Operasi Plastik Ternyata Bisa Bantu Berhenti Merokok
A
A
A
JAKARTA - Peneliti kembali menemukan fakta baru terkait operasi plastik. Tak hanya semata-mata untuk kepentingan estetika, kini prosedur tersebut juga dimanfaatkan untuk kesehatan yakni membantu berhenti merokok.
Bahkan, kebiasaan merokok dikabarkan bisa hilang hingga 100%. Dilansir dari Daily Mail, sebelum melakukan operasi plastik, pasien akan menjalani beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui pantangan, salah satunya adalah tidak boleh merokok.
Pasalnya, kandungan nikotin dalam rokok mampu membatasi aliran darah dan menyulitkan penyembuhan pasca operasi. Penelitian baru yang diterbitkan dalam Plastic and Reconstructive Surgery ini menemukan, pantangan merokok bisa menurunkan kebiasaan merokok sampai 25% pasien. Beberapa dari mereka juga mengaku enggan untuk menyentuh rokok lagi.
Sebesar 40% pasien dalam penelitian ini juga berhasil mengurangi rokok setiap hari menjadi merokok sesekali. 70% pasien lainnya mengatakan, ini merupakan pertama kalinya mereka mempertimbangkan berhenti merokok secara total.
Para ahli bedah mengatakan, nikotin bisa mengecilkan kapiler dan mengakibatkan penurunan aliran darah atau vasokontriksi. Artinya, ikatan operasi bisa tidak maksimal, lantaran kekuatan kulit pasien alamiahnya untuk memperbaiki melemah.
Sementara penelitian baru oleh University of British Columbia, Vancouver mengungkapkan fakta lain. Berdasarkan hasil penelitiannya, terhadap pasien pasca operasi, diketahui bahwa merokok meningkatkan komplikasi lebih tinggi pada pasien yang terus merokok.
"Saya kira, apa yang kami teliti menjelaskan bahwa menurunkan kebiasaan merokok bisa ditekan pada mereka yang merencanakan operasi plastik. Gaya hidup sehat pun bisa dilakukan," ujar penulis utama studi tersebut, Dr Aaron C. Van Slyke kepada Yahoo Beauty.
Bahkan, kebiasaan merokok dikabarkan bisa hilang hingga 100%. Dilansir dari Daily Mail, sebelum melakukan operasi plastik, pasien akan menjalani beberapa pemeriksaan medis untuk mengetahui pantangan, salah satunya adalah tidak boleh merokok.
Pasalnya, kandungan nikotin dalam rokok mampu membatasi aliran darah dan menyulitkan penyembuhan pasca operasi. Penelitian baru yang diterbitkan dalam Plastic and Reconstructive Surgery ini menemukan, pantangan merokok bisa menurunkan kebiasaan merokok sampai 25% pasien. Beberapa dari mereka juga mengaku enggan untuk menyentuh rokok lagi.
Sebesar 40% pasien dalam penelitian ini juga berhasil mengurangi rokok setiap hari menjadi merokok sesekali. 70% pasien lainnya mengatakan, ini merupakan pertama kalinya mereka mempertimbangkan berhenti merokok secara total.
Para ahli bedah mengatakan, nikotin bisa mengecilkan kapiler dan mengakibatkan penurunan aliran darah atau vasokontriksi. Artinya, ikatan operasi bisa tidak maksimal, lantaran kekuatan kulit pasien alamiahnya untuk memperbaiki melemah.
Sementara penelitian baru oleh University of British Columbia, Vancouver mengungkapkan fakta lain. Berdasarkan hasil penelitiannya, terhadap pasien pasca operasi, diketahui bahwa merokok meningkatkan komplikasi lebih tinggi pada pasien yang terus merokok.
"Saya kira, apa yang kami teliti menjelaskan bahwa menurunkan kebiasaan merokok bisa ditekan pada mereka yang merencanakan operasi plastik. Gaya hidup sehat pun bisa dilakukan," ujar penulis utama studi tersebut, Dr Aaron C. Van Slyke kepada Yahoo Beauty.
(nfl)