Angka Kematiannya Cukup Tinggi, Masyarakat Penting Kenali Gejala Kanker Paru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Virus corona baru yang mengakibatkan Covid-19 memberikan banyak kerugian kesehatan termasuk juga mengaburkan gejala penyakit lainnya, salah satunya kanker paru .
Baca juga: Hari Kanker Sedunia, dari Sini Sejarahnya Dimulai
Gejala yang paling umum adalah batuk tidak kunjung sembuh atau batuk kronis yang semakin parah hingga mengeluarkan darah, terasa nyeri pada bagian dada, punggung, atau bahu, mengalami sesak napas, serta berat badan menurun drastis.
Sekilas mirip dengan Covid-19 sehingga penderita dapat mengira dirinya terinfeksi Covid-19. Hal semacam ini yang bisa menyebabkan risiko terlambatnya pasien mendapatkan penanganan medis terkait kankernya.
Dokter Spesialis Paru RS Premier Jatinegara, dr. Kasum Supriadi Sp.P mengatakan bahwa untuk menentukan pasien menderita kanker paru perlu dilakukan diagnosa pasti, yaitu jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada saluran pernapasan, parenkim paru, atau pada pembungkus paru.
Bedanya dengan gejala Covid-19, lebih sering didahului dengan demam, gangguan saluran pernapasan, atau gangguan organ lainnya. "Namun, diagnosa infeksi virus Sars Cov 2 harus melalui pemeriksaan tes swab PCR. Hasil dari test SWAB PCR ini yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 sedangkan pemeriksaan kanker paru harus dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujar dr Kasum, Rabu (3/2).
Adapun kanker paru dapat dipicu oleh gaya hidup yang buruk, seperti mengonsumsi makanan junk food, kebiasaan merokok, dan berlebihan mengonsumsi alkohol serta berat badan berlebih. Selain itu, perubahan gen atau mutasi DNA terkait faktor keturunan juga patut diwaspadai.
"Jika terdapat pasien kanker paru dalam keluarga, sebaiknya anggota kelarga lain melakukan pemeriksaan dini dan berkala agar diketahui gejala kanker sedini mungkin," terang dr Kasum.
Dia menjelaskan, ada serangkaian proses mendeteksi kanker paru, yakni anamnesa (wawancara pada pasien), pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi pada paru.
"Bila dari serangkaian proses pemeriksaan ditemukan bahwa pasien mengidap kanker paru maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai," sebutnya.
Baca juga: Hari Kanker Sedunia, dari Sini Sejarahnya Dimulai
Gejala yang paling umum adalah batuk tidak kunjung sembuh atau batuk kronis yang semakin parah hingga mengeluarkan darah, terasa nyeri pada bagian dada, punggung, atau bahu, mengalami sesak napas, serta berat badan menurun drastis.
Sekilas mirip dengan Covid-19 sehingga penderita dapat mengira dirinya terinfeksi Covid-19. Hal semacam ini yang bisa menyebabkan risiko terlambatnya pasien mendapatkan penanganan medis terkait kankernya.
Dokter Spesialis Paru RS Premier Jatinegara, dr. Kasum Supriadi Sp.P mengatakan bahwa untuk menentukan pasien menderita kanker paru perlu dilakukan diagnosa pasti, yaitu jika ada sel tumor yang bisa terdapat pada saluran pernapasan, parenkim paru, atau pada pembungkus paru.
Bedanya dengan gejala Covid-19, lebih sering didahului dengan demam, gangguan saluran pernapasan, atau gangguan organ lainnya. "Namun, diagnosa infeksi virus Sars Cov 2 harus melalui pemeriksaan tes swab PCR. Hasil dari test SWAB PCR ini yang digunakan untuk mendeteksi Covid-19 sedangkan pemeriksaan kanker paru harus dilakukan pemeriksaan lanjutan," ujar dr Kasum, Rabu (3/2).
Adapun kanker paru dapat dipicu oleh gaya hidup yang buruk, seperti mengonsumsi makanan junk food, kebiasaan merokok, dan berlebihan mengonsumsi alkohol serta berat badan berlebih. Selain itu, perubahan gen atau mutasi DNA terkait faktor keturunan juga patut diwaspadai.
"Jika terdapat pasien kanker paru dalam keluarga, sebaiknya anggota kelarga lain melakukan pemeriksaan dini dan berkala agar diketahui gejala kanker sedini mungkin," terang dr Kasum.
Dia menjelaskan, ada serangkaian proses mendeteksi kanker paru, yakni anamnesa (wawancara pada pasien), pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan dahak dan biopsi jaringan paru, foto rontgen dada, CT scan paru dengan zat kontras, bronkoskopi atau endoskopi pada paru.
"Bila dari serangkaian proses pemeriksaan ditemukan bahwa pasien mengidap kanker paru maka dokter paru akan menentukan tindakan medis yang sesuai," sebutnya.