Chelsea Islan Melihat Sosok Kartini Ada di Diri Ibu
A
A
A
MOMEN Hari Kartini benar-benar diresapi oleh Chelsea Islan. Ia pun merasakan perjuangan R A Kartini sama seperti yang dilakukan ibunya.
Apa persamaannya? "Sosok Kartini yang setiap hari aku lihat adalah Ibuku, Ibu yang telah melahirkan dan mendidik aku hingga sampai di titik ini," katanya.
Meski lahir di generasi milenia, tak berarti Chelsea tak mengenal Kartini. Ia sangat mengenal wanita yang telah menerobos ketabuan. Tak heran ketika ia dipercaya membacakan surat Kartini dalam sebuah acara, peraih Actress of the Year Indonesian Choice Awards 2015 itu begitu antusias.
"Surat yang aku bawakan tadi memang tidak ada judulnya. Surat itu adalah salah satu surat yang menceritakan kebahagiaan perempuan pada masa itu ketika diperbolehkan mengajar dan mendapat hak melanjutkan pendidikan dari orang tua," ungkapnya.
Dari surat tanpa judul itu, ia belajar banyak hal. Salah satunya adalah tentang kontribusi perempuan dalam proses peradaban. "Tulisan tersebut bisa dibilang diary Kartini, curahan hati Kartini. Dari tulisan yang tadi perlu digarisbawahi bahwa perempuan merupakan salah satu faktor mengapa sebuah peradaban dapat maju. Tanpa perempuan, itu semua tidak akan terjadi," jelas putri dari Indra Budianto dan Samantha Barbara ini.
Khusus kepada Tabloid GENIE Edisi No.31/XIII/2017 yang terbit Kamis (20/4/2017), Chelsea menceritakan kesan terhadap sosok Kartini.
Apa persamaannya? "Sosok Kartini yang setiap hari aku lihat adalah Ibuku, Ibu yang telah melahirkan dan mendidik aku hingga sampai di titik ini," katanya.
Meski lahir di generasi milenia, tak berarti Chelsea tak mengenal Kartini. Ia sangat mengenal wanita yang telah menerobos ketabuan. Tak heran ketika ia dipercaya membacakan surat Kartini dalam sebuah acara, peraih Actress of the Year Indonesian Choice Awards 2015 itu begitu antusias.
"Surat yang aku bawakan tadi memang tidak ada judulnya. Surat itu adalah salah satu surat yang menceritakan kebahagiaan perempuan pada masa itu ketika diperbolehkan mengajar dan mendapat hak melanjutkan pendidikan dari orang tua," ungkapnya.
Dari surat tanpa judul itu, ia belajar banyak hal. Salah satunya adalah tentang kontribusi perempuan dalam proses peradaban. "Tulisan tersebut bisa dibilang diary Kartini, curahan hati Kartini. Dari tulisan yang tadi perlu digarisbawahi bahwa perempuan merupakan salah satu faktor mengapa sebuah peradaban dapat maju. Tanpa perempuan, itu semua tidak akan terjadi," jelas putri dari Indra Budianto dan Samantha Barbara ini.
Khusus kepada Tabloid GENIE Edisi No.31/XIII/2017 yang terbit Kamis (20/4/2017), Chelsea menceritakan kesan terhadap sosok Kartini.
(bbk)