Fashion dan Seni Bisa Memperkuat Daya Saing Anak Muda
A
A
A
JAKARTA - Hasil penelitian di Universitas Oxford, Inggris menyatakan peluang penggantian pekerjaan oleh teknologi sekitar 50%. Efeknya, akan banyak pengangguran. Untuk itu anak muda dituntut untuk lebih berkreativitas dalam berbagai bidang, seperti fashion, seni, teknologi dan sebagainya.
Hadirnya Youth Involvement Forum yang diinisiasi oleh Indonesia Youth Forum yang diadakan di Banyuwangi pada 24-27 November 2017 ini menjadi salah satu bagian penting dari upaya memperkuat daya saing anak muda Indonesia dalam rangka membangun jaringan dan mendorong revitalisasi pendidikan berbasis dunia usaha industri dan entrepreneurship.
Amizar Isma, Direktur Eksekutif Indonesia Youth Forum mengungkapkan Youth Involvement Forum ini terinspirasi dari kegelisahan mengenai kenaikan Indeks Daya Saing Global (The Global Competitiveness Index) dari rangking 41 (2016) ke 36 (2017) tidak berbanding lurus dengan tren peningkatan penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun khususnya alumni SMK.
Hal ini diperkuat dengan data BPS 2015- 2017, adanya tren tingkat pengangguran SMK 3 tahun terakhir per Februari (2015, 2016 dan 2017) yang mengalami kenaikan cukup signifikan.
“Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi minimnya penyerapan tenaga kerja karena gap kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri.” tambah Amizar.
Oleh sebab itu, kondisi di atas menuntut SDM yang qualified (inovatif, kreatif dan berdaya saing) di semua sektor; Pendidikan, Ketenagakerjaan, Perindustrian dan lain-lain dengan membangun kesadaran dan tanggung jawab link and match diberbagai sektor agar SDM yang lahir dari institusi pendidikan bisa sejalan dengan kebutuhan pasar usaha dan industri.
“Politicall will pemerintah sebenarnya sudah ada dengan keluarnya Inpres no. 9 thn 2016 tentang revitalisasi SMK dan rangka peningkatan kualitas dan SDM Indonesia. Akan tetapi, implementasi masih lambat bahkan keberadaan Inpres tersebut belum diketahui oleh banyak instansi teknis,” bebernya.
“Youth Involvement Forum hadir untuk menjembatani itu, mewujudkan partisipasi aktif generasi muda dan stakeholder dalam gerakan ini. Kegiatan ini diikuti oleh guru produktif SMK, usahawan muda, penggiat pendidikan vokasi, mahasiswa dalam dan luar negeri.” tutup Amizar.
Hadirnya Youth Involvement Forum yang diinisiasi oleh Indonesia Youth Forum yang diadakan di Banyuwangi pada 24-27 November 2017 ini menjadi salah satu bagian penting dari upaya memperkuat daya saing anak muda Indonesia dalam rangka membangun jaringan dan mendorong revitalisasi pendidikan berbasis dunia usaha industri dan entrepreneurship.
Amizar Isma, Direktur Eksekutif Indonesia Youth Forum mengungkapkan Youth Involvement Forum ini terinspirasi dari kegelisahan mengenai kenaikan Indeks Daya Saing Global (The Global Competitiveness Index) dari rangking 41 (2016) ke 36 (2017) tidak berbanding lurus dengan tren peningkatan penyerapan tenaga kerja dari tahun ke tahun khususnya alumni SMK.
Hal ini diperkuat dengan data BPS 2015- 2017, adanya tren tingkat pengangguran SMK 3 tahun terakhir per Februari (2015, 2016 dan 2017) yang mengalami kenaikan cukup signifikan.
“Kondisi ini menunjukkan adanya indikasi minimnya penyerapan tenaga kerja karena gap kompetensi tenaga kerja dengan kebutuhan industri.” tambah Amizar.
Oleh sebab itu, kondisi di atas menuntut SDM yang qualified (inovatif, kreatif dan berdaya saing) di semua sektor; Pendidikan, Ketenagakerjaan, Perindustrian dan lain-lain dengan membangun kesadaran dan tanggung jawab link and match diberbagai sektor agar SDM yang lahir dari institusi pendidikan bisa sejalan dengan kebutuhan pasar usaha dan industri.
“Politicall will pemerintah sebenarnya sudah ada dengan keluarnya Inpres no. 9 thn 2016 tentang revitalisasi SMK dan rangka peningkatan kualitas dan SDM Indonesia. Akan tetapi, implementasi masih lambat bahkan keberadaan Inpres tersebut belum diketahui oleh banyak instansi teknis,” bebernya.
“Youth Involvement Forum hadir untuk menjembatani itu, mewujudkan partisipasi aktif generasi muda dan stakeholder dalam gerakan ini. Kegiatan ini diikuti oleh guru produktif SMK, usahawan muda, penggiat pendidikan vokasi, mahasiswa dalam dan luar negeri.” tutup Amizar.
(tdy)