Kedepankan Inovasi, Band Lawas Rajai Peringkat Pendapatan

Sabtu, 30 Desember 2017 - 07:35 WIB
Kedepankan Inovasi,...
Kedepankan Inovasi, Band Lawas Rajai Peringkat Pendapatan
A A A
FRESNO - Old but gold, lawas tapi tetap dicintai. Predikat tersebut layak disematkan kepada para band legendaries yang merajai tangga lagu era 1980-1990an. Kini, walaupun lagu-lagu mereka jarang ditemui di chart, band oldies tersebut tetap nangkring di urutas atas musisi dengan penghasilan tertinggi tahun ini.

Band asal Irlandia, U2 menjadi musisi yang paling sukses menggelar konser sepanjang 2017. Bono dkk mengantongi USD316 juta dari total penjualan 2,71 juta tiket dalam tur musik “Joshua Tree Tour”. Band lawas yang meraih sukses adalah Guns N’ Roses dan Metallica.

U2 berhasil meraup USD316.000.339 juta hanya dalam lima bulan mengingat “Joshua Tree Tour” dimulai sejak 12 Mei di Vancouver, British Columbia, Kanada. Jumlah konser U2 selama tur tersebut yang digelar di Amerika Utara, Eropa, dan Amerika Selatan mencapai 51 aksi panggung. Banyak bintang tamu yang mewarnai tur itu.

“Joshua Tree Tour dipromosikan Live Nation Entertainment dan melibatkan sejumlah musisi lainnya sebagai pembuka konser seperti Mumford & Sons, The Lumineers, OneRepublic, Noel Gallagher’s, High Flying Birds, dan Beck,” ungkap Pollstar. Konser terakhir U2 tahun ini yakni yang dihelat di Brasil terjual habis.

“Joshua Tree Tour” merupakan selebrasi hari jadi ke-30 album The Joshue Tree, album pertama U2 di AS. Hampir seluruh konser digelar di stadion-stadion besar seperti Rose Bowl di AS; Olympic Stadium di Italia; dan Estadio Unico Ciudad De La Plata di Chile. Konser di Amerika Utara saja sukses mendatangkan uang sebesar USD123 juta.

U2 menggelar 29 konser di Amerika Utara, 12 konser di Eropa, dan 10 konser di Amerika Latin. Konser terakhir U2 di Eropa yang dilaksanakan 1 Agustus lalu di King Baudouin Stadium, Belgia, dipadati para penonton. Pendapatan U2 di Eropa mencapai USD83 juta dari 744.000 lembar tiket dan di Amerika Latin USD70 juta dari 574.000 tiket.

“Ada elemen personal dalam konser kali ini yang hilang dari U2 selama bertahun-tahun. Kali ini, band ini membiarkan musik yang berbicara,” kata Santa Clara dari The Mercury News.

Kesuksesan ini juga tidak terlepas dari desain panggung yang megah yang dilengkapi dengan teknologi canggih dari Production Resource Group. Frederic Opsomer dari PRG mengatakan U2 selalu mendukung inovasi yang dilakukan para perancang panggung. “U2 merupakan band yang tidak pernah tertutup dalam menerapkan teknologi baru. Tur U2 selalu menjadi wadah yang bagus untuk memperkenalkan teknologi itu,” kata Opsomer, pengembang LED SPACEFRAME.

Di belakang U2, ada Guns N’ Roses dengan laba kotor USD292,5 juta dari penjualan 2,68 juta tiket di seluruh dunia. Jumlah penjualan tiket Guns N’ Roses dan U2 hampir sama, hanya selisih 0,3 juta tiket. Tapi selisih pendapatannya sangat jauh, yakni USD23,5 juta. Hal ini dikarenakan harga tiket U2 lebih mahal USD40.

Tiket tur musik Guns N’ Roses yang mengambil tema “Not In This Lifetime Tour” di Amerika Utara pada 2017 terjual hingga 993.700 tiket atau senilai USD109 juta. Konser yang digelar di stadion atau lapangan terbuka itu didukung Live Nation Entertainment. Harga tiket konser Guns N’ Roses berkisar antara USD50-250.

Guns N’ Roses juga meraih sukses di Amerika Selatan dengan penjualan tiket mencapai 80.000 atau senilai USD2,53 juta. Konser keliling dunia itu dimulai sejak 1 April 2016 dan akan berakhir pada 21 Juli 2018. Total konsernya mencapai 148 pertunjukan, 78 konser di antaranya digelar di Amerika Utara dan 38 lainnya di Eropa.

Pengamat musik Adib Hidayat menilai konser band lawas masih sangat laris karena dipengaruhi salah satunya oleh momen yang dibuat oleh band itu sendiri. Guns n Roses, misalnya, yang memang sudah diprediksi karena tahun ini mereka melakukan reuni. "Sudah dari tahun 1990-an lalu sekarang mereka reuni, tentu ini membuat minat menonton semakin besar," ungkap Adib.

Dia juga menilik keunikan dari band Depeche Mode yang berada dalam lima besar. Padahal lagu lagunya tidak ada di radio atau pun tangga lagu manapun. Namun mereka berhasil sejajar dengan U2.

Adib melanjutkan, band lain masih berjaya di konser karena memang masih diminati dan mepunyai penggemar fanatic adalah Metallica dan Bon Jovi. Hits mereka mampu menembus zaman, anak kekinian pun mampu menyanyikan lagu di era tahun 80-90an tersebut.

“Jangan salah, generasi millennial pun hafal lagu Bon Jovi, Guns n Roses, ataupun Metallica. Dunia digital mampu meluaskan genre musik mereka," jelas Adib.

Senada pengamat musik Bens Leo menilai band legendaries tetap dihargai tinggi apalagi jika tim manajemen tim bagus dalam menjaga hubungan baik dengan fans. “Tak hanya Guns n Roses, Metallica, tapi juga Rolling Stones. Harga manggung mereka tetap mahal, kadang mereka tour hanya membawakan 2 single baru, 20-an lagu lainnya superhit dari album lamanya," imbuh dia. (Muh Shamil/Ananda Nararya/Thomasmanggalla)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1106 seconds (0.1#10.140)