Candi Barong, Candi Hindu yang Mulai Dikunjungi Wisatawan
A
A
A
YOGYAKARTA - Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta, merupakan daerah yang dikenal dengan seribu candi. Cukup banyak bangunan warisan leluhur yang dibuat dengan menyusun batu andesit bisa ditemukan di wilayah tersebut. Sebut saja Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, Candi Sewu, Candi Banyu Nibo dan Candi Ijo yang sudah banyak dikenal oleh orang.
Salah satu candi yang masih belum banyak dikenal adalah Candi Barong. Candi tersebut sebenarnya sudah dipugar sejak 1987 lalu dan selesai pada 1992.
Setelah lima tahun proses pemugaran, candi tersebut langsung dibuka untuk wisatawan secara umum. Namun karena posisinya yang agar terpencil, dan belum memiliki akses yang memadai, tingkat kunjungan ke candi tersebut masih belum banyak.
“Dulu yang datang hanyalah siswa dari sekolah-sekolah yang ada di sekitar sini untuk study wisata. Namun kini dengan naik daunnya Tebing Breksi dan ada layanan tour dengan jeep, tamu yang datang sudah semakin banyak, rata-rata bisa sekira 400-an orang perbulannya yang datang,” ujar penjaga tiket Candi Barong Eko.
Candi Barong adalah candi bercorak Hindu yang terletak di sisi tenggara Komplek Candi Ratu Boko di Prambanan Sleman. Posisinya berada di atas bukit di Dusun Candisari Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Diperkirakan candi tersebut dibangun pada abad ke-9 atau 10 peninggalan kerajaan Medang periode Mataram.
Dari konstruksi lingkungan Candi Barong masih terletak di bukit yang sama dengan Candi Ratu Boko yakni Bukit Batur Agung. Posisinya berada di ketinggian 199 meter dari permukaan laut. Bangunan Candi Barong berbentuk undak tiga, teras pertama dan kedua yang berupa area cukup luas. Di teras ketiga yang tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.
“Di teras tertinggi terdapat dua candi untuk pemujaan dari tradisinya diperkirakan pemujaan diberikan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Setiap candi mempunyai ukuran sekira 8,18 m persegi dengan tinggi 9,05 m. Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan,” papar Eko.
Untuk menuju Candi Barong sebenarnya ada jalan berupa setapak tanah dengan Lebar tiga meter yang bisa dilewati. Dari fisiknya, lingkungan di dalam komplek Candi Barong sangat asri dan bersih tertata. Untuk masuk wisawatan dikenakan tiket Rp5.000 untuk domestik dan Rp10.000 untuk mancanegara.
Yang menjadi keistimewaan dari Candi Barong adalah keberadaan pemujaan terhadap Wisnu. Hal itu berbeda karena pada umumnya, candi-candi di Jawa Tengah memuja Dewa Syiwa atau bersifat Syiwaistis. Struktur berundak yang ada juga menempatkan lokasi pemujaan di sisi timur dengan tangga di sisi sebelah barat.
Dari karakter tersebut keberadaan Candi Barong mirip dengan Candi Ijo yang berada di sisi sebelah tenggara dari Candi Barong. Pemberian nama Barong karena ditemukanya hiasan sengkala dan makara di setiap relung candi berbentuk barong.
Salah satu candi yang masih belum banyak dikenal adalah Candi Barong. Candi tersebut sebenarnya sudah dipugar sejak 1987 lalu dan selesai pada 1992.
Setelah lima tahun proses pemugaran, candi tersebut langsung dibuka untuk wisatawan secara umum. Namun karena posisinya yang agar terpencil, dan belum memiliki akses yang memadai, tingkat kunjungan ke candi tersebut masih belum banyak.
“Dulu yang datang hanyalah siswa dari sekolah-sekolah yang ada di sekitar sini untuk study wisata. Namun kini dengan naik daunnya Tebing Breksi dan ada layanan tour dengan jeep, tamu yang datang sudah semakin banyak, rata-rata bisa sekira 400-an orang perbulannya yang datang,” ujar penjaga tiket Candi Barong Eko.
Candi Barong adalah candi bercorak Hindu yang terletak di sisi tenggara Komplek Candi Ratu Boko di Prambanan Sleman. Posisinya berada di atas bukit di Dusun Candisari Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman. Diperkirakan candi tersebut dibangun pada abad ke-9 atau 10 peninggalan kerajaan Medang periode Mataram.
Dari konstruksi lingkungan Candi Barong masih terletak di bukit yang sama dengan Candi Ratu Boko yakni Bukit Batur Agung. Posisinya berada di ketinggian 199 meter dari permukaan laut. Bangunan Candi Barong berbentuk undak tiga, teras pertama dan kedua yang berupa area cukup luas. Di teras ketiga yang tertinggi terdapat gerbang paduraksa kecil yang mengapit tangga naik.
“Di teras tertinggi terdapat dua candi untuk pemujaan dari tradisinya diperkirakan pemujaan diberikan kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri. Setiap candi mempunyai ukuran sekira 8,18 m persegi dengan tinggi 9,05 m. Bangunan candi-candi utama ini tidak mempunyai pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan,” papar Eko.
Untuk menuju Candi Barong sebenarnya ada jalan berupa setapak tanah dengan Lebar tiga meter yang bisa dilewati. Dari fisiknya, lingkungan di dalam komplek Candi Barong sangat asri dan bersih tertata. Untuk masuk wisawatan dikenakan tiket Rp5.000 untuk domestik dan Rp10.000 untuk mancanegara.
Yang menjadi keistimewaan dari Candi Barong adalah keberadaan pemujaan terhadap Wisnu. Hal itu berbeda karena pada umumnya, candi-candi di Jawa Tengah memuja Dewa Syiwa atau bersifat Syiwaistis. Struktur berundak yang ada juga menempatkan lokasi pemujaan di sisi timur dengan tangga di sisi sebelah barat.
Dari karakter tersebut keberadaan Candi Barong mirip dengan Candi Ijo yang berada di sisi sebelah tenggara dari Candi Barong. Pemberian nama Barong karena ditemukanya hiasan sengkala dan makara di setiap relung candi berbentuk barong.
(alv)