Difteri Bisa Picu Komplikasi Jantung dan Gangguan Pernapasan
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan difteri sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sampai November 2017, penyakit ini telah menyebar di 95 kabupaten/kota di 20 provinsi, bahkan 11 provinsi di antaranya sudah masuk kategori KLB.
Konsultan Infeksi Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Dr.dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K) mengatakan bahwa difteri bisa menyebabkan komplikasi jantung dan gangguan pernapasan. Ini karena adanya cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
"Jantung dan juga gangguan pernapasan karena toxin itu bisa masuk ke jantung dan saraf yang bisa menyebabkan kematian. Karena ada receptornya toxin dan mencari tempat makan dan melekatnya ke jantung dan selaput lendir," ujar Dr.dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K) di Jakarta, Selasa ( 19/12/2017)
Anak merupakan paling rentan terkena difteri. Ini karena sistem kekebalan tubuhnya yang tidak terlalu kuat dibandingkan orang dewasa.
“Kalau dewasa itu kekuatannya lebih rendah dibandingkan anak. Dan antibodinya lebi tinggi jadi paling rentan anak sih untuk difteri dan selalu kasusnya adalah anak," papar dia.
Jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka difteri akan sebabkan kematian. Untuk itu, vaksin dan imunasisi cara tepat dalam mengobati penyakit yang menyeramg banyak masyarakat Indonesia ini.
"Jangan sepelekan difteri karena ini memang penyakit lama tapi penyakit lama inilah cukup berbahaya yang bisa menjadi kematian, jadi kalau bisa vaksin segera mungkin untuk anak maupun dewasa," ucap dia.
Konsultan Infeksi Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM Dr.dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K) mengatakan bahwa difteri bisa menyebabkan komplikasi jantung dan gangguan pernapasan. Ini karena adanya cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
"Jantung dan juga gangguan pernapasan karena toxin itu bisa masuk ke jantung dan saraf yang bisa menyebabkan kematian. Karena ada receptornya toxin dan mencari tempat makan dan melekatnya ke jantung dan selaput lendir," ujar Dr.dr. Hindra Irawan Satari, SpA(K) di Jakarta, Selasa ( 19/12/2017)
Anak merupakan paling rentan terkena difteri. Ini karena sistem kekebalan tubuhnya yang tidak terlalu kuat dibandingkan orang dewasa.
“Kalau dewasa itu kekuatannya lebih rendah dibandingkan anak. Dan antibodinya lebi tinggi jadi paling rentan anak sih untuk difteri dan selalu kasusnya adalah anak," papar dia.
Jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka difteri akan sebabkan kematian. Untuk itu, vaksin dan imunasisi cara tepat dalam mengobati penyakit yang menyeramg banyak masyarakat Indonesia ini.
"Jangan sepelekan difteri karena ini memang penyakit lama tapi penyakit lama inilah cukup berbahaya yang bisa menjadi kematian, jadi kalau bisa vaksin segera mungkin untuk anak maupun dewasa," ucap dia.
(alv)