Rendang Jengkol, Menu Sempurna Lebaran
A
A
A
JAKARTA - Siapa yang tak suka makanan yang satu ini. Rendang, masakan daging bercita rasa pedas dari daerah Minang yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah khas. Mendekati perayaan Lebaran, rendang pun biasa disajikan di meja makan menemani ketupat dan opor.
Rendang yang biasa dikenal di masyarakat dibuat dengan daging sapi. Padahal sebenarnya rendang juga bisa diolah dengan bahan lain, seperti paru sapi dan bahkan jengkol. Dari segi bahan bumbu tidak banyak ada perbedaan dan semuanya tergantung selera kesukaan. Ada yang lebih favorit dengan rendang paru dan tetap menyukai rendang jengkol.
Masakan rendang dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasak daging dengan bahan santan, bawang merah, bawang putih, cabai dan rempah lainnya ini memakan waktu berjam-jam. Biasanya sekitar empat hingga 8 jam atau sampai kuahnya kering dan berwarna hitam pekat.
Proses masak yang cukup lama membuat menu rendang yang disimpan dalam suhu ruangan dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan. Sementara rendang yang saya produksi sekitar 8 jam dan kering sehingga bisa awet sebulan.
“Buat kita produsen rendang, masa simpannya harus lama, karena itu pengemasan dan pengeringan jadi solusinya. Semakin kering semakin awet, tapi sifat alami daging makin kering jadi makin keras, tapi kembali pada selera karena ada juga yang lebih suka rendang basah atau kalio,” sebut Viny Felasiani, Pemilik usaha rendang Uni Viny.
Agar lebih awet harus memakai alat vakum untuk menyedot udara agar tidak ada bakteri masuk dan rendang buatannya dimasak hingga kering. Viny yang menjalankan produksi rendang hampir 2 tahun silam ini mengungkapkan untuk menjaga konsistensi rasa dan kualitas melakukan proses pemasakan per 1 kilo daging.
Tidak sekaligus sebab menurutnya akan berpengaruh pada pengadukan, agar daging tidak mudah hancur dan tidak gosong. Komposisi santan dan rempahnya pun sudah disesuaikan dengan cita rasa Minang, resep nenek dan keluarganya yang diturunkan lewat sang ibu.
“Saat ini Rendang Uni Viny juga sudah ada di Kem Chick Kemang yang mengakomodir kuliner lokal. Penyuka rendang terutama konsumen di Kem Chick yang 70 persen expatriat sudah bisa beli karena kita masuk sejak Januari 2017 lalu,” tambah Viny yang belajar memasak rendang dari nenek keturunan Padang Pariaman.
Selain rendang sapi, menurut Viny rendang paru dan rendang jengkol termasuk yang juga diminati. Terlebih rendang jengkol atau dikenal dengan nama jariang yang dimasak dalam bentuk kalio atau balado. Namun karena dibuat basah, daya tahannya hanya sekitar 1 minggu saja sehingga dibuat hanya ketika ada pesanan. Saat menjelang Idul Fitri pesanan rendang baik sapi, paru maupun jengkol pun biasanya meningkat hingga 3 kali lipat dari biasanya.
Astrid Enricka, dari Komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) saat acara peluncuran web series Kuliner Indonesia Kaya mengungkapkan beberapa rahasia memasak rendang agar hasilnya enak. “Pilih daging khas dalam agar rendang empuk dan gunakan santan tua untuk memunculkan rasa yang lebih legit,” sebut Astrid.
Selain itu, tambah Astrid, dalam proses pemasakan yang berlangsung lama hingga
hampir 8 jam dan sesuai selera apakah hanya ingin rendang basah atau kalio, digunakan api yang kecil saja. Terakhir jangan menambahkan garam saat proses masak belum selesai, karena semakin kering akan menyerap bumbu dan semakin terasa asin.
Adapun rendang daging dengan mudah bisa ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini juga populer di kalangan masyarakat Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand.
Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan dalam berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau, secara umum, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik memasak dan penggunaan bumbu yang berbeda.
Pada 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.
Rendang yang biasa dikenal di masyarakat dibuat dengan daging sapi. Padahal sebenarnya rendang juga bisa diolah dengan bahan lain, seperti paru sapi dan bahkan jengkol. Dari segi bahan bumbu tidak banyak ada perbedaan dan semuanya tergantung selera kesukaan. Ada yang lebih favorit dengan rendang paru dan tetap menyukai rendang jengkol.
Masakan rendang dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasak daging dengan bahan santan, bawang merah, bawang putih, cabai dan rempah lainnya ini memakan waktu berjam-jam. Biasanya sekitar empat hingga 8 jam atau sampai kuahnya kering dan berwarna hitam pekat.
Proses masak yang cukup lama membuat menu rendang yang disimpan dalam suhu ruangan dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang keemasan. Sementara rendang yang saya produksi sekitar 8 jam dan kering sehingga bisa awet sebulan.
“Buat kita produsen rendang, masa simpannya harus lama, karena itu pengemasan dan pengeringan jadi solusinya. Semakin kering semakin awet, tapi sifat alami daging makin kering jadi makin keras, tapi kembali pada selera karena ada juga yang lebih suka rendang basah atau kalio,” sebut Viny Felasiani, Pemilik usaha rendang Uni Viny.
Agar lebih awet harus memakai alat vakum untuk menyedot udara agar tidak ada bakteri masuk dan rendang buatannya dimasak hingga kering. Viny yang menjalankan produksi rendang hampir 2 tahun silam ini mengungkapkan untuk menjaga konsistensi rasa dan kualitas melakukan proses pemasakan per 1 kilo daging.
Tidak sekaligus sebab menurutnya akan berpengaruh pada pengadukan, agar daging tidak mudah hancur dan tidak gosong. Komposisi santan dan rempahnya pun sudah disesuaikan dengan cita rasa Minang, resep nenek dan keluarganya yang diturunkan lewat sang ibu.
“Saat ini Rendang Uni Viny juga sudah ada di Kem Chick Kemang yang mengakomodir kuliner lokal. Penyuka rendang terutama konsumen di Kem Chick yang 70 persen expatriat sudah bisa beli karena kita masuk sejak Januari 2017 lalu,” tambah Viny yang belajar memasak rendang dari nenek keturunan Padang Pariaman.
Selain rendang sapi, menurut Viny rendang paru dan rendang jengkol termasuk yang juga diminati. Terlebih rendang jengkol atau dikenal dengan nama jariang yang dimasak dalam bentuk kalio atau balado. Namun karena dibuat basah, daya tahannya hanya sekitar 1 minggu saja sehingga dibuat hanya ketika ada pesanan. Saat menjelang Idul Fitri pesanan rendang baik sapi, paru maupun jengkol pun biasanya meningkat hingga 3 kali lipat dari biasanya.
Astrid Enricka, dari Komunitas Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) saat acara peluncuran web series Kuliner Indonesia Kaya mengungkapkan beberapa rahasia memasak rendang agar hasilnya enak. “Pilih daging khas dalam agar rendang empuk dan gunakan santan tua untuk memunculkan rasa yang lebih legit,” sebut Astrid.
Selain itu, tambah Astrid, dalam proses pemasakan yang berlangsung lama hingga
hampir 8 jam dan sesuai selera apakah hanya ingin rendang basah atau kalio, digunakan api yang kecil saja. Terakhir jangan menambahkan garam saat proses masak belum selesai, karena semakin kering akan menyerap bumbu dan semakin terasa asin.
Adapun rendang daging dengan mudah bisa ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh dunia. Masakan ini juga populer di kalangan masyarakat Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand.
Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan dalam berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau, secara umum, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik memasak dan penggunaan bumbu yang berbeda.
Pada 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.
(tdy)