Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry

Jum'at, 15 Desember 2017 - 21:30 WIB
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry
A A A
KOTA Coventry di Inggris baru saja dinobatkan sebagai Kota Budaya Inggris untuk tahun 2021. Jadi, ada banyak waktu bagi para pelancong untuk mulai merencanakan bergabung dalam perayaan tersebut.

Coventry menjadi pemegang ketiga gelar City of Culture atau Kota Budaya di Inggris. Sebelumnya, gelar ini diberikan kepada Londonderry pada 2013, disusul Hull. Dikutip Lonely Planet, menurut pemerintah Inggris, pada tahun ini Hull yang memegang gelar tersebut dengan cepat membangun reputasinya sebagai tujuan wisata seni dan budaya, baik di dalam maupun luar negeri. Kota ini menyelenggarakan acara budaya selama satu tahun dan menarik pengunjung dari seluruh Inggris dan sekitarnya.

Sementara itu, Coventry diketahui terus berusaha menarik minat wisatawan. Daerah ini telah bekerja keras untuk membangun wilayahnya lagi sejak pengeboman selama Perang Dunia II yang meratakan kota abad pertengahan yang indah ini. Juga akibat tutupnya industri mobil pada era 1980-an.

Coventry adalah kota kesembilan terbesar di Inggris, terletak sekitar 153 kilometer di barat laut London pusat. Hanya satu jam naik kereta dari London, dan dua puluh menit dari Birmingham. Atau naik koneksi yang tersedia dari Stasiun Euston dan Paddington di London dengan biaya sekitar 19,50 poundsterling (Rp354.000). Turis bisa menikmati sejumlah atraksi di kota untuk belajar tentang masa lalu Coventry yang unik. Lalu, apa saja sajian wisata menarik di sana? Berikut beberapa di antaranya.

1. Museum Transportasi Coventry
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry

Pelancong bisa mengunjungi Museum Transportasi Coventry (Coventry Transport Museum), yang mengeksplorasi warisan terkait transportasi kota, termasuk sejumlah jalan kuno yang menawarkan pemandangan kota pada abad pertengahan.

2. Melihat Reruntuhan Salah Satu Katedral Inggris
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry

Coventry merupakan salah satu kota terparah selama Blitz atau pengeboman paling dahsyat pada November 1940 yang menghancurkan katedral Coventry berkeping-keping. Reruntuhan Katedral kembar ini menjadi indikator pedih dari kehancuran dan ketahanan Coventry.
Reruntuhan struktur Grade-I yang terdaftar di Abad Pertengahan tetap menjadi situs populer di kalangan pengunjung dan bukti peristiwa pengeboman.

Reruntuhan ini juga tepat bersebelahan dengan katedral baru yang juga masuk dalam Grade-I. Dirancang oleh Sir Basil Spence, bangunan baru ini memiliki permadani besar yang dibuat Graham Sutherland. Turis disarankan datang pagi hari untuk melihat jendela kaca patri yang menakjubkan di tempat yang paling mulia. Puncak menara Gereja St Michael, yang diberi status katedral pada 1918, dapat dicapai dengan menggunakan 181 anak tangga untuk mendapatkan pemandangan panorama kota.

3. Kapel Sistina
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry

Dikutip The Telegraph, Holy Trinity Church berasal dari abad ke-12, menjadi rumah bagi lukisan dinding Doom yang paling mengesankan yang tersisa dari gereja Inggris. Lukisan dibuat di atas lengkungan menara pada tahun 1430-an. Setelah direstorasi baru-baru ini, lukisan kuno yang diresmikan pada 2004 ini pun dijuluki sebagai "Kapel Sistine Coventry". Pekerjaan seni ini telah diselesaikan oleh seniman abad pertengahan Coventry sekitar 50 tahun sebelum Leonardo da Vinci melukis Perjamuan Terakhir.

4. Menonton Olahraga Kelas Atas
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry

Tim rugbi bersejarah Wasps memiliki sejarah sejak tahun 1867. Sejak pindah dari London, tim ini telah menjadi klub Coventry mulai tahun 2014. Mereka sekarang bermain di Premiership di Ricoh Arena. Jadi sayang jika dilewatkan begitu saja.

5. Kisah Lady Godiva dan Peeping Tom
Traveling ke Inggris? Jangan Lewatkan Kota Budaya Coventry

Sebuah legenda mengatakan, seorang bangsawan Inggris bernama Lady Godiva nekat naik kuda sambil telanjang menelusuri jalanan kota sebagai wujud protes terhadap pajak yang dikenakan suaminya (Earl of Mercia) terhadap para penyewa. Versi selanjutnya dari cerita tersebut mengatakan bahwa seorang pria bernama Thomas, yang menyaksikan Lady Godiva dalam kondisi telanjang, tiba-tiba buta atau mati.

Dari sinilah asal dari label "Peeping Tom". Kota ini memberi penghormatan kepada sang legendaris dalam berbagai bentuk, termasuk jam dan patung. Perusahaan cokelat Godiva asal Belgia, yang dinamai sesuai namanya, juga memberi penghormatan kepada legendaris tersebut dengan logo dirinya saat menunggang kuda.

Sementara Coventry Godiva Festival adalah festival keluarga terbesar di Inggris, setelah menjadi tuan rumah 179.000 tamu pada tahun ini dan berbagai band besar, termasuk Kasabian dan Biffy Clyro.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6815 seconds (0.1#10.140)
pixels