Penderita Kanker Payudara Makin Muda, YKPI Sosialisasi Sadanis
A
A
A
JAKARTA - Tingginya penderita kanker payudara di usia muda direspons oleh Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dengan melakukan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya, saat ini, YKPI getol mengkampanyekan Gerakan Sadanis dan Sadari kepada masyarakat.
Gerakan Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) dan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) yang dikampanyekan oleh YKPI pimpinan Linda Gumelar untuk mendukung upaya Indonesia bebas kanker payudara stadium lanjut pada 2030. Untuk menyukseskan visi Indonesia bebas kanker payudara stadium lanjut tersebut, YKPI menggandeng kalangan selebritas yang punya perhatian untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya kanker payudara.
’’Visi dan misi YKPI adalah Indonesia bebas kanker payudara stadium lanjut di tahun 2030. Karena itu, tugas YKPI untuk sosialisasi mengenai Sadari dan Sadanis,’’kata Linda Gumelar dalam Forum Diskusi Philips Indonesia bertema Lakukan Sadanis, Selamatkan Diri sejak Dini di Conclave Coworking, Jakarta Selatan, Jumat (27/10/2017).
Baca juga: Deteksi Kanker Payudara Dini, Lakukan Sadanis dan Sadari Segera
Linda menjelaskan, dalam sosialisasi Sadanis dan Sadari ke daerah, YKPI bekerja sama dengan dokter umum untuk sharing. ’’Awalnya Sadari, lalu Sadanis. Kami juga bekerjasama dengan komunitas perempuan, bekerjasama dengan Dharmais dan Puskesmas, memberikan Sadanis gratis. Dari 170 orang yang mengikuti Sadanis, 123 curiga kanker ganas,’’jelas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan tersebut.
Selain sosialisasi, YKPI sebagai anggota dari Reach Recovery International dan Union of International Cancer Control (UICC), mempunyai program mendukung penderita dan penyintas kanker payudara. Di YKPI, ada 274 Pita Pink survivors (penyintas) dan warriors (pasien yang masih berjuang melawan kanker payudara).
’’Pada periode Oktober 2016 hingga hari ini, ada 21 orang yang meninggal dunia karena kanker payudara —secara rata-rata, 2 orang meninggal karena kanker ini dalam sebulan,’’terangnya.
Fakta yang cukup mengejutkan, kata Linda, tren usia orang yang terkena kanker payudara mulai beranjak ke usia lebih muda, yakni sekitar usia 30-an. Namun, Linda menyikapi fakta tersebut dengan melakukan kerja nyata melalui YKPI guna mengurangi risiko orang yang terkena kanker payudara.
’’Kami juga memberikan pelatihan untuk pendamping pasien kanker payudara. Modul pelatihan mencakup pengetahuan tentang kanker payudara, komunikasi dan psikologi diberikan untuk pendamping pasien sehingga bisa menjadi pendukung yang baik,’’katanya.
YKPI juga menyiapkan Rumah Singgah dengan 28 tempat tidur untuk pasien kanker payudara BPJS Kelas 3 (bukan dalam kondisi paliatif) dengan biaya kebersihan 15 ribu sehari.Rumah singgah ini beralamat di Jalan Anggrek Neli Murni No. A38, Jakarta Barat.
Gerakan Pemeriksaan Payudara Klinis (Sadanis) dan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) yang dikampanyekan oleh YKPI pimpinan Linda Gumelar untuk mendukung upaya Indonesia bebas kanker payudara stadium lanjut pada 2030. Untuk menyukseskan visi Indonesia bebas kanker payudara stadium lanjut tersebut, YKPI menggandeng kalangan selebritas yang punya perhatian untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya kanker payudara.
’’Visi dan misi YKPI adalah Indonesia bebas kanker payudara stadium lanjut di tahun 2030. Karena itu, tugas YKPI untuk sosialisasi mengenai Sadari dan Sadanis,’’kata Linda Gumelar dalam Forum Diskusi Philips Indonesia bertema Lakukan Sadanis, Selamatkan Diri sejak Dini di Conclave Coworking, Jakarta Selatan, Jumat (27/10/2017).
Baca juga: Deteksi Kanker Payudara Dini, Lakukan Sadanis dan Sadari Segera
Linda menjelaskan, dalam sosialisasi Sadanis dan Sadari ke daerah, YKPI bekerja sama dengan dokter umum untuk sharing. ’’Awalnya Sadari, lalu Sadanis. Kami juga bekerjasama dengan komunitas perempuan, bekerjasama dengan Dharmais dan Puskesmas, memberikan Sadanis gratis. Dari 170 orang yang mengikuti Sadanis, 123 curiga kanker ganas,’’jelas mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan tersebut.
Selain sosialisasi, YKPI sebagai anggota dari Reach Recovery International dan Union of International Cancer Control (UICC), mempunyai program mendukung penderita dan penyintas kanker payudara. Di YKPI, ada 274 Pita Pink survivors (penyintas) dan warriors (pasien yang masih berjuang melawan kanker payudara).
’’Pada periode Oktober 2016 hingga hari ini, ada 21 orang yang meninggal dunia karena kanker payudara —secara rata-rata, 2 orang meninggal karena kanker ini dalam sebulan,’’terangnya.
Fakta yang cukup mengejutkan, kata Linda, tren usia orang yang terkena kanker payudara mulai beranjak ke usia lebih muda, yakni sekitar usia 30-an. Namun, Linda menyikapi fakta tersebut dengan melakukan kerja nyata melalui YKPI guna mengurangi risiko orang yang terkena kanker payudara.
’’Kami juga memberikan pelatihan untuk pendamping pasien kanker payudara. Modul pelatihan mencakup pengetahuan tentang kanker payudara, komunikasi dan psikologi diberikan untuk pendamping pasien sehingga bisa menjadi pendukung yang baik,’’katanya.
YKPI juga menyiapkan Rumah Singgah dengan 28 tempat tidur untuk pasien kanker payudara BPJS Kelas 3 (bukan dalam kondisi paliatif) dengan biaya kebersihan 15 ribu sehari.Rumah singgah ini beralamat di Jalan Anggrek Neli Murni No. A38, Jakarta Barat.
(aww)