Amanda Bawa Tenun Baduy Hingga London Fashion Week
A
A
A
JAKARTA - Desainer Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya di industri fashion international. Melalui brand LEKAT, Amanda Indah Lestari akan memamerkan Tenun Baduy di pagelaran busana London Fashion Week Fall/Winter 2017.
Sebanyak 24 koleksi akan ditampilkan di dua sesi, yakni Fashion Scout (20 Februari) dan International Fashion Showcase (17-21 Februari). Di mana 12 di antaranya merupakan hasil kolaborasinya dengan desainer tekstil asal Inggris, Billie Jacobina. Seperti diketahui, keterlibatan Lekat di ajang bergengsi ini berkat kolaborasi Jakarta Fashion Week (JFW) dan British Fashion Council melalui program inkubasi Indonesia Fashion Forward (IFF).
"Ini pertamakalinya saya mempresentasikan koleksi di pekan mode sekaliber London Fashion Week. LEKAT kan permainan warnanya banyak, dia lebih banyak mainin patchwork, mainin fringe. Keunikan tenun baduy itu, dengan motif geometris jadi permainan warnanya lebih gampang," papar Amanda saat jumpa pers di butik Lekat, Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Dengan tajuk Moments: Reserved, Amanda menyulap Tenun Baduy menjadi busana urban dengan sentuhan edgy dari Billie yang terinspirasi dari kekuatan tangan perempuan dari Baduy. Busana ready to wear ini dinilai sesuai dengan selera pasar masyarakat Inggris. Seperti halnya, dress dengan aksen keliman, cropped top yang dipadu dengan kulot dan dipermanis dengan beberapa tambalan.
"Pengaruh Billy, lebih ke style kasih sentuhan edgy lebih young. Susah nyatuin ide di kepala dua berbeda. Karena waktunya mepet, tapi menarik sih karena dia punya pandangan sendiri. Dia banyak mainin pop art color, pattern nggak umum. Tapi dia bawa nafas segar," jelasnya.
Untuk menyiapkan ini semua, diakui Amanda dirinya membutuhkan waktu selama enam bulan. Kendati demikian, tak ada kesulitan yang berarti baginya. "Enam bulan, kesulitannya nunggu bahan tenun Baduy. Teknis seperti komunikasi dengan tim di London," ungkapnya.
Menariknya, perjalanan LEKAT dari Jakarta menuju London juga akan dituangkan dalam fashion documentary film atau film dokumenter yang akan digarap oleh sutradara kenamaan Indonesia, Nia Dinata. Film ini pun bisa disaksikan satu bulan setelah LEKAT kembali dari London.
"Kami akan memproduksi fashion documentary film dari mulai persiapan di Indonesia sampai di London Fashion Week. Satu bulan setelah kembali dari London, fashion documentary film ini akan dipertontonkan di hadapan publik, di ruang-ruang screening film. Lalu dapat diakses secara digital di platform VISIONAIRE," kata Nia.
Sebanyak 24 koleksi akan ditampilkan di dua sesi, yakni Fashion Scout (20 Februari) dan International Fashion Showcase (17-21 Februari). Di mana 12 di antaranya merupakan hasil kolaborasinya dengan desainer tekstil asal Inggris, Billie Jacobina. Seperti diketahui, keterlibatan Lekat di ajang bergengsi ini berkat kolaborasi Jakarta Fashion Week (JFW) dan British Fashion Council melalui program inkubasi Indonesia Fashion Forward (IFF).
"Ini pertamakalinya saya mempresentasikan koleksi di pekan mode sekaliber London Fashion Week. LEKAT kan permainan warnanya banyak, dia lebih banyak mainin patchwork, mainin fringe. Keunikan tenun baduy itu, dengan motif geometris jadi permainan warnanya lebih gampang," papar Amanda saat jumpa pers di butik Lekat, Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Dengan tajuk Moments: Reserved, Amanda menyulap Tenun Baduy menjadi busana urban dengan sentuhan edgy dari Billie yang terinspirasi dari kekuatan tangan perempuan dari Baduy. Busana ready to wear ini dinilai sesuai dengan selera pasar masyarakat Inggris. Seperti halnya, dress dengan aksen keliman, cropped top yang dipadu dengan kulot dan dipermanis dengan beberapa tambalan.
"Pengaruh Billy, lebih ke style kasih sentuhan edgy lebih young. Susah nyatuin ide di kepala dua berbeda. Karena waktunya mepet, tapi menarik sih karena dia punya pandangan sendiri. Dia banyak mainin pop art color, pattern nggak umum. Tapi dia bawa nafas segar," jelasnya.
Untuk menyiapkan ini semua, diakui Amanda dirinya membutuhkan waktu selama enam bulan. Kendati demikian, tak ada kesulitan yang berarti baginya. "Enam bulan, kesulitannya nunggu bahan tenun Baduy. Teknis seperti komunikasi dengan tim di London," ungkapnya.
Menariknya, perjalanan LEKAT dari Jakarta menuju London juga akan dituangkan dalam fashion documentary film atau film dokumenter yang akan digarap oleh sutradara kenamaan Indonesia, Nia Dinata. Film ini pun bisa disaksikan satu bulan setelah LEKAT kembali dari London.
"Kami akan memproduksi fashion documentary film dari mulai persiapan di Indonesia sampai di London Fashion Week. Satu bulan setelah kembali dari London, fashion documentary film ini akan dipertontonkan di hadapan publik, di ruang-ruang screening film. Lalu dapat diakses secara digital di platform VISIONAIRE," kata Nia.
(nfl)