Otsuka Indonesia Luncurkan Aplikasi bagi Penderita TB
A
A
A
JAKARTA - Sebagai bentuk kepedulian terhadap pasien penderita tuberkulosis (TB), Otsuka Indonesia resmi meluncurkan aplikasi bernama Sembuh TB.
Bussiness and Scientific Development TB Project Otsuka dr Yoesrianto Tahir mengatakan, aplikasi ini bertujuan memberikan pengetahuan bagi masyarakat di Indonesia agar lebih mengerti dan memahami penyakit TB dan MDR-TB (multidrug resistance - tuberkulosis).
“Aplikasi yang akan diluncurkan pada akhir Desember tahun ini dapat diunduh langsung di Play Store secara gratis agar semua penderita TB bisa mendapat informasi penting untuk menunjang pemulihan mereka,” ucap dr Yoesrianto dalam peluncuran aplikasi TB di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan bahwa aplikasi ini dapat digunakan sebagai pengingat untuk minum obat. Akan ada alarm sebagai fitur utamanya dan berbunyi setiap hari sesuai pengaturan pasien selama enam bulan.
“Jadi sebagai pengingat dan alat motivasi bagi pasien agar minum obat sampai sembuh. Selain itu, ada video edukasinya,” kata dr Yoesrianto.
Tuberkulosis (TB/MDR-TB) adalah suatu penyakit yang penderitanya cukup banyak di Indonesia saat ini. Penyakit ini adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan bakteri yang menyerang paru-paru.
Dari data yang tercatat di Kementrian Kesehatan pada 2016, diperkirakan 1 juta orang menderita penyakit TB per tahun. Namun, hingga kini hanya sekitar 340.000 penderita TB yang tercatat melakukan pengobatan yang terlaporkan di pemerintah, sedangkan sisanya belum diketahui.
“Enggannya penderita TB untuk berobat dengan benar disebabkan banyak hal, seperti malu, ada stigma salah di benak masyarakat Indonesia saat ini, misalnya penyakit TB tidak bisa disembuhkan, penyakit menular sehingga merasa dikucilkan, penyakit yang memalukan dan sebagainya,” papar Dokter Spesialis Pulmonologi RS Persahabatan Jakarta Dr Erlina Burhan.
Menurutnya, kurang disiplinnya pasien TB yang sedang melakukan pengobatan menjadikan penderita TB sulit sembuh.
“Padahal, untuk semua pasien yang teridentifikasi TB diharuskan minum obat selama enam bulan penuh secara rutin hingga sembuh,” ujar dr Erlina. Aplikasi Sembuh TB juga sudah diuji coba di beberapa rumah sakit, di antaranya RS Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Paru Dr Goenawan Cisarua, dan RS Islam Cempaka Putih Jakarta.
“Dari hasil uji coba tersebut, pasien yang menggunakan aplikasi ini bisa lebih terkontrol setiap harinya. Otsuka Indonesia memahami dan peduli akan kesehatan masyarakat di Indonesia, begitu juga terhadap masyarakat yang menderita atau diduga menderita TB. Hal ini sesuai filosofi perusahaan, Otsuka-People Creating New Products for Better Health World- Wide , bahwa Otsuka memiliki tanggung jawab dan misi untuk mewujudkan kesehatan masyarakat dunia yang lebih baik,” papar dr Yoesrianto. (Iman Firmansyah)
Bussiness and Scientific Development TB Project Otsuka dr Yoesrianto Tahir mengatakan, aplikasi ini bertujuan memberikan pengetahuan bagi masyarakat di Indonesia agar lebih mengerti dan memahami penyakit TB dan MDR-TB (multidrug resistance - tuberkulosis).
“Aplikasi yang akan diluncurkan pada akhir Desember tahun ini dapat diunduh langsung di Play Store secara gratis agar semua penderita TB bisa mendapat informasi penting untuk menunjang pemulihan mereka,” ucap dr Yoesrianto dalam peluncuran aplikasi TB di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan bahwa aplikasi ini dapat digunakan sebagai pengingat untuk minum obat. Akan ada alarm sebagai fitur utamanya dan berbunyi setiap hari sesuai pengaturan pasien selama enam bulan.
“Jadi sebagai pengingat dan alat motivasi bagi pasien agar minum obat sampai sembuh. Selain itu, ada video edukasinya,” kata dr Yoesrianto.
Tuberkulosis (TB/MDR-TB) adalah suatu penyakit yang penderitanya cukup banyak di Indonesia saat ini. Penyakit ini adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang disebabkan bakteri yang menyerang paru-paru.
Dari data yang tercatat di Kementrian Kesehatan pada 2016, diperkirakan 1 juta orang menderita penyakit TB per tahun. Namun, hingga kini hanya sekitar 340.000 penderita TB yang tercatat melakukan pengobatan yang terlaporkan di pemerintah, sedangkan sisanya belum diketahui.
“Enggannya penderita TB untuk berobat dengan benar disebabkan banyak hal, seperti malu, ada stigma salah di benak masyarakat Indonesia saat ini, misalnya penyakit TB tidak bisa disembuhkan, penyakit menular sehingga merasa dikucilkan, penyakit yang memalukan dan sebagainya,” papar Dokter Spesialis Pulmonologi RS Persahabatan Jakarta Dr Erlina Burhan.
Menurutnya, kurang disiplinnya pasien TB yang sedang melakukan pengobatan menjadikan penderita TB sulit sembuh.
“Padahal, untuk semua pasien yang teridentifikasi TB diharuskan minum obat selama enam bulan penuh secara rutin hingga sembuh,” ujar dr Erlina. Aplikasi Sembuh TB juga sudah diuji coba di beberapa rumah sakit, di antaranya RS Persahabatan Jakarta, Rumah Sakit Paru Dr Goenawan Cisarua, dan RS Islam Cempaka Putih Jakarta.
“Dari hasil uji coba tersebut, pasien yang menggunakan aplikasi ini bisa lebih terkontrol setiap harinya. Otsuka Indonesia memahami dan peduli akan kesehatan masyarakat di Indonesia, begitu juga terhadap masyarakat yang menderita atau diduga menderita TB. Hal ini sesuai filosofi perusahaan, Otsuka-People Creating New Products for Better Health World- Wide , bahwa Otsuka memiliki tanggung jawab dan misi untuk mewujudkan kesehatan masyarakat dunia yang lebih baik,” papar dr Yoesrianto. (Iman Firmansyah)
(nfl)