Bebek Talu, Nikmatnya Menu Bebek dengan Bumbu Khas Kalimantan

Rabu, 25 Januari 2017 - 16:18 WIB
Bebek Talu, Nikmatnya...
Bebek Talu, Nikmatnya Menu Bebek dengan Bumbu Khas Kalimantan
A A A
YOGYAKARTA - Bebek, sejenis unggas ini kini mulai digemari oleh para pecinta kuliner yang ada di Yogyakarta. Meskipun terkadang embel-embel kolesterol selalu menyertainya karena kandungan kolesterol dagingnya dinilai cukup banyak, namun ternyata pecinta kuliner ini masih cukup banyak.

Bahkan, restoran-restoran ataupun warung makan dengan menu utama daging bebek terus bermunculan. Berbagai kreasi banyak ditampilkan dengan menggunakan kombinasi menu dan juga bumbu selalu menyertai setiap masakan bebek yang diperkenalkan masing-masing warung makan.

Salah satu Syani, salah satu pengusaha di Yogyakarta pun kini melirik usaha kuliner dengan menu utama masakan dari bebek. Sejak 10 Januari 2017 yang lalu, ia mulai membuka restoran Bebek Talu De Brim. Nama De Brim sendiri sebenarnya berasal dari lokasi restoran tersebut karena memang berada tepat di depan mako Brimob Baciro.

"De Brim itu sebenarnya Depan Brimob, biar gampang saja," tuturnya.

Dia lantas mengisahkan awal mulai membuat restoran menu utama bebek tersebut. Dengan konsep modern minimalis, ia sengaja mempersembahkan restoran tersebut untuk ibu mertuanya tercinta. Ibunya sendiri telah ia bukakan sebuah gerai Martha Tilaar di sebuah pusat perbelanjaan.

Wanita keturunan ini sengaja memilih untuk membuatkan ibu mertuanya restoran karena tahu jika ibu mertuanya, Anik (63) memiliki hobi memasak, dan setiap masakan yang diolah oleh ibu mertuanya tersebutmenurutnya sangat enak. Ia lantas kepikiran untuk membukakan usaha ibu mertuanya restoran dengan mengaplikasikan bumbu tradisional.

Ia pun mencoba meminta ibunya untuk memasak bebek dengan bumbu Talu, sebuah masakan khas dari Kalimantan. Masakan Talu sendiri di Kalimantan sebenarnya sangat jarang ditemui. Oleh karena itu, ia sengaja membuka restoran ini juga untuk melestarikan menu masakan Talu tersebut.

Meskipun masakan Talu, tetapi Syani mengklaim rasanya akan sangat berbeda dengan talu-talu lainnya. Resep keluarga peninggalan nenek moyang memang coba ia terapkan di masakannya, agar memberi nuansa yang berbeda pada masakan khas bebek tersebut. Citarasa bebek yang dipadu dengan resep talu dari keluarganya tersebut menjadi sesuatu pembeda bebek Talu dengan yang lainnya.

"Kami juga ingin agar orang atau keluarga lain turut menikmati rahasia dapur keluarga kami," tandasnya.

Untuk memasaknya pun sebenarnya mudah, karena bebek dengan berat sekitar 1,2 kg dipotong-potong kecil sesuai dengan selera. Setelah itu, bawang putih dan bumbu lainnya disangrai lantas diberi air. Setelah diberi bumbu rahasia keluarganya, bebek tersebut dimasukkan dalam sebuah wadah.

Bebek tersebut kemudian diungkep untuk menghasilkan daging yang empuk dan bumbu yang dituangkan agar meresap ke dalam daging. Daging yang sudah dibumbui tersebut selanjutnya diungkep sekitar 1-2 jam. Setelah masak bebek tersebur disajikan setelah sebelumnya digoreng.

"Di sini juga ada soto Bebek. Jadi yang suka kuah biasa menikmati bebek dalam bentuk soto,"cterangnya.

Selain menyajikan berbagai menu bebek lainnya, ia juga mengemas restorannya untuk segala umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Sehingga, siapapun bias menikmati menu bebek di restoran tersebut tanpa terbatas umur dan usia.

Untuk lebih menarik lagi, ia juga membuat spot selfie di salah satu sudut restoran yang berkapasitas 100 orang ini.

Salah seorang pengunjung, Nuri, mengaku tertarik dengan menu Talu tersebut, karena baru ada satu-satunya di Yogyakarta. Ia mengaku pernah beberapa kali ke Kalimantan dan menikmati sajian menu Talu. Untuk mengobati rasa kangennya tersebut, ia menyempatkan diri mencoba menu baru di Yogyakarta tersebut.

"Pokoknya enak, jadi pingin ke sini lagi lain kali," ujarnya.
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6846 seconds (0.1#10.140)