Pola Hidup Sehat Bisa Memperlambat Degenerasi Testosteron
A
A
A
JAKARTA - Ditengah rutinitas dan kesibukannya, seorang pria dituntut selalu mempunyai stamina yang baik dan kuat. Dengan alasan inilah, banyak pria yang mengonsumsi suplemen penambah stamina.
Pakar andrologis dr Nugroho Setiawan SpAnd menjelaskan, puncak kehidupan pria pada umumnya ada pada umur 25-30 tahun. Di atas usia 30 tahun, pria mulai mengalami degenerasi testosteron. Namun, tidak jarang ada pria yang telah mengalami degenerasi sebelum umur 30 tahun akibat gaya hidup yang tidak sehat. Selain olahraga dan pola hidup sehat, suplemen juga dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya agar dapat seimbang.
Sebelum memutuskan membeli suplemen, dr Nugroho memberikan beberapa tips untuk memilih suplemen yang aman dikonsumsi. Di antaranya, cek keterangan kandungan serta izin edarnya, pilih produk yang sudah tersertifikasi BPOM, hindari penggunaan obat kimia tanpa pertanggungjawaban dokter, selalu baca aturan pakai dan keterangan komposisi setiap suplemen.
“Yang juga perlu diingat, hindari konsumsi melebihi dosis yang disarankan,” ujar dr Nugroho dalam Press Launch Sutra Perkasa, Rahasia Stamina Pria Perkasa.
Pada kesempatan itu, dia meluruskan pandangan yang menganggap bahwa hormon testosteron pada pria memiliki andil untuk gairah seksual atau organ reproduksi saja. Padahal, hormon ini juga berperan dalam sistem metabolisme tubuh. Testosteron bukan hanya memungkinkan seorang pria untuk memiliki ereksi dan hasrat seksual (libido). Testosteron juga penting untuk mempertahankan massa otot, tulang yang sehat, dan suasana hati yang positif. Dari segi seksual, pria yang kekurangan hormon testosteron juga tidak memiliki gairah seksual yang bagus.
“Bisa juga, memiliki gairah yang bagus, tapi respon seksualnya kurang bagus, misalnya ereksinya tidak keras,” ujar dr Nugroho. Selain itu, apabila kadar testosteron pria rendah, dia akan mudah terserang penyakit metabolis, seperti diabetes maupun darah tinggi. Testosteron yang rendah juga berdampak pada kelelahan dan mudah gemuk.
Modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat, misalnya dengan menjaga berat badan, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dapat memperlambat degenerasi testosteron. Lebih jauh, dilansir Daily Star, ditemukan pria yang hobi berolahraga gym dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu yang panjang kurang begitu memikirkan seks.
Kondisi ini menyebabkan penurunan testosteron sehingga gairah seks menurun dan Mr P sulit ereksi. Terkait temuan ini, peneliti pun menyarankan para pria untuk tidak berolahraga gym secara berlebihan. Sebaiknya olahraga jenis ini dilakukan satu kali dalam seminggu dengan intensitas sedang. (Sri Noviarni)
Pakar andrologis dr Nugroho Setiawan SpAnd menjelaskan, puncak kehidupan pria pada umumnya ada pada umur 25-30 tahun. Di atas usia 30 tahun, pria mulai mengalami degenerasi testosteron. Namun, tidak jarang ada pria yang telah mengalami degenerasi sebelum umur 30 tahun akibat gaya hidup yang tidak sehat. Selain olahraga dan pola hidup sehat, suplemen juga dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya agar dapat seimbang.
Sebelum memutuskan membeli suplemen, dr Nugroho memberikan beberapa tips untuk memilih suplemen yang aman dikonsumsi. Di antaranya, cek keterangan kandungan serta izin edarnya, pilih produk yang sudah tersertifikasi BPOM, hindari penggunaan obat kimia tanpa pertanggungjawaban dokter, selalu baca aturan pakai dan keterangan komposisi setiap suplemen.
“Yang juga perlu diingat, hindari konsumsi melebihi dosis yang disarankan,” ujar dr Nugroho dalam Press Launch Sutra Perkasa, Rahasia Stamina Pria Perkasa.
Pada kesempatan itu, dia meluruskan pandangan yang menganggap bahwa hormon testosteron pada pria memiliki andil untuk gairah seksual atau organ reproduksi saja. Padahal, hormon ini juga berperan dalam sistem metabolisme tubuh. Testosteron bukan hanya memungkinkan seorang pria untuk memiliki ereksi dan hasrat seksual (libido). Testosteron juga penting untuk mempertahankan massa otot, tulang yang sehat, dan suasana hati yang positif. Dari segi seksual, pria yang kekurangan hormon testosteron juga tidak memiliki gairah seksual yang bagus.
“Bisa juga, memiliki gairah yang bagus, tapi respon seksualnya kurang bagus, misalnya ereksinya tidak keras,” ujar dr Nugroho. Selain itu, apabila kadar testosteron pria rendah, dia akan mudah terserang penyakit metabolis, seperti diabetes maupun darah tinggi. Testosteron yang rendah juga berdampak pada kelelahan dan mudah gemuk.
Modifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat, misalnya dengan menjaga berat badan, berolahraga secara teratur, mengelola stres, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dapat memperlambat degenerasi testosteron. Lebih jauh, dilansir Daily Star, ditemukan pria yang hobi berolahraga gym dengan intensitas tinggi dalam jangka waktu yang panjang kurang begitu memikirkan seks.
Kondisi ini menyebabkan penurunan testosteron sehingga gairah seks menurun dan Mr P sulit ereksi. Terkait temuan ini, peneliti pun menyarankan para pria untuk tidak berolahraga gym secara berlebihan. Sebaiknya olahraga jenis ini dilakukan satu kali dalam seminggu dengan intensitas sedang. (Sri Noviarni)
(nfl)