Tangkal Kolesterol dengan Gaya Hidup Aktif

Rabu, 08 November 2017 - 07:44 WIB
Tangkal Kolesterol dengan...
Tangkal Kolesterol dengan Gaya Hidup Aktif
A A A
JAKARTA - Data Sample Registration System (SRS) tahun 2014 di Indonesia menunjukkan bahwa penyakit jantung kini menjadi penyebab kematian tertinggi. Data ini menyebutkan bahwa sekitar 12,9% kematian di Indonesia, diakibatkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Faktanya, setiap 12 detik, penderita penyakit jantung di Indonesia bertambah 1 orang dan 3 detik kemudian, ada 1 penderita yang di vonis stroke. Terkait bahaya kolesterol tinggi, orang dengan kolesterol tinggi mempunyai dua kali risiko terkena penyakit jantung dan stroke. Bahayanya, gejala kolesterol tinggi ini tidak terlihat sampai akhirnya terjadi komplikasi.

Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Bidang Kesehatan (BPJS) di tahun 2015, biaya yang dihabiskan untuk biaya pelayanan penderita penyakit jantung sebesar Rp6,9 triliun dan meningkat menjadi Rp7,4 triliun pada 2016 dan merupakan penyakit yang paling banyak menghabiskan biaya pelayanan kesehatan diantara penyakit katastropik lainnya. Sementara biaya pelayanan yang dihabiskan untuk penderita stroke sebesar Rp1,15 triliun di tahun 2015 dan meningkat menjadi Rp1,2 triliun di tahun 2016.

Saat ini, Kementerian Kesehatan mengimbau agar masyarakat Indonesia dapat menjadi agen perubahan dalam perilaku hidup sehat, khususnya dalam pencegahan dan pengendalian faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, sehingga masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas dapat diwujudkan.

Dr Iman Asjikin Hidayat, MHA, selaku Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan penyebab utama meningkatnya penyakit jantung koroner dan stroke, terutama di Indonesia adalah gaya hidup modern yang minim aktivitas dan gerakan fisik atau sedentari. Mulai dari duduk sepanjang hari di balik meja kerja atau meja usaha hingga memanfaatkan jasa asisten rumah tangga atau online untuk segala sesuatu. Malas bergerak adalah kebiasaan yang perlu diubah karena dampak risiko dari gaya hidup tersebut , baru mulai terasa setelah bertahun-tahun.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, 42% atau hampir separuh proporsi penduduk yang masuk dalam kelompok usia di atas 10 tahun, berperilaku sedentari atau, 1 dari 4 penduduk kita, menerapkan perilaku sedentari minimal 6 jam setiap harinya. Sementara data dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO, menunjukkan bahwa gaya hidup sedentari adalah 1 dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia.

Ilkka Ojansivu, Business Manager in Multiple Asian Countries, dari Raisio Principal Benecol Finlandia menekankan bahwa, gaya hidup sedentari atau kurangnya aktivitas fisik, merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, diabetes dan kanker. Data global menunjukkan bahwa 1 dari 4 orang dewasa tidak cukup aktif dan 4 dari 5 remaja, tidak cukup aktif. Sementara olahraga terbukti mampu mengendalikan berat badan, tekanan darah, meredakan peradangan, meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan dan meningkatkan HDL.

Data yang dilaporkan oleh European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC) pada tahun 2008 juga menunjukkan bahwa kematian akibat kebiasaan malas gerak jumlahnya dua kali lebih banyak dibandingkan kematian karena obesitas. Jika gaya hidup sedentari diikuti dengan pola makan yang tidak seimbang dan kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok atau minum alkohol, maka gaya hidup ini berisiko menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Hidup sehat yang dimaksud adalah gaya hidup yang aktif dan rutin berolahraga, menerapkan pola makan seimbang rendah lemak jenuh dan kolesterol serta kebiasaan sehat tanpa rokok dan minuman beralkohol. Hal ini efektif bantu mencegah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke yang meliputi diabetes mellitus (penyakit gula atau kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kebiasaan merokok, kegemukan, dan kadar kolesterol tinggi.

“Kolesterol dan penyakit kardiovaskuler juga terkait oleh proses yang disebut ateroklerosis, yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika terbentuk plak pada dinding pembuluh darah arteri. Penumpukan ini mempersempit arteri, sehingga darah sulit untuk mengalir melalui arteri. Plak juga bisa pecah (ruptur) dan memicu terbentuknya bekuan darah dangangguan aliran darah ini dapat menyebabkan terjadinya serangan jantung atau stroke. Salah satu faktor utama penyebab ateroklerosis adalah dislipidemia, yaitu peningkatan kadar kolesterol, trigliserida, atau keduanya, atau penurunan kadar HDL dalam plasma darah yang berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis,” jelas Dr. Vito A. Damay, Sp.JP(K), M.Kes, FIHA, FICA, yang juga salah satu konsultan kampanye Gerakan Jantung Sehat: Indonesia Tangkal Kolesterol 2017.

Kalbe Nutritionals memiliki portfolio pangan fungsional yang mengandung Plant Stanol Ester (PSE), melalui brandnya Nutrive Benecol untuk membantu menurunkan kolesterol dan risiko penyakit jantung koroner di dunia. Plant Stanol Ester merupakan bahan aktif yang mampu memberikan manfaat kesehatan. Dalam hal ini, telah teruji di lebih dari 70 uji klinis dengan latar konsumen berbeda mampu menurunkan kolesterol hingga 10%-17% jika dikonsumsi rutin selama 2-3 minggu. Plant Stanol Ester adalah senyawa dari tumbuhan yang menyerupai kolesterol sehingga mampu menggantikan kolesterol dalam proses penyerapan di usus. Kesamaan bentuk molekul menjadikan proses penyerapan kolesterol oleh usus tergantikan.

“Memperingati Hari Jantung Sedunia pada 29 September yang mengangkat tema Share The Power dan Hari Stroke Sedunia 29 Oktober dengan tema What’s Your Reason For Preventing Stroke?, bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan RI, Yayasan Jantung Indonesia dan KlikDokter.com, Kalbe Nutritionals melakukan rangkaian acara program Indonesia Tangkal Kolesterol Bersama Nutrive Benecol dengan tema 2017 yaitu Gerakan Jantung Sehat yang diadakan di 5 kota besar di Indonesia selama Juli hingga Oktober. Program Indonesia Tangkal Kolesterol 2017 sejalan dengan visi dan misi Kalbe Nutritionals yaitu membantu meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia menuju kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini, melalui rangkaian edukasi dan inovasi produk untuk meminimalisir penderita kolesterol dan jantung koroner di Indonesia,” jelas Diny Elvirani selaku Group Business Unit Special Needs and Healthy Lifestyle, Kalbe Nutritionals.

“Salah satu seminar Gerakan Jantung Sehat: Indonesia Tangkal Kolesterol Bersama Nutrive Benecol yang dilangsungkan, adalah pada hari Sabtu, 21 Oktober 2017 di The Hall, Senayan City Mall, dengan adanya kegiatan edukasi Gerakan Jantung Sehat di The Hall Senayan City, beberapa waktu lalu yakni pengenalan pola pikir rendah kolesterol dan rendah risiko penyakit jantung, demo mengenal pola makan dan porsi makan sehat, demo pola gerak sehat praktis sebagai solusi hidup sedentari, serta program deteksi dini kolesterol tinggi dan risiko penyakit jantung koroner. Harapannya dengan mengenali pola pikir, pola makan, dan pola gerak yang sehat, masyarakat Indonesia dapat berperan aktif menjadi agen perubahan, tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan minimal dalam lingkungan keluarga dan sekitarnya,” ungkap Donny Bambang Iryanto selaku Senior Brand Manager Nutrive Benecol.

Melalui kampanye Gerakan Jantung Sehat: Indonesia Tangkal Kolesterol 2017, Nutrive Benecol mengajak masyarakat Indonesia untuk bahu membahu dalam menurunkan risiko jantung koroner melalui Gerakan Jantung Sehat, yaitu mengenal, menurunkan dan mengontrol kolesterol, dengan gaya hidup Tangkal kolesterol yakni teratur periksa kolesterol, awasi asupan dan pola makan, nikmati hidup tanpa rokok dan minuman beralkohol, giat berolahraga senam B-Fit 2.0, kendalikan berat badan dan hindari stress, awasi tekanan darah serta lengkapi dengan Nutrive Benecol 2 kali sehari. (Sali)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0755 seconds (0.1#10.140)