikasikan pada kaus, aksesoris, tikar hingga kursi. Payung Kote Talawi dikembangkan menjadi lampu dan dibuat menggunakan serat alam.
"Kami banyak menemukan motif tua yang sangat indah, namun hampir semuanya belum mampu termanfaatkan dengan baik oleh pengrajin, sebagai pembeda dalam menerobos segmentasi pasar kerajinan tenun. Karena kebiasaan pengrajin berproduksi sesuai selera pemesan kain tenun yang belum mampu mengikuti trend pasar tekstil secara luas," kata desainer busana sekaligus peserta IKKON, Bunga Natasya.
Selain dua hal tersebut, ada juga benang limbah tenun yang dimanfaatkan menjadi tempat pensil, sarung bantal serta hiasan dinding, batu bara menjadi patung, kalung dan alat pewarnaan kaus, ayaman bambu menjadi packaging hingga aplikasi untuk mengetahui peta dan teknologi dari Sawahlunto.
"Setelah proses kolaborasi selesai, peserta mensosialisasikan hasil-hasil dari Program IKKON melalui pameran di lokasi masing-masing yang difasilitasi oleh Pemda, Kementerian dan instansi-instansi lain untuk melakukan tindak lanjut terhadap hasil-hasil dari Program IKKON tersebut. Kita juga akan meninjau kembali perkembangan dari apa yang telah dilakukan," jelasnya.
Dengan beragam pembinaan yang diberikan, hadirnya IKKON dinilai mampu mengurangi angka pengangguran, mempercepat peningkatan kualitas produk lokal yang kreatif. Poppy pun berharap, kolaborasi ini bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas serta memberikan wadah bagi para desainer lokal untuk menggali inspirasi baru dalam berkarya dari kekayaan budaya yang dimiliki.
"Para desainer terpilih diharapkan dapat membuka pandangan baru terhadap pengembangan potensi lokal. Ini bisa menjadi salah satu langkah untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Kita bantu dengan mengembangkan apa yang sudah ada dimiliki, dengan begitu, bisa mengurangi angka pengangguran yang ada," tandas Poppy.
Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif meluncurkan program IKKON 2016 yang dilaksanakan di lima daerah. Yaitu Sawahlunto, Sumatera Barat dengan kain tenun, Lampung (tapis), Brebes (batik), Rembang (batik), dan Ngada, Flores dengan tenunnya.
"Kegiatan ini berkolaborasi dengan desainer Jakarta dan lokal yang diharapkan bisa berdampak positif bagi munculnya karya-karya atau produk-produk baru yang memiliki nilai tambah tanpa menghilangkan keunikan ciri lokal," papar Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif, Dra Poppy Savitri kepada Sindonews di Sawahlunto.
Selama tiga bulan, desainer dari Jakarta yang merupakan peserta IKKON memberikan pembekalan yang berfokus pada Tenun Silungkang dan Payung Kote Talawi. Mereka mengajarkan masyarakat setempat untuk berinovasi seperti, Tenun Silungkang yang diaplikasikan pada kaus, aksesoris, tikar hingga kursi. Payung Kote Talawi dikembangkan menjadi lampu dan dibuat menggunakan serat alam.
"Kami banyak menemukan motif tua yang sangat indah, namun hampir semuanya belum mampu termanfaatkan dengan baik oleh pengrajin, sebagai pembeda dalam menerobos segmentasi pasar kerajinan tenun. Karena kebiasaan pengrajin berproduksi sesuai selera pemesan kain tenun yang belum mampu mengikuti trend pasar tekstil secara luas," kata desainer busana sekaligus peserta IKKON, Bunga Natasya.
Selain dua hal tersebut, ada juga benang limbah tenun yang dimanfaatkan menjadi tempat pensil, sarung bantal serta hiasan dinding, batu bara menjadi patung, kalung dan alat pewarnaan kaus, ayaman bambu menjadi packaging hingga aplikasi untuk mengetahui peta dan teknologi dari Sawahlunto.
"Setelah proses kolaborasi selesai, peserta mensosialisasikan hasil-hasil dari Program IKKON melalui pameran di lokasi masing-masing yang difasilitasi oleh Pemda, Kementerian dan instansi-instansi lain untuk melakukan tindak lanjut terhadap hasil-hasil dari Program IKKON tersebut. Kita juga akan meninjau kembali perkembangan dari apa yang telah dilakukan," jelasnya.
Dengan beragam pembinaan yang diberikan, hadirnya IKKON dinilai mampu mengurangi angka pengangguran, mempercepat peningkatan kualitas produk lokal yang kreatif. Poppy pun berharap, kolaborasi ini bisa meningkatkan kreativitas dan produktivitas serta memberikan wadah bagi para desainer lokal untuk menggali inspirasi baru dalam berkarya dari kekayaan budaya yang dimiliki.
"Para desainer terpilih diharapkan dapat membuka pandangan baru terhadap pengembangan potensi lokal. Ini bisa menjadi salah satu langkah untuk membuka lapangan pekerjaan baru. Kita bantu dengan mengembangkan apa yang sudah ada dimiliki, dengan begitu, bisa mengurangi angka pengangguran yang ada," tandas Poppy.
Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif meluncurkan program IKKON 2016 yang dilaksanakan di lima daerah. Yaitu Sawahlunto, Sumatera Barat dengan kain tenun, Lampung (tapis), Brebes (batik), Rembang (batik), dan Ngada, Flores dengan tenunnya.
(nfl)