Pentingnya Perawatan Paliatif untuk Pasien Kanker Anak
A
A
A
JAKARTA - Tak hanya pasien kanker dewasa, pemberian perawatan paliatif juga dibutuhkan anak dengan kanker. Ketua Masyarakat Paliatif Indonesia, dr Siti Anissa Nuhonni, SpKFR menjelaskan, bahwa perawatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap pasien.
Menurut dokter yang akrab disapa dr Honni ini, kanker yang dialami anak memberikan dampak yang sangat besar. Salah satunya menggangu proses tumbuh kembang yang berakibat memengaruhi kualitas hidupnya.
"Pasien kanker anak itu juga kan mendapat kemoterapi, radioterapi, yang efek sampingnya sangat tidak menyenangkan. Padahal dia juga masih mau untuk main, untuk belajar, untuk sekolah sama teman-temannya, yang sulit dilakukan kalau yang dirasakan sakit, nyeri, mual dan muntah," papar dr Honni dalam temu media Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, di Bebek Bengil, Jakarta.
Pemberian perawatan paliatif dinilai mampu menghilangkan beragam keluhan yang dirasakan anak selama menjalani pengobatan. Keluhan tersebut mulai dari rasa sakit, mual, nyeri, hingga muntah. Dengan begitu, pasien bisa menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik.
"Dan kalaupun pasien kanker anak nantinya meninggal, kita tidak ingin ia meninggal dalam gusar, dalam sakit, tapi dengan senyum dan dengan iman," pungkasnya.
Menurut dokter yang akrab disapa dr Honni ini, kanker yang dialami anak memberikan dampak yang sangat besar. Salah satunya menggangu proses tumbuh kembang yang berakibat memengaruhi kualitas hidupnya.
"Pasien kanker anak itu juga kan mendapat kemoterapi, radioterapi, yang efek sampingnya sangat tidak menyenangkan. Padahal dia juga masih mau untuk main, untuk belajar, untuk sekolah sama teman-temannya, yang sulit dilakukan kalau yang dirasakan sakit, nyeri, mual dan muntah," papar dr Honni dalam temu media Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia, di Bebek Bengil, Jakarta.
Pemberian perawatan paliatif dinilai mampu menghilangkan beragam keluhan yang dirasakan anak selama menjalani pengobatan. Keluhan tersebut mulai dari rasa sakit, mual, nyeri, hingga muntah. Dengan begitu, pasien bisa menjalani hidupnya dengan kualitas yang lebih baik.
"Dan kalaupun pasien kanker anak nantinya meninggal, kita tidak ingin ia meninggal dalam gusar, dalam sakit, tapi dengan senyum dan dengan iman," pungkasnya.
(nfl)