Berekspresi, Artis Indonesia Buat Teatrikal Manusia Istana
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah artis siap memperlihatkan pertunjukkan teatirikal puisi berjudul Manusia Istana. Pementasan karya Radhar Panca Dhana yang bekerja sama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation ini mengangkat beragam peristiwa yang terjadi di Indonesia.
"Seperti karya saya lainnya, ini adalah bagian dari ekspresi kita bersama dari pekerja seni soal kegelisahan rasa yang ada sama negri ini. Di sini kita mengajak politisi dan elit untuk menentukan kehidupan kita sebagai bangsa. Mengajak semua untuk duduk bersama berdiskusi melalui seni budaya. Karena kebudayaan itu yang menyatukan kita," kata Radhar Panca Dhana saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Artis yang terlibat yakni Olivia Zalianty yang merangkap produser, Cornelia Agatha, Marcella Zalianty, dan Maudy Koesnaedi.
"Saya membantu mas Radar untuk memproduseri pertunjukan ini. Ini juga berdasarkan kegelisahan saya tentang pemerintahan, bisa dibilang protes, tapi saya bukan demostran jadi melalui seni. Saya mengajak elit dan politisi berpolitik secara kultural," kata Oliva Zalianty.
Beberapa puisi tak hanya dibacakan, tapi juga akan diekspresikan dalam bentuk lagu oleh Slank dan Toni Q Rastafara. Dalam pertunjukkan kali ini, seniman wanita akan membacakan masing-masing 2 puisi dengan gaya dan karakter masing-masing.
"Yang kita bawaian itu puisi Kabut Sebuah Negeri. Alhamdulillah kemarin Slank baru dapet wangsit dan sudah jadi satu lagu. Tadinya dikasih ada 3 judul dan kita pilih salah satu yang lebih aktual seperti kondisi sekarang dan kita aransemen bersama-sama. Kita buat enggak lebih 2 jam dan langsung bisa direkam," kata Ivan Slank.
Sementara, pembacaan puisi akan diperkuat dengan elemen-elemen dramaturgis khas pertunjukan teater mulai, tata panggung, pencahayaan computerized, lantunan musik bernuansa orkestra tradisional hingga teknologi video mapping yang akan memperkuat suasana atau atmosfir panggung.
"Puisi ini ekspresi kehawatiran, keprihatian yang diungkapkan dari kesenian. Diharapkan sebagai pemerhati dan memahami keadaan masyarakat dan keadaan negara ini. Kita mencoba mengekspresikannya. Saya rasa kalau bangsa bisa berdialog dengan cara ini saya yakin akan menjadi bangsa yang baik," kata Marcella.
Pertunjukan yang diproduksi Teater Kosong bekerja sama dengan OZ Production dan Kansi Production ini akan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada, Sabtu (28/1/2017). Untuk tiket dibandrol mulai Rp750 ribu untuk VIP, Rp500 ribu untuk kelas I, Rp300 ribu untuk regular, dan Rp75 ribu untuk pelajar atau mahasiswa.
"Seperti karya saya lainnya, ini adalah bagian dari ekspresi kita bersama dari pekerja seni soal kegelisahan rasa yang ada sama negri ini. Di sini kita mengajak politisi dan elit untuk menentukan kehidupan kita sebagai bangsa. Mengajak semua untuk duduk bersama berdiskusi melalui seni budaya. Karena kebudayaan itu yang menyatukan kita," kata Radhar Panca Dhana saat jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Artis yang terlibat yakni Olivia Zalianty yang merangkap produser, Cornelia Agatha, Marcella Zalianty, dan Maudy Koesnaedi.
"Saya membantu mas Radar untuk memproduseri pertunjukan ini. Ini juga berdasarkan kegelisahan saya tentang pemerintahan, bisa dibilang protes, tapi saya bukan demostran jadi melalui seni. Saya mengajak elit dan politisi berpolitik secara kultural," kata Oliva Zalianty.
Beberapa puisi tak hanya dibacakan, tapi juga akan diekspresikan dalam bentuk lagu oleh Slank dan Toni Q Rastafara. Dalam pertunjukkan kali ini, seniman wanita akan membacakan masing-masing 2 puisi dengan gaya dan karakter masing-masing.
"Yang kita bawaian itu puisi Kabut Sebuah Negeri. Alhamdulillah kemarin Slank baru dapet wangsit dan sudah jadi satu lagu. Tadinya dikasih ada 3 judul dan kita pilih salah satu yang lebih aktual seperti kondisi sekarang dan kita aransemen bersama-sama. Kita buat enggak lebih 2 jam dan langsung bisa direkam," kata Ivan Slank.
Sementara, pembacaan puisi akan diperkuat dengan elemen-elemen dramaturgis khas pertunjukan teater mulai, tata panggung, pencahayaan computerized, lantunan musik bernuansa orkestra tradisional hingga teknologi video mapping yang akan memperkuat suasana atau atmosfir panggung.
"Puisi ini ekspresi kehawatiran, keprihatian yang diungkapkan dari kesenian. Diharapkan sebagai pemerhati dan memahami keadaan masyarakat dan keadaan negara ini. Kita mencoba mengekspresikannya. Saya rasa kalau bangsa bisa berdialog dengan cara ini saya yakin akan menjadi bangsa yang baik," kata Marcella.
Pertunjukan yang diproduksi Teater Kosong bekerja sama dengan OZ Production dan Kansi Production ini akan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada, Sabtu (28/1/2017). Untuk tiket dibandrol mulai Rp750 ribu untuk VIP, Rp500 ribu untuk kelas I, Rp300 ribu untuk regular, dan Rp75 ribu untuk pelajar atau mahasiswa.
(tdy)