Vaksin Dengue Ternyata Belum Aman
A
A
A
JAKARTA - Menyusul press release yang dikeluarkan perusahaan vaksin Sanofi tertanggal 30 November 2017 yang menyatakan bahwa vaksin bisa menyebabkan dengue yang lebih berat pada mereka yang sebelumnya belum pernah kena infeksi dengue (seronegatif). Prof Dr dr Sri Rezeki SpA(K), guru besar Ilmu Kesehatan Anak, FK, Universitas Indonesia, mengatakan, di Tanah Air vaksin dengue belum menjadi program pemerintah.
“Vaksin dengue baru tersedia di sektor swasta sehingga cakupannya belum luas seperti di Filipina,” papar Prof Sri. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga sempat mengeluarkan pernyataan untuk menangguhkan vaksin sampai vaksin dipelajari lebih lanjut. “
Dia melanjutkan, Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi IDAI sudah bersidang. Akhirnya dianjurkan bahwa vaksin bisa diberikan kepada individu yang sudah jelas pernah kena infeksi dengue (seropositif).
“Kalau tidak tahu, dites dulu antibodi IgE antidengue. Kalau positif bisa divaksin, kalau negatif jangan,” papar Prof Sri.
Apabila anak sudah pernah divaksin, orang tua perlu terus memantau. Misalkan kalau anak demam tanpa batuk pilek, apalagi sudah tiga hari, datanglah ke dokter untuk memastikan apakah itu dengue atau bukan.
Menyinggung soal isu bahwa vaksin dengue belum teregistrasi BPOM, Prof Sri membantah hal tersebut. Menurutnya, vaksin dengue sudah teregistrasi BPOM pada 30 Agustus 2016. Indikasinya untuk anak usia 9-16 tahun. Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis, dengan interval setia enam bulan sekali (0-6-12).
Sesuai rekomendasi WHO, vaksin ini diperuntukkan bagi edemis >70%. Di Indonesia, seropositif dengue untuk anak usia 9 tahun ke atas sudah mencapai 82% sehingga sudah memenuhi persyaratan untuk menerima vaksin dengue.
Prof Sri sendiri adalah ketua penelitian vaksin dengue di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, Bandung, dan Denpasar, dengan melibatkan lebih dari 1.800 anak.
“Dalam enam tahun penelitian, tidak pernah ada dengue berat. Paling derajat 1 dan 2, tidak pernah berat,” ujar Prof. Sri.
Penelitian juga dilakukan di Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina untuk kawasan Asia, dengan total sekitar 10.000 anak. Sanofi menganalisis, ada estimasi kalau vaksin dengue di-follow up sampai 10 tahun untuk anak seronegatif ada penambahan 2 kasus berat/1.000 kasus atau 5 perawatan/1.000 kasus. (Sri Noviarni)
“Vaksin dengue baru tersedia di sektor swasta sehingga cakupannya belum luas seperti di Filipina,” papar Prof Sri. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga sempat mengeluarkan pernyataan untuk menangguhkan vaksin sampai vaksin dipelajari lebih lanjut. “
Dia melanjutkan, Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi IDAI sudah bersidang. Akhirnya dianjurkan bahwa vaksin bisa diberikan kepada individu yang sudah jelas pernah kena infeksi dengue (seropositif).
“Kalau tidak tahu, dites dulu antibodi IgE antidengue. Kalau positif bisa divaksin, kalau negatif jangan,” papar Prof Sri.
Apabila anak sudah pernah divaksin, orang tua perlu terus memantau. Misalkan kalau anak demam tanpa batuk pilek, apalagi sudah tiga hari, datanglah ke dokter untuk memastikan apakah itu dengue atau bukan.
Menyinggung soal isu bahwa vaksin dengue belum teregistrasi BPOM, Prof Sri membantah hal tersebut. Menurutnya, vaksin dengue sudah teregistrasi BPOM pada 30 Agustus 2016. Indikasinya untuk anak usia 9-16 tahun. Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis, dengan interval setia enam bulan sekali (0-6-12).
Sesuai rekomendasi WHO, vaksin ini diperuntukkan bagi edemis >70%. Di Indonesia, seropositif dengue untuk anak usia 9 tahun ke atas sudah mencapai 82% sehingga sudah memenuhi persyaratan untuk menerima vaksin dengue.
Prof Sri sendiri adalah ketua penelitian vaksin dengue di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di Jakarta, Bandung, dan Denpasar, dengan melibatkan lebih dari 1.800 anak.
“Dalam enam tahun penelitian, tidak pernah ada dengue berat. Paling derajat 1 dan 2, tidak pernah berat,” ujar Prof. Sri.
Penelitian juga dilakukan di Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina untuk kawasan Asia, dengan total sekitar 10.000 anak. Sanofi menganalisis, ada estimasi kalau vaksin dengue di-follow up sampai 10 tahun untuk anak seronegatif ada penambahan 2 kasus berat/1.000 kasus atau 5 perawatan/1.000 kasus. (Sri Noviarni)
(nfl)