Insting Tajam Simon Cowell
A
A
A
AROGAN, galak, dan kerap melontarkan kata-kata pahit. Itulah citra Simon Cowell, juri pencari bakat paling terkenal di dunia televisi. Namun, berkat identitas itu, dia justru sukses besar dan jadi salah satu yang terkaya dalam industri “kotak ajaib”.
Simon Phillip Cowell,58, telah menjadi juri di berbagai ajang pencarian bakat sejak tahun 2000-an. Adapun yang paling banyak dikenal masyarakat dunia adalah saat pria Inggris ini menjadi juri utama dalam ajang pencarian bakat American Idol pada 2002. Namanya seolah terpatri bersama acara yang telah mengubah industri televisi itu, hingga akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan American Idol pada 2010 lalu. Banyak yang merasa kehilangan dan menilai acara ini tidak sama lagi tanpa kehadiran Simon.
Simon memang ajaib. Jika kebanyakan orang mendapatkan kekayaan dan nama besarnya dari grup yang menaunginya, atau label yang memayunginya, tidak demikian dengan Simon. Dia berjaya atas namanya sendiri. Beberapa tahun setelah menjadi juri American Idol, otak bisnisnya langsung bekerja dan dia lantas mendirikan Syco Entertainment, perusahaan di balik lahirnya program pencarian bakat The X-Factor dan Got Talent.
Syco adalah perusahaan yang bergerak di bidang rumah produksi program televisi, film, dan musik; label rekaman; publikasi musik; dan agen pencari bakat. Sambil menjalankan bisnis, dia masih aktif muncul di televisi dan menjadi juri yang paling ditunggu komentarnya di program American Idol, Britain’s Got Talent, America’s Got Talent, dan X-Factor U.K. Atas semua kerja kerasnya, dia berhasil berada di posisi ke-50 dalam Celebrity 100: The World’s Highest-Paid Entertainers 2017 versi Forbes dengan pendapatan sebesar USD43,5 juta (Rp587 miliar).
Sementara itu, dikutip The Sun, kekayaan bersih yang dimiliki Simon diperkirakan lebih dari 300 juta poundsterling (Rp5,4 triliun) dari Syco. Tak mengherankan, karena Syco mengelola The X Factor yang diadopsi di 45 negara, dan format Got Talent yang telah ditayangkan di hampir 200 negara. Selain itu, Syco mengelola bisnis musik boyband paling hit di kalangan generasi milenial, One Direction, dan girlband Little Mix. Jadi, tidak mengherankan Simon adalah orang yang sangat kaya. Sebetulnya Simon sudah terkenal di industri musik sebagai produser yang sukses.
Namun, namanya semakin berkibar saat Pop Idol diluncurkan pada 2001 ketika dia didapuk menjadi juri. Saat menjadi juri di sini, lelaki kelahiran Lambeth, London, 7 Oktober 1959, ini juga sudah kerap melontarkan vonis keras dan lantang saat menjadi juri. Tak heran banyak kontestan yang terkadang menyimpan kenangan itu sebagai hal yang melukai hati mereka.
Mengorbitkan penyanyi terkenal
Simon meninggalkan sekolah sejak usia 16 tahun dan mendapat pekerjaan di label rekaman EMI, dan bekerja di departemen surat. Dia sempat merasa kecewa karena tidak dipromosikan dengan cepat sehingga sempat meninggalkan perusahaan sebelum akhirnya kembali. Di tengah kekecewaannya itu, dia sempat menelurkan hit pertamanya yang dibawakan penyanyi Sinitta dengan judul So Macho pada 1986 melalui perusahaan rekaman miliknya saat itu, Fanfare Records.
Namun, Simon hampir bangkrut saat perusahaan itu gulung tikar pada 1989. Simon kemudian memulai kembali karier musiknya di BMG. Dia melakukan pekerjaan yang baru, yakni membuat musik untuk Power Rangers, Teletubbies, dan duo boneka Zig and Zag. Dia juga menangani Robson dan Jerome, dan boyband Westlife dan 5ive. Sementara lewat Syco Entertainment yang kini sahamnya dibagi rata dengan Sony, Simon telah menjual lebih dari 200 juta album dan meraih 180 kali single nomor satu di seluruh dunia.
Syco telah mengorbitkan One Direction, Westlife, Olly Murs, Little Mix, Fleur East, Fifth Harmony, Labrinth, OMI, dan Susan Boyle.
Simon Phillip Cowell,58, telah menjadi juri di berbagai ajang pencarian bakat sejak tahun 2000-an. Adapun yang paling banyak dikenal masyarakat dunia adalah saat pria Inggris ini menjadi juri utama dalam ajang pencarian bakat American Idol pada 2002. Namanya seolah terpatri bersama acara yang telah mengubah industri televisi itu, hingga akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan American Idol pada 2010 lalu. Banyak yang merasa kehilangan dan menilai acara ini tidak sama lagi tanpa kehadiran Simon.
Simon memang ajaib. Jika kebanyakan orang mendapatkan kekayaan dan nama besarnya dari grup yang menaunginya, atau label yang memayunginya, tidak demikian dengan Simon. Dia berjaya atas namanya sendiri. Beberapa tahun setelah menjadi juri American Idol, otak bisnisnya langsung bekerja dan dia lantas mendirikan Syco Entertainment, perusahaan di balik lahirnya program pencarian bakat The X-Factor dan Got Talent.
Syco adalah perusahaan yang bergerak di bidang rumah produksi program televisi, film, dan musik; label rekaman; publikasi musik; dan agen pencari bakat. Sambil menjalankan bisnis, dia masih aktif muncul di televisi dan menjadi juri yang paling ditunggu komentarnya di program American Idol, Britain’s Got Talent, America’s Got Talent, dan X-Factor U.K. Atas semua kerja kerasnya, dia berhasil berada di posisi ke-50 dalam Celebrity 100: The World’s Highest-Paid Entertainers 2017 versi Forbes dengan pendapatan sebesar USD43,5 juta (Rp587 miliar).
Sementara itu, dikutip The Sun, kekayaan bersih yang dimiliki Simon diperkirakan lebih dari 300 juta poundsterling (Rp5,4 triliun) dari Syco. Tak mengherankan, karena Syco mengelola The X Factor yang diadopsi di 45 negara, dan format Got Talent yang telah ditayangkan di hampir 200 negara. Selain itu, Syco mengelola bisnis musik boyband paling hit di kalangan generasi milenial, One Direction, dan girlband Little Mix. Jadi, tidak mengherankan Simon adalah orang yang sangat kaya. Sebetulnya Simon sudah terkenal di industri musik sebagai produser yang sukses.
Namun, namanya semakin berkibar saat Pop Idol diluncurkan pada 2001 ketika dia didapuk menjadi juri. Saat menjadi juri di sini, lelaki kelahiran Lambeth, London, 7 Oktober 1959, ini juga sudah kerap melontarkan vonis keras dan lantang saat menjadi juri. Tak heran banyak kontestan yang terkadang menyimpan kenangan itu sebagai hal yang melukai hati mereka.
Mengorbitkan penyanyi terkenal
Simon meninggalkan sekolah sejak usia 16 tahun dan mendapat pekerjaan di label rekaman EMI, dan bekerja di departemen surat. Dia sempat merasa kecewa karena tidak dipromosikan dengan cepat sehingga sempat meninggalkan perusahaan sebelum akhirnya kembali. Di tengah kekecewaannya itu, dia sempat menelurkan hit pertamanya yang dibawakan penyanyi Sinitta dengan judul So Macho pada 1986 melalui perusahaan rekaman miliknya saat itu, Fanfare Records.
Namun, Simon hampir bangkrut saat perusahaan itu gulung tikar pada 1989. Simon kemudian memulai kembali karier musiknya di BMG. Dia melakukan pekerjaan yang baru, yakni membuat musik untuk Power Rangers, Teletubbies, dan duo boneka Zig and Zag. Dia juga menangani Robson dan Jerome, dan boyband Westlife dan 5ive. Sementara lewat Syco Entertainment yang kini sahamnya dibagi rata dengan Sony, Simon telah menjual lebih dari 200 juta album dan meraih 180 kali single nomor satu di seluruh dunia.
Syco telah mengorbitkan One Direction, Westlife, Olly Murs, Little Mix, Fleur East, Fifth Harmony, Labrinth, OMI, dan Susan Boyle.
(amm)