Review Film Valerian and the City of Thousand Planets
A
A
A
JAKARTA - Luc Besson adalah salah satu sutradara hebat yang membidani sejumlah film laris. The Fifth Elements adalah salah satu pencapaiannya sebagai sutradara yang mampu menyuguhkan kehebatan sebuah film sci-fi di tahun 90an.
Sutradara asal Prancis itu sepertinya ingin mengulangi kembali kesuksesan The Fifth Elements di film terbarunya, Valerian and the City of Thousand Planets. Di film in, Besson sepertinya berusaha menampilkan sesuatu yang baru dalam petualangan antariksa.
Dikisahkan, pada abad ke-28, Alpha adalah stasiun antariksa dimana jutaan makhluk dari berbagai planet hidup dalam perdamaian dan bertukar pengetahuan. Alpha awalnya adalah stasiun antariksa Bumi dan berkembang ketika banyak negara dari Bumi dan ras dari planet lain bergabung.
Di dalam Alpha, ada kesatuan keamanan yang memiliki banyak agen untuk menangkap para penjahat. Di antara mereka ada Mayor Valerian (Dane DeHaan) dan agen Laureline (Cara Delevingne).
Suatu hari, Valerian bermimpi tentang planet Mul, yang sudah musnah. Dia seolah melihat dengan nyata kepunahan planet beriklim tropis dengan penduduknya yang mencari hidup dengan cara mencari mutiara laut.
Dia dan Laureline kemudian dikirim untuk sebuah misi mendapatkan kembali seekor binatang langka yang disebut sebagai converter dari pasar gelap. Setelah melalui halangan dan rintangan, Valerian dan Laureline pun berhasil mendapatkan converter itu dan membawanya ke Alpha.
Di Alpha, mereka diberitahu Komandan Filitt (Clive Owen) bahwa sebagian dari stasiun itu terinfeksi pasukan tak dikenal, pasukan yang dikirim ke area itu tidak kembali dan infeksi itu menyebar. Laureline dan Valerian ditugaskan untuk melindungi komandan itu. Ketika Filitt meminta Laureline menyerahkan converter itu, Laureline menolaknya.
Alpha kemudian diserang. Filitt diculik. Valerian berusaha mengejar penculiknya tapi kehilangan jejak. Laureline kemudian mencari Valerian. Keduanya kemudian terjebak di sebuah zona terlarang di Alpha. Setelah Laurine diculik makhluk yang menghuni zona itu, Valerian pun bergegas mencarinya. Dalam pencariannya, dia bertemu Bubble (Rihanna), makhluk alien biru yang bisa mengubah bentuk. Dalam pertempuran membebaskan Laurine, Bubble tewas.
Valerian dan Laurine kemudian menemukan bagian stasiun yang disebut terinfeksi. Mereka lantas bertemu mahkluk dari Mul yang ternyata masih hidup dan menghuni bagian itu. Mahkluk-makhluk itu meminta mereka menyerahkan converter.
Mahkluk penghuni planet Mul ini akan mengingatkan Anda pada bangsa Na’vi dari film Avatar. Keduanya memiliki banyak persamaan, terutama dari animasi bentuk wajah dan bentuk tubuh mereka yang langsing dan tinggi. Bangsa dari Mul ini pun punya bahasa tersendiri. Sayangnya, pada awal film, tidak ada terjemahan dari bahasa itu sehingga penonton pun bakal sulit mengetahui apa percakapan mereka.
Sepanjang 130 menit film ini, Anda bakal disuguhi gambar-gambar futuristik dari antariksa. Perang antariksa yang dahsyat pun ada di film ini.
Sayangnya, dari segi cerita, jalan cerita film ini pun mudah ditebak. Selain itu, hubungan Valerian dan Laureline pun sangat mendominasi jalannya film. Valerian yang digambarkan sebagai seorang bad boy tiba-tiba mengajak Laureline menikah. Dan, di sepanjang film, Valerian akan terus menggoda Laureline dengan rayuan-rayuan gombalnya. Sayangnya, chemistry antara Dane dan Cara tak terbangun dengan baik di film ini. Penampilan Rihanna di film ini bakal menyegarkan Anda dengan tarian yang dia tampilkan saat dia harus menjalani hidup sebagai penari erotis.
Valerian and the City of Thousand Planets bakal membawa Anda memasuki dunia lain petualangan antariksa. Tapi, meskipun dengan gambar-gambar yang indah, alur cerita dalam film ini gampang sekali ditebak dan membosankan untuk diikuti. Anda sudah bisa menyaksikan film ini di bioskop kesayangan Anda.
Sutradara asal Prancis itu sepertinya ingin mengulangi kembali kesuksesan The Fifth Elements di film terbarunya, Valerian and the City of Thousand Planets. Di film in, Besson sepertinya berusaha menampilkan sesuatu yang baru dalam petualangan antariksa.
Dikisahkan, pada abad ke-28, Alpha adalah stasiun antariksa dimana jutaan makhluk dari berbagai planet hidup dalam perdamaian dan bertukar pengetahuan. Alpha awalnya adalah stasiun antariksa Bumi dan berkembang ketika banyak negara dari Bumi dan ras dari planet lain bergabung.
Di dalam Alpha, ada kesatuan keamanan yang memiliki banyak agen untuk menangkap para penjahat. Di antara mereka ada Mayor Valerian (Dane DeHaan) dan agen Laureline (Cara Delevingne).
Suatu hari, Valerian bermimpi tentang planet Mul, yang sudah musnah. Dia seolah melihat dengan nyata kepunahan planet beriklim tropis dengan penduduknya yang mencari hidup dengan cara mencari mutiara laut.
Dia dan Laureline kemudian dikirim untuk sebuah misi mendapatkan kembali seekor binatang langka yang disebut sebagai converter dari pasar gelap. Setelah melalui halangan dan rintangan, Valerian dan Laureline pun berhasil mendapatkan converter itu dan membawanya ke Alpha.
Di Alpha, mereka diberitahu Komandan Filitt (Clive Owen) bahwa sebagian dari stasiun itu terinfeksi pasukan tak dikenal, pasukan yang dikirim ke area itu tidak kembali dan infeksi itu menyebar. Laureline dan Valerian ditugaskan untuk melindungi komandan itu. Ketika Filitt meminta Laureline menyerahkan converter itu, Laureline menolaknya.
Alpha kemudian diserang. Filitt diculik. Valerian berusaha mengejar penculiknya tapi kehilangan jejak. Laureline kemudian mencari Valerian. Keduanya kemudian terjebak di sebuah zona terlarang di Alpha. Setelah Laurine diculik makhluk yang menghuni zona itu, Valerian pun bergegas mencarinya. Dalam pencariannya, dia bertemu Bubble (Rihanna), makhluk alien biru yang bisa mengubah bentuk. Dalam pertempuran membebaskan Laurine, Bubble tewas.
Valerian dan Laurine kemudian menemukan bagian stasiun yang disebut terinfeksi. Mereka lantas bertemu mahkluk dari Mul yang ternyata masih hidup dan menghuni bagian itu. Mahkluk-makhluk itu meminta mereka menyerahkan converter.
Mahkluk penghuni planet Mul ini akan mengingatkan Anda pada bangsa Na’vi dari film Avatar. Keduanya memiliki banyak persamaan, terutama dari animasi bentuk wajah dan bentuk tubuh mereka yang langsing dan tinggi. Bangsa dari Mul ini pun punya bahasa tersendiri. Sayangnya, pada awal film, tidak ada terjemahan dari bahasa itu sehingga penonton pun bakal sulit mengetahui apa percakapan mereka.
Sepanjang 130 menit film ini, Anda bakal disuguhi gambar-gambar futuristik dari antariksa. Perang antariksa yang dahsyat pun ada di film ini.
Sayangnya, dari segi cerita, jalan cerita film ini pun mudah ditebak. Selain itu, hubungan Valerian dan Laureline pun sangat mendominasi jalannya film. Valerian yang digambarkan sebagai seorang bad boy tiba-tiba mengajak Laureline menikah. Dan, di sepanjang film, Valerian akan terus menggoda Laureline dengan rayuan-rayuan gombalnya. Sayangnya, chemistry antara Dane dan Cara tak terbangun dengan baik di film ini. Penampilan Rihanna di film ini bakal menyegarkan Anda dengan tarian yang dia tampilkan saat dia harus menjalani hidup sebagai penari erotis.
Valerian and the City of Thousand Planets bakal membawa Anda memasuki dunia lain petualangan antariksa. Tapi, meskipun dengan gambar-gambar yang indah, alur cerita dalam film ini gampang sekali ditebak dan membosankan untuk diikuti. Anda sudah bisa menyaksikan film ini di bioskop kesayangan Anda.
(alv)