Fenomena Unik Embun Es Bakal Menyapa Dieng Culture Festival
A
A
A
DIENG - Dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah memiliki beragam potensi baik alam, wisata ataupun budaya dan sejarah. Untuk lebih memperkenalkan potensi ini, pada bulan Agustus mendatang, kawasan ini bakal menggelar acara tahunan, yaitu Dieng Culture Festival (DCF), pada 4—6 Agustus mendatang.
Rangkaian acara DCF ini akan diisi dengan ritual unik tahunan yaitu potong anak rambut gembel. Tahun ini akan ada 8 anak rambut gembel yang potong rambut dengan melalui prosesi adat dan ritual.
Menariknya, tahun ini DCF berbarengan dengan puncak musim dingin di Dieng. Jika beruntung, para pengunjung festival ini menyaksikan fenomena unik yaitu munculnya embun es.
"Belum tentu muncul pas DCF tapi kalau beruntung wisatawan bisa melihat fenomena unik ini, baik di komplek sekitar candi atau area pertanian,” ujar Alif Fauzi ketua Pokdarwis Dieng.
Meski menjadi sebuah daya tarik tersendiri, tapi bagi petani, embun es ini juga menjadi ancaman. Embun es ini bisa mematikan tanaman kentang yang menjadi salah satu komoditas pertanian utama di kawasan tersebut.
"Embun es atau di sini warga sebut dengan embun Upas ini membuat petani was was. Ini merusak tanaman kentang kami," tutur Satrio, petani kentang di kawasan Dieng.
Rangkaian acara DCF ini akan diisi dengan ritual unik tahunan yaitu potong anak rambut gembel. Tahun ini akan ada 8 anak rambut gembel yang potong rambut dengan melalui prosesi adat dan ritual.
Menariknya, tahun ini DCF berbarengan dengan puncak musim dingin di Dieng. Jika beruntung, para pengunjung festival ini menyaksikan fenomena unik yaitu munculnya embun es.
"Belum tentu muncul pas DCF tapi kalau beruntung wisatawan bisa melihat fenomena unik ini, baik di komplek sekitar candi atau area pertanian,” ujar Alif Fauzi ketua Pokdarwis Dieng.
Meski menjadi sebuah daya tarik tersendiri, tapi bagi petani, embun es ini juga menjadi ancaman. Embun es ini bisa mematikan tanaman kentang yang menjadi salah satu komoditas pertanian utama di kawasan tersebut.
"Embun es atau di sini warga sebut dengan embun Upas ini membuat petani was was. Ini merusak tanaman kentang kami," tutur Satrio, petani kentang di kawasan Dieng.
(alv)