Aktris Ini Terima Bayaran Ratusan Miliar untuk Sekali Main Film
A
A
A
FILM Catwoman (2004) yang diperankannya boleh jadi mendapat ulasan sangat buruk. Namun dari film ini, Berry mendapatkan uang senilai USD14 juta (Rp189 miliar) untuk kekayaan bersihnya.
Sementara saat berperan sebagai Jinx, si gadis Bond dalam Die Another Day (2002), Berry berhasil memberikan penampilan ikonik; muncul dari pantai dengan menggunakan bikini berwarna oranye, dengan sabuk besar berwarna putih, dan selipan pisau di pinggul kirinya. Sedangkan dalam Monster’s Ball (2001) yang membuatnya diganjar Piala Oscar, Berry menampilkan kepiawaiannya dalam bermain peran sebagai perempuan keturunan Afrika yang mengalami hidup keras di tengah kepiluan hidup.
Berry memulai semuanya ini dengan rajin mengikuti berbagai kontes kecantikan. Pada tahun 1980-an, dia memasuki beberapa kontes kecantikan. Lalu, dia berhasil memenangkan Miss Teen All American pada 1985 dan Miss Ohio USA pada 1986. Berry juga menjadi pemenang kedua Miss USA Beauty Pageant dan berhasil menjadi runner up keenam dalam Miss World 1986.
Dalam sesi kontes wawancara Miss USA 1986, Berry mengatakan, dia berharap bisa menjadi seorang artis atau berhubungan dengan media. Wawancara ini pun mendapatkan skor tertinggi dari para juri kala itu. Setelah itu, Berry pindah ke Chicago, lalu pindah lagi ke New York City, dan bekerja sebagai model katalog.
Menurut biografinya, saat mengejar karier modeling di Chicago, Berry sempat kehabisan uang dan terpaksa tidur di tempat penampungan tunawisma. Namun, semua perjuangan ini terbayar tuntas ketika namanya mulai dikenal. Berry yang berusia 51 tahun pada 14 Agustus lalu ini telah menjadi aktris yang sibuk dan produktif. Tahun ini saja, dia muncul di tiga film, yaitu Kidnap, Kings, dan Kingsman: The Golden Circle.
Selain berakting, wajah rupawan Berry juga dilirik perusahaan kosmetik ternama Revlon. Sejak tahun 2002 hingga saat ini, dia menjadi juru bicara atau spokes woman untuk Revlon. Revlon pula yang mensponsori kosmetiknya dalam Die Another Day.
Dikutip Celebrity Net Worth, saat ini Berry diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar USD80 juta (Rp1,08 triliun). Untuk setiap film, Berry dikabarkan mendapatkan bayaran USD10 juta-USD15 juta (Rp135 miliar-Rp202 miliar). Sebagian besar sumber penghasilan utamanya berasal dari remunerasi yang diterimanya untuk akting dalam film. Berry pernah menerima USD10 juta (Rp135 miliar) untuk perannya dalam Perfect Stranger, lalu USD4 juta (Rp54 miliar) dari Die Another Day, USD6 juta (Rp81 miliar) dari Gothika, dan USD2,5 juta (Rp33 miliar) dalam Swordfish.
Masa Kecil yang Keras
Halle Berry lahir dengan nama Maria Halle Berry. Namun, namanya diubah secara hukum menjadi Halle Maria Berry pada usia lima tahun. Orang tua Halle Berry memilih nama tengahnya dari Department Store Halle yang merupakan ikon di tempat kelahirannya di Cleveland, Ohio.
Sang ibu, Judith Ann, yang keturunan Inggris dan Jerman adalah seorang perawat psikiatri. Sedangkan sang ayah, Jerome Jesse Berry, campuran Afrika-Amerika adalah seorang pelayan rumah sakit di bangsal psikiatri tempat ibunya bekerja. Namun, dia kemudian menjadi sopir bus. Keduanya bercerai saat Berry berusia empat tahun.
Berry dan kakaknya, Heidi Berry-Henderson, dibesarkan oleh sang ibu. Menurut beberapa laporan, Berry mengakui jika dirinya sudah tidak menemui sang ayah sejak tahun 1992. Berry hanya ingat jika sang ayah sangat kasar terhadap ibunya. Dia melihat ibunya dipukuli setiap hari, ditendang hingga menuruni tangga, dan kepalanya dipukul dengan botol minuman keras.
Sementara saat berperan sebagai Jinx, si gadis Bond dalam Die Another Day (2002), Berry berhasil memberikan penampilan ikonik; muncul dari pantai dengan menggunakan bikini berwarna oranye, dengan sabuk besar berwarna putih, dan selipan pisau di pinggul kirinya. Sedangkan dalam Monster’s Ball (2001) yang membuatnya diganjar Piala Oscar, Berry menampilkan kepiawaiannya dalam bermain peran sebagai perempuan keturunan Afrika yang mengalami hidup keras di tengah kepiluan hidup.
Berry memulai semuanya ini dengan rajin mengikuti berbagai kontes kecantikan. Pada tahun 1980-an, dia memasuki beberapa kontes kecantikan. Lalu, dia berhasil memenangkan Miss Teen All American pada 1985 dan Miss Ohio USA pada 1986. Berry juga menjadi pemenang kedua Miss USA Beauty Pageant dan berhasil menjadi runner up keenam dalam Miss World 1986.
Dalam sesi kontes wawancara Miss USA 1986, Berry mengatakan, dia berharap bisa menjadi seorang artis atau berhubungan dengan media. Wawancara ini pun mendapatkan skor tertinggi dari para juri kala itu. Setelah itu, Berry pindah ke Chicago, lalu pindah lagi ke New York City, dan bekerja sebagai model katalog.
Menurut biografinya, saat mengejar karier modeling di Chicago, Berry sempat kehabisan uang dan terpaksa tidur di tempat penampungan tunawisma. Namun, semua perjuangan ini terbayar tuntas ketika namanya mulai dikenal. Berry yang berusia 51 tahun pada 14 Agustus lalu ini telah menjadi aktris yang sibuk dan produktif. Tahun ini saja, dia muncul di tiga film, yaitu Kidnap, Kings, dan Kingsman: The Golden Circle.
Selain berakting, wajah rupawan Berry juga dilirik perusahaan kosmetik ternama Revlon. Sejak tahun 2002 hingga saat ini, dia menjadi juru bicara atau spokes woman untuk Revlon. Revlon pula yang mensponsori kosmetiknya dalam Die Another Day.
Dikutip Celebrity Net Worth, saat ini Berry diperkirakan memiliki kekayaan bersih sebesar USD80 juta (Rp1,08 triliun). Untuk setiap film, Berry dikabarkan mendapatkan bayaran USD10 juta-USD15 juta (Rp135 miliar-Rp202 miliar). Sebagian besar sumber penghasilan utamanya berasal dari remunerasi yang diterimanya untuk akting dalam film. Berry pernah menerima USD10 juta (Rp135 miliar) untuk perannya dalam Perfect Stranger, lalu USD4 juta (Rp54 miliar) dari Die Another Day, USD6 juta (Rp81 miliar) dari Gothika, dan USD2,5 juta (Rp33 miliar) dalam Swordfish.
Masa Kecil yang Keras
Halle Berry lahir dengan nama Maria Halle Berry. Namun, namanya diubah secara hukum menjadi Halle Maria Berry pada usia lima tahun. Orang tua Halle Berry memilih nama tengahnya dari Department Store Halle yang merupakan ikon di tempat kelahirannya di Cleveland, Ohio.
Sang ibu, Judith Ann, yang keturunan Inggris dan Jerman adalah seorang perawat psikiatri. Sedangkan sang ayah, Jerome Jesse Berry, campuran Afrika-Amerika adalah seorang pelayan rumah sakit di bangsal psikiatri tempat ibunya bekerja. Namun, dia kemudian menjadi sopir bus. Keduanya bercerai saat Berry berusia empat tahun.
Berry dan kakaknya, Heidi Berry-Henderson, dibesarkan oleh sang ibu. Menurut beberapa laporan, Berry mengakui jika dirinya sudah tidak menemui sang ayah sejak tahun 1992. Berry hanya ingat jika sang ayah sangat kasar terhadap ibunya. Dia melihat ibunya dipukuli setiap hari, ditendang hingga menuruni tangga, dan kepalanya dipukul dengan botol minuman keras.
(amm)