Waspada Penggunaan Matras Yoga Bisa Ganggu Kesuburan Wanita
A
A
A
JAKARTA - Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives pada 25 Agustus 2017, menemukan bahwa matras yoga bisa memengaruhi kesuburan wanita. Ini berkat zat yang terkandung dalam matras yoga yang bisa menghambat wanita untuk hamil. Bahan kimia ini bernama organophosphate flame retardants (PFRs).
Dilansir dari Forbes, tak hanya pada matras, bahan kimia tersebut juga digunakan pada pembuatan sofa, tempat duduk mobil, dan jenis busa poliuretan lainnya agar tidak mudah terbakar. Temuan ini merupakan gabungan dari Harvard, Duke University, dan University of Michigan yang melibatkan 211 wanita yang sedang menjalani in vitro fertilisation (IVF) di Massachusetts General Hospital (MGH) Fertility Center, Amerika Serikat.
Mereka diuji urinenya untuk mencari tahu kadar PFR di dalamnya. Hasilnya ditemukan 87% urine mengandung zat kimia BDCIPP, 94% mengandung DPHP dan 80% mengandung ip-PPP. Wanita yang urinenya mengandung DPHP dan ip-PPP paling tinggi memiliki kemungkinan 10% lebih kecil untuk berhasil difertilisasi, 31% lebih kecil rahimnya bisa ditanamkan embrio, 41% lebih tidak mungkin hamil dan 38% tidak berkemungkinan bisa melahirkan bayi hidup.
Sayangnya, penelitian ini tidak menunjukkan seberapa banyak paparan bahan kimia dari matras yoga tersebut. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan pada hewan, seperti ikan zebrafish dan ayam menunjukkan, PFR dapat mengacaukan hormon yang terlibat dalam pertumbuhan reproduksi dan embrio atau janin. PFR dapat mudah berpindah dari busa ke tangan, wajah, dan tubuh melalui kontak langsung.
Selain itu, PFR juga bisa berpindah dari udara yang dihirup. Terkait temuan ini, beberapa perusahaan telah menciptakan matras yoga organik dan ramah lingkungan.
Dilansir dari Forbes, tak hanya pada matras, bahan kimia tersebut juga digunakan pada pembuatan sofa, tempat duduk mobil, dan jenis busa poliuretan lainnya agar tidak mudah terbakar. Temuan ini merupakan gabungan dari Harvard, Duke University, dan University of Michigan yang melibatkan 211 wanita yang sedang menjalani in vitro fertilisation (IVF) di Massachusetts General Hospital (MGH) Fertility Center, Amerika Serikat.
Mereka diuji urinenya untuk mencari tahu kadar PFR di dalamnya. Hasilnya ditemukan 87% urine mengandung zat kimia BDCIPP, 94% mengandung DPHP dan 80% mengandung ip-PPP. Wanita yang urinenya mengandung DPHP dan ip-PPP paling tinggi memiliki kemungkinan 10% lebih kecil untuk berhasil difertilisasi, 31% lebih kecil rahimnya bisa ditanamkan embrio, 41% lebih tidak mungkin hamil dan 38% tidak berkemungkinan bisa melahirkan bayi hidup.
Sayangnya, penelitian ini tidak menunjukkan seberapa banyak paparan bahan kimia dari matras yoga tersebut. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan pada hewan, seperti ikan zebrafish dan ayam menunjukkan, PFR dapat mengacaukan hormon yang terlibat dalam pertumbuhan reproduksi dan embrio atau janin. PFR dapat mudah berpindah dari busa ke tangan, wajah, dan tubuh melalui kontak langsung.
Selain itu, PFR juga bisa berpindah dari udara yang dihirup. Terkait temuan ini, beberapa perusahaan telah menciptakan matras yoga organik dan ramah lingkungan.
(nfl)