Pengobatan Kanker Bersifat Personal, Tergantung Diagnosa

Kamis, 16 Juli 2020 - 13:24 WIB
loading...
Pengobatan Kanker Bersifat Personal, Tergantung Diagnosa
Kini pengobatan kanker sudah bersifat personal, bergantung dari usia, stadium, sifat/subtipe. Sehingga tidak heran jika pasien kanker menjalani pengobatan yang berbeda-beda disesuaikan dengan diagnosis yang dibuat merujuk pada stadium dan subtipe kanker y
A A A
DAHULU pengobatan kanker seakan sudah ada pakemnya, dimulai dari dari operasi dilanjutkan dengan kemoterapi atau radiasi, dan pemberian obat-obatan. Namun kini pengobatan kanker sudah bersifat personal, bergantung dari usia, stadium, sifat/subtipe. Sehingga tidak heran jika pasien kanker menjalani pengobatan yang berbeda-beda disesuaikan dengan diagnosis yang dibuat merujuk pada stadium dan subtipe kanker yang diderita.

Secara umum, ada tiga subtipe kanker payudara yaitu, HR positif (HR+), HER2 positif (HER2+), dan triple negative. HR (hormon receptor) positif mendakan pertumbuhan sel-sel kanker payudara dipicu oleh hormon, baik estrogen, progesteron, atau keduanya. Sedangkan Pada jenis HER2+, sel kanker berasal dari protein HER2 yang tumbuh tak terkendali. Lain lagi dengan triple negative, dimana sel kankernya tidak dipengaruhi oleh hormon maupun HER2.

Perlu diketahui, kanker dengan subtipe tertentu bisa mendapat terapi tambahan di luar terapi konvensional yang meliputi operasi, radioterapi, dan kemoterapi. J pengobatan kanker payudara tergantung pada subtipe dan stadiumya, ada yang operasi dulu baru obat sistemik, ada yang dikasih obat dulu baru operasi. (Baca: Covid-19 Sebabkan Gula Darah Melonjak hingga Tingkatkan Risiko Kematian)

“Kecuali stadium 4 tidak ada operasi sebab tidak ada manfaatnya kecuali kalau sesudah diobati tempat penyebaran jauhnya bersih, baru dipertimbangkan operasi,” terang dr. Farida Briani Sobri, Sp.B(K).Onk dalam pada Instagram Live bertema Peranku Mengalahkan Kanker Payudara Jelang Kenormalan Baru.

Pemberian obat dimaksudkan agar tumor mengecil bahkan hilang. Meski begitu tetap harus dilakukan operadi guna melihat respin obat yanh ditimbulkan apakah sudah komplit. Tujuan lain pemberian obat adalah mencegah penyebaran jauh. Jika pasien menunjukkan respon komplit setelah diberi obat maka harapan hidupnya lebih tinggi.

Dr. Farida menyarankan agar pasien kritis terhadap dokter mengenai penyakitnya, misalkan jika tidak ingin payudaranya diangkat maka bicarakan dengan dokter. “Dokter jadi bisa tahu apa keinginan pasien dan bisa mengusahakan agar hanya diangkat sebagian misalnya,” imbuhnya. (Baca juga: Zidane: saya Teriak karena real Madrid Sedang Menderita)

Bagi para penyintas kanker payudara khususnya, dr. Farida menganjurkan agar menjaga berat badan ideal untuk menekan risiko kekambuhan. Berat badan ideal bisa dilihat dari Indeks Massa Tubuh (IMT). Idealnya orang Asia dibawah 23 IMTnya.

Selain itu usahakan olahraga teratur seminggu lima kali dengan intensitas sedang. Untuk makanan, sebenarnya tidak ada pantangan. Penelitian juga tidak membuktikan bahwa makanan berpengaruh langsung ke penyakit kanker selama makanan yang diasup adalah makanan sehat. Ia juga menyinggung bahwa pengobatan kanker seakan berpacu dengan waktu. Jika pengobatan terlambat maka bisa berakibat fatal. (Lihat videonya: Tak Hanya HH, Sejumlah Selebritas Ini JUga Pernah Terlibat Prostitusi Online)

Kebanyakan pasien memilih pengobatan alternatif dulu hingga akhirnya stadiumnya sudah lanjut. Padahal pengobatan medis sudah diuji klinis melewati tiga fase pengujian. Bahkan beberapa obat kemoterapi pun menggunakan herbal yang sudah diekstrak. “Ingat jangan ragu untuk bersifat terbuka dan mau diskusi dengan dokter. Karena pengobatan kanker saat ini bukan hanya untuk menghilangkan kanker saja tapi berusaha agar kualitas hidup tetap baik,” pungkasnya. (Sri Noviarni)
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1418 seconds (0.1#10.140)