Gejala Post Traumatic Stress Disorder yang Harus Diketahui
A
A
A
JAKARTA - Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian Psikiatri Dr dr Nurmiati Amir SpKJ(K) menjelaskan, bahwa berbagai gangguan jiwa bisa terjadi setelah bencana (stressor) psikososial. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau stres akut merupakan gangguan jiwa yang paling sering ditemui setelah peristiwa traumatik.
"Nah ada beberapa gejala yang muncul selama satu bulan setelah seseorang mengalami stres akut yang menunjukkan gejala PTSD," papar dr Nurmiati di Jakarta.
Gejala tersebut adalah gejala intrusi tentang stressor psikosisoal yang mudah datang. Di mana gambaran peristiwa tersebut masuk kembali ke memori. Umumnya penderita akan selalu menghindari segala sesuatu yang terkait dengan bencana psikosial tersebut. Seperti korban tsunami yang berusaha menghindari masuk ke kamar mandi.
Pasalnya, ketika melihat air ia akan terus teringat bencana tsunami yang dialami. Tak hanya itu, orang dengan PTSD juga akan terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
"Pada korban tsunami, ada yang berpikir terus coba saja dia balik ke rumah, tidak pergi naik motor, anak dan keluarganya bisa diselamatkan. Jadi dia cenderung menyalahkan dirinya sendiri," jelasnya.
Ada juga gejala distorsi kognitif menetap dan hilang minat untuk melakukan aktivitas. Mereka juga akan merasa terpisah dengan lingkungan. Bahkan, tidak memiliki kemampuan merasakan emosi positif seperti, perasaan nikmat, puas dan bahagia. PTSD juga memiliki gejala yang cenderung mudah marah, waspada berlebihan, dan cenderung merusak diri sendiri.
Gejala lainnya bisa ditunjukkan dengan mudah kaget. Menurut dr Eti, penderita PTSD mendengar sesuatu yang jatuh bisa merasa kaget luar biasa. Ini dikarenakan merasa bencana yang pernah dialami akan datang kembali. "Mereka juga mengalami konsentrasi buruk dan tidak bisa tidur karena adanya mimpi buruk berulang sehingga seperti berada lagi di kondisi tersebut," pungkasnya.
"Nah ada beberapa gejala yang muncul selama satu bulan setelah seseorang mengalami stres akut yang menunjukkan gejala PTSD," papar dr Nurmiati di Jakarta.
Gejala tersebut adalah gejala intrusi tentang stressor psikosisoal yang mudah datang. Di mana gambaran peristiwa tersebut masuk kembali ke memori. Umumnya penderita akan selalu menghindari segala sesuatu yang terkait dengan bencana psikosial tersebut. Seperti korban tsunami yang berusaha menghindari masuk ke kamar mandi.
Pasalnya, ketika melihat air ia akan terus teringat bencana tsunami yang dialami. Tak hanya itu, orang dengan PTSD juga akan terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
"Pada korban tsunami, ada yang berpikir terus coba saja dia balik ke rumah, tidak pergi naik motor, anak dan keluarganya bisa diselamatkan. Jadi dia cenderung menyalahkan dirinya sendiri," jelasnya.
Ada juga gejala distorsi kognitif menetap dan hilang minat untuk melakukan aktivitas. Mereka juga akan merasa terpisah dengan lingkungan. Bahkan, tidak memiliki kemampuan merasakan emosi positif seperti, perasaan nikmat, puas dan bahagia. PTSD juga memiliki gejala yang cenderung mudah marah, waspada berlebihan, dan cenderung merusak diri sendiri.
Gejala lainnya bisa ditunjukkan dengan mudah kaget. Menurut dr Eti, penderita PTSD mendengar sesuatu yang jatuh bisa merasa kaget luar biasa. Ini dikarenakan merasa bencana yang pernah dialami akan datang kembali. "Mereka juga mengalami konsentrasi buruk dan tidak bisa tidur karena adanya mimpi buruk berulang sehingga seperti berada lagi di kondisi tersebut," pungkasnya.
(nfl)