Perjalanan Spiritual Chrisye Bakal Bikin Penonton Termehek-Mehek
A
A
A
JAKARTA - Kerinduan masyarakat Indonesia terhadap sosok almarhum Chrisye, akan segera terobati. Hal tersebut seiring dengan akan segera beredarnya film Chrisye secara massal pada 7 Desember mendatang.
Selain mengobati kerinduan, film produksi MNC Pictures ini juga akan mengajak para penonton melihat sosok Chirsye di luar statusnya sebagai seorang musisi top. Di balik aksi panggungnya yang mampu menghipnosis banyak orang, Chrisye ternyata sosok pemalu dan rendah hati.
Dibuka dengan video dokumentasi suasana meninggalnya almarhum, alur film Chrisye diawali dengan aksi Chrisye (Vino G Bastian) bersama bandnya, Gipsy, di era 70—80an. Di band itu, Chrisye tidak berposisi sebagai vokalis, melainkan bassis. Saat itu, Gipsy tampil di acara sebuah ulang tahun.
Tanpa disadari Chrisye, tuan hajat yang mengundang bandnya itu ternyata teman Damayanti Noor yang akrab disapa Yanti (Velove Vexia). Chrisye sendiri sudah cukup mengenal sosok perempuan yang kemudian jadi istrinya itu.
Benih-benih cinta sepertinya sudah mulai tumbuh pada diri Yanti. Ketika teman-temannya asik berdansa mengikuti lagu yang dibawakan Gipsy, Yanti justru asik memerhatikan Chrisye yang sedang beraksi di atas panggung.
Perjalanan Chrisye dengan Gipsy tidak berlangsung lama. Sepulang manggung dari Amerika bersama bandnya, Chrisye mendapat tawaran untuk menyanyikan lagu dari salah satu finalis lomba yang diadakan salah satu stasiun radio. Lilin-Lilin Kecil, demikian lagu yang akan dibawakan Chrisye.
Beralasan masih memiliki band, Chrisye awalnya menolak tawaran itu. Namun, setelah coba diyakinkan, Chrisye akhirnya bersedia untuk menerima tawaran untuk tampil solo. Keputusan Chrisye untuk menerima tawaran itu tidak keliru. Hal itu terlihat dari meledaknya lagu Lilin-Lilin Kecil di pasaran.
Keputusan Chrisye untuk berkarir solo juga membuat intensitas pertemuannya dengan Yanti lebih besar. Keduanya kembali bertemu ketika Chrisye mendapat proyek bersama Guruh Soekarno Putra. Dalam waktu bersamaan, Yanti sedang bekerja membantu Guruh.
Dalam pertemuan itu, giliran Chrisye yang terus memerhatikan perempuan itu. Beruntung, mereka memiliki kesempatan untuk ngobrol berdua. Hubungan keduanya semakin intens setelah pertemuan itu. Bahkan, teman-teman Chrisye sering menggodanya kapan meminang Yanti.
Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin dekat. Namun, rencana mereka untuk menikah sedikit mendapat halangan, lantaran Yanti ingin menikah secara Islam. Setelah melalui beberapa perenungan, Chrisye pun akhirnya memutuskan untuk menjadi muallaf.
Kehidupan rumah tangga mereka pun berjalan cukup bahagia. Hingga akhirnya mereka dikarunia seorang anak, Rizkia Annisa, yang melengkapi kehidupan pasangan itu. Tapi, Chrisye kemudian dilanda kekhawatiran dengan masa depan sang anak.
Saat akan menggelar konser tunggalnya, Chrisye yang saat itu sudah menjadi musisi dengan jumlah penggemar yang banyak itu merasa khawatir tidak bisa membahagiakan orang-orang di sekitarnya. Kondisi tersebut, semakin diperkuat dengan sulitnya mencari promotor. Beruntung, di sela-sela kondisi itu, RCTI siap untuk mendukung konser tunggal sang maestro.
Namun, hambatan kembali menghampiri Chrisye dan tim. Dua hari menjelang hari H, Chrisye tiba-tiba kehilangan suara. Kondisi tersebut kontan mengundang kekhawatiran dari banyak kalangan, tidak terkecuali Damayanti.
Namun, lantaran tiket sudah habis terjual, konser tunggal itu bagaimana pun harus terlaksana. Suasana psimistis masih menyelimuti orang-orang di balik layar, termasuk Erwin Gutawa yang mengiringi aksi Chrisye itu.
Beruntung, setelah orchestra yang dipimpin Erwin Gutawa mulai terdengar, suara Chrisye kembali muncul, dan penonton pun bersorak menyambut penampilan sang idola. Suasana bahagia pun terlihat pada orang-orang di balik layar konser.
Aksi perdana Chrisye itu pun mendapat respons dari insan media. Keesokan harinya, berita konser sang legenda menghiasi koran-koran pagi. Namun, suasana bertolak belakang dialami Chrisye.
Kondisi tersebut terus menghampiri Chrisye hingga akhirnya membawa dia berinisiatif untuk membuat lagu bertema Ketuhanan. Namun, lantatan terus mengalamin kegagalan dalam membuat lirik lagu, Chrisye akhirnya menemui Taufik Ismail. Dari hasil pertemuan itu, lahirlah Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Sementara itu, dalam beberapa adegan, penonton akan tertawa melihat gaya dan aksi sang legenda. Tawa penonton akan semakin pecah ketika Chrisye dipaksa harus ngedance dalam salah satu penampilannya di TVRI.
Di sisi lain, emosi penonton akan diaduk-aduk lewat sebuah adegan yang cukup emosional. Adegan ketika Chrisye akan menggelar konser tunggal di RCTI dan proses rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata, akan membuat penonton termehek-mehek, hanyut dalam kisah yang disajikan.
Film ini disutradarai Rizal Mantovani dan naskah disusun oleh Alim Sudiyo. Chrisye yang diproduksi MNC Pictures ini bakal mulai tayang di bioskop pada 7 Desember mendatang.
Selain mengobati kerinduan, film produksi MNC Pictures ini juga akan mengajak para penonton melihat sosok Chirsye di luar statusnya sebagai seorang musisi top. Di balik aksi panggungnya yang mampu menghipnosis banyak orang, Chrisye ternyata sosok pemalu dan rendah hati.
Dibuka dengan video dokumentasi suasana meninggalnya almarhum, alur film Chrisye diawali dengan aksi Chrisye (Vino G Bastian) bersama bandnya, Gipsy, di era 70—80an. Di band itu, Chrisye tidak berposisi sebagai vokalis, melainkan bassis. Saat itu, Gipsy tampil di acara sebuah ulang tahun.
Tanpa disadari Chrisye, tuan hajat yang mengundang bandnya itu ternyata teman Damayanti Noor yang akrab disapa Yanti (Velove Vexia). Chrisye sendiri sudah cukup mengenal sosok perempuan yang kemudian jadi istrinya itu.
Benih-benih cinta sepertinya sudah mulai tumbuh pada diri Yanti. Ketika teman-temannya asik berdansa mengikuti lagu yang dibawakan Gipsy, Yanti justru asik memerhatikan Chrisye yang sedang beraksi di atas panggung.
Perjalanan Chrisye dengan Gipsy tidak berlangsung lama. Sepulang manggung dari Amerika bersama bandnya, Chrisye mendapat tawaran untuk menyanyikan lagu dari salah satu finalis lomba yang diadakan salah satu stasiun radio. Lilin-Lilin Kecil, demikian lagu yang akan dibawakan Chrisye.
Beralasan masih memiliki band, Chrisye awalnya menolak tawaran itu. Namun, setelah coba diyakinkan, Chrisye akhirnya bersedia untuk menerima tawaran untuk tampil solo. Keputusan Chrisye untuk menerima tawaran itu tidak keliru. Hal itu terlihat dari meledaknya lagu Lilin-Lilin Kecil di pasaran.
Keputusan Chrisye untuk berkarir solo juga membuat intensitas pertemuannya dengan Yanti lebih besar. Keduanya kembali bertemu ketika Chrisye mendapat proyek bersama Guruh Soekarno Putra. Dalam waktu bersamaan, Yanti sedang bekerja membantu Guruh.
Dalam pertemuan itu, giliran Chrisye yang terus memerhatikan perempuan itu. Beruntung, mereka memiliki kesempatan untuk ngobrol berdua. Hubungan keduanya semakin intens setelah pertemuan itu. Bahkan, teman-teman Chrisye sering menggodanya kapan meminang Yanti.
Seiring berjalannya waktu, hubungan keduanya semakin dekat. Namun, rencana mereka untuk menikah sedikit mendapat halangan, lantaran Yanti ingin menikah secara Islam. Setelah melalui beberapa perenungan, Chrisye pun akhirnya memutuskan untuk menjadi muallaf.
Kehidupan rumah tangga mereka pun berjalan cukup bahagia. Hingga akhirnya mereka dikarunia seorang anak, Rizkia Annisa, yang melengkapi kehidupan pasangan itu. Tapi, Chrisye kemudian dilanda kekhawatiran dengan masa depan sang anak.
Saat akan menggelar konser tunggalnya, Chrisye yang saat itu sudah menjadi musisi dengan jumlah penggemar yang banyak itu merasa khawatir tidak bisa membahagiakan orang-orang di sekitarnya. Kondisi tersebut, semakin diperkuat dengan sulitnya mencari promotor. Beruntung, di sela-sela kondisi itu, RCTI siap untuk mendukung konser tunggal sang maestro.
Namun, hambatan kembali menghampiri Chrisye dan tim. Dua hari menjelang hari H, Chrisye tiba-tiba kehilangan suara. Kondisi tersebut kontan mengundang kekhawatiran dari banyak kalangan, tidak terkecuali Damayanti.
Namun, lantaran tiket sudah habis terjual, konser tunggal itu bagaimana pun harus terlaksana. Suasana psimistis masih menyelimuti orang-orang di balik layar, termasuk Erwin Gutawa yang mengiringi aksi Chrisye itu.
Beruntung, setelah orchestra yang dipimpin Erwin Gutawa mulai terdengar, suara Chrisye kembali muncul, dan penonton pun bersorak menyambut penampilan sang idola. Suasana bahagia pun terlihat pada orang-orang di balik layar konser.
Aksi perdana Chrisye itu pun mendapat respons dari insan media. Keesokan harinya, berita konser sang legenda menghiasi koran-koran pagi. Namun, suasana bertolak belakang dialami Chrisye.
Kondisi tersebut terus menghampiri Chrisye hingga akhirnya membawa dia berinisiatif untuk membuat lagu bertema Ketuhanan. Namun, lantatan terus mengalamin kegagalan dalam membuat lirik lagu, Chrisye akhirnya menemui Taufik Ismail. Dari hasil pertemuan itu, lahirlah Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Sementara itu, dalam beberapa adegan, penonton akan tertawa melihat gaya dan aksi sang legenda. Tawa penonton akan semakin pecah ketika Chrisye dipaksa harus ngedance dalam salah satu penampilannya di TVRI.
Di sisi lain, emosi penonton akan diaduk-aduk lewat sebuah adegan yang cukup emosional. Adegan ketika Chrisye akan menggelar konser tunggal di RCTI dan proses rekaman Ketika Tangan dan Kaki Berkata, akan membuat penonton termehek-mehek, hanyut dalam kisah yang disajikan.
Film ini disutradarai Rizal Mantovani dan naskah disusun oleh Alim Sudiyo. Chrisye yang diproduksi MNC Pictures ini bakal mulai tayang di bioskop pada 7 Desember mendatang.
(alv)