Gaya Hidup Sehat Itu Penting untuk Mencegah Stroke

Kamis, 26 Oktober 2017 - 19:30 WIB
Gaya Hidup Sehat Itu...
Gaya Hidup Sehat Itu Penting untuk Mencegah Stroke
A A A
JAKARTA - Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan sekitar 31% dari 56,5 juta orang atau 17,7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler, sebesar 7,4 juta disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner, dan 6,7 juta disebabkan oleh stroke.

Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain (WHO). Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain.

“Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun berkembang,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan, dr. Lily S. Sulistyowati, MM dalam media briefing ‘Hari Stroke Sedunia 2017’ di Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Secara umum, ada dua macam stroke, yakni stroke trombholitic atau yang dikenal dengan stroke penyumbatan, Stroke Hemoragic atau yang dikenal dengan stroke perdarahan. Namun, dari seluruh jumlah penderita stroke, penyumbatan atau iskemik lebih banyak diderita, yaitu 80% dari total penderita stroke.

“Stroke dapat dicegah dengan pengendalian perilaku yang berisiko seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas, kurang aktivitas fisik serta penggunaan alkohol,” ujar dr Lily.

Menurut data Riskesdas, faktor risiko perilaku utama yang menjadi tantangan dalam upaya pengendalian Penyakit Tidak Menular di Indonesia adalah kurang konsumsi buah dan sayur, kurang melakukan aktivitas fisik dan minum minuman beralkhohol. “Faktor perilaku tersebut di atas, merupakan penyebab terjadinya faktor risiko fisiologis atau faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, dislipidemia dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjadinya stroke,” kata dr Lily.

Menurut Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Prof. Dr. dr. Moh. Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S penyebab utama penyakit stroke lebih disebabkan oleh faktor genetik tapi sekarang banyak juga disebabkan oleh gaya hidup yang tidak teratur sehingga stroke dapat menyerang di usia muda.

“Untuk mencegah serangan berulang stroke bisa dilakukan dengan cara menghindari faktor resiko dengan melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, memeriksa kesehatan berkala, pemberian obat-obatan dan perawatan paripurna pasien stroke,” papar Prof Hasan.

Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi. Masalah yang muncul adalah tidak dikenalinya gejala awal serangan stroke oleh masyarakat. Alat penilaian sederhana untuk stroke adalah “SEGERA KE RS”, yaitu Senyum tidak simetris, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, BicaRapelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara, Kebas atau baal, Rabun, Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1054 seconds (0.1#10.140)