Berpisah untuk Kembali
A
A
A
Kapan bersama lagi
Kapan bersama lagi
Kita berpisah hanya untuk kembali
Takkan lama ku pergi
Kapan bersama lagi
Kapan bersama lagi
Aku bernyanyi hanya lagu yang ini
Yang di dalam hatiku (musik)
Jangan kau ragu akan kedatanganku
Dan bersama denganku
Kapan bersama lagi
Kapan bersama lagi
ITULAH sepenggal lirik lagu Berpisah untuk Kembali yang dinyanyikan Yon Koeswoyo bersama grup musiknya, Koes Plus. Namun, para penggemar lagu-lagu lawas tidak akan bisa bertemu lagi dengan Yon. Sekitar pukul 05.50 WIB kemarin (Jumat, 5/1/2018) dia mengembuskan napas terakhir di usia 77 tahun, setelah berjuang dua tahun melawan komplikasi penyakitnya. Walau demikian, lagu-lagunya akan terus aba di mewarnai perjalanan musik di negeri ini.
Kepergian musisi bernama lengkap Koesyono Koeswoyo ini bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tapi insan musik di Tanah Air. Betapa tidak, vokalis Koes Plus ini merupakan bagian dari legenda pop dan rock and roll di Indonesia dengan 100-an album, rekor yang tidak pernah terpecahkan oleh pemusik lain hingga kini. Karya Yon pun seperti Kolam Susu, Nusantara, dan Bunga di Tepi Jalan hingga kini masih abadi.
Walaupun berjaya di era 1960-an hingga 1970-an, lagu-lagu karya Koes Plus sangat memengaruhi perjalanan musik pop Tanah Air hingga kini. Di era itu kualitas karya Koes Plus tak kalah dengan band legendaris dunia seperti The Beatles dan the Rolling Stones. "Boleh dibilang beliau (Yon) 'king of pop' Indonesia karena mereka sangat solid, produktif, kreatif, dan selalu membawa rasa cinta terhadap bangsa lewat karya-karya yang begitu everlasting (tak lekang oleh waktu)," ujar mantan pemain keyboards band lawas, Giant Step, yang kini menjabat Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf.
Karya Yon bersama Koes Plus memengaruhi musik pop negeri ini diakui vokalis band D'MASIV, Rian Ekky Pra dipta. Bahkan lagu-lagu D'MASIV pun banyak terinspirasi Koes Plus, terutama dari sisik lirik yang sederhana, dari keseharian, tapi tidak kacangan dan memiliki makna mendalam. Yon juga tak canggung memberikan motivasi kepada musisi di generasi yang jauh di bawahnya.
"Ada satu pesan Om Yon yang sangat terngiang dan tertanam dalam hati. Om Yon bilang, tidak ada band kayak Koes Plus karena kita punya 100 album. Kalau kamu mau kayak Koes Plus terus berkarya, jangan berhenti," sambung Rian mengingat pesan Yon kepadanya.
Glenn Fredly, yang memiliki kedekatan dengan almarhum, juga mengaku banyak mendapat bimbingan dari Yon. Dia pun mengaku sangat senang karya-karyanya didengar oleh sang legenda itu dan diberi komentar, meskipun komentar tersebut merupakan sebuah kritik yang dianggapnya cukup berharga. "Dia (almarhum Yon) ngomong, wah lagunya Glenn banyak chord-nya, saya cuma 3 chord. Begitu. Saya salut dia (Yon) seniman yang ngomong apa adanya. Terus dia juga ngomong, wah kalau musik saya mah yang gampang saja, kalau dia mah (lebih rumit). Tapi saya jadi terharu musik saya didengar beliau," kata pelantun lagu Cukup Sudah ini.
Pengamat musik Andre Sumual mengatakan, Koes Bersaudara atau Koes Plus itu merupakan faktor penting dalam perjalanan industri musik Tanah Air. Mereka ada dalam mata rantai pembentuk sejarah musik Indonesia sebagai pelopor musik pop dan rock n roll yang begitu dominan pada 1970-an. Yon adalah bagian dari sejarah maupun ekosistem industri musik saat itu.
"Mereka sangat memengaruhi musisi lain di mana mereka jadi peletak dasar grup band pop dan rock n roll, bahkan sekarang ada band Amerika namanya Koes Barat, membawakan lagu-lagu Koes Plus. Mereka adalah pelopor yang berpengaruh hingga sekarang," papar Andre.
Yon, yang merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara anak dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr Atmini asal Tuban, Jawa Timur ini semasa hidupnya dikenal sebagai sosok bersahaja. Vokalis kelahiran di Tuban, Jawa Timur, pada 27 September 1940 ini memulai kariernya di dunia musik dengan membentuk band Koes Brothers kira-kira 60 tahun lalu bersama saudara-saudaranya. Mereka adalah Jon Koeswoyo (bas), Tonny Koeswoyo (gitar), Nomo Koeswoyo (drum), dan Yok Koeswoyo, yang bersamanya menjadi vokalis.
Generasi ketujuh keturunan Sunan Muria di Tuban itu mulai aktif bermusik bersama saudara-saudaranya lewat sebuah grup bernama Kus Brothers. Koes Brothers lalu berubah menjadi Koes Bersaudara terhitung mereka merekam album pertama di perusahaan rekaman Irama pada 1962.
Band itu kemudian berganti nama lagi menjadi Koes Plus karena Kasmuri atau Murry, yang bukan anggota keluarga Koeswoyo, menggantikan Nomo sebagai pemain drum. Karena Murry masuk itu pula di dalam Koes Plus terjadi perselisihan yang mengakibatkan Yok hengkang.
Koes Plus, yang saat itu masih bernama Koes Bersaudara, pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka. Selain itu, banyak musisi yang menyanyikan ulang (cover) lagu karya mereka. Sebut saja misalnya Lex's Trio yang membuat album khusus untuk menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus. Ada juga Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang dibawakan oleh Kahitna.
Pada era 1980-an kesuksesan Koes Plus perlahan menurun dan mereka sempat tak berkegiatan musik. Pada 1981 Yon merilis album solo yang ia beri judul Lantaran. Dua dari 10 lagu yang ada dalam album itu, Kota Sunyi dan Kesan, ciptaan Yon sendiri.
Sepeninggal Tonny Koeswoyo yang tutup usia pada 1987, meski masih terus menelurkan album popularitas Koes Plus kian merosot. Kehidupan perekonomian keluarga Yon dengan istrinya, Bonita Angelia, juga sulit. Yon, yang menikah dengan Bonita setelah bercerai dari Damiana Susi, mempunyai empat anak–masing-masing dua orang dari kedua istri.
Untuk menghidupi keluarga Yon mencoba bisnis jual-beli mobil dan tanah. Mendiang juga menyambung hidup dari uang hasil menyewakan rumahnya. Kendati begitu, Yon tak pernah meninggalkan dunia musik. Dia menjadi satu-satunya anggota keluarga Koeswoyo yang tersisa dalam Koes Plus. Pada 2004 dia membentuk Koes Plus Pembaharuan atau Koes Plus Formasi Milenium.
"Saya enggak ada pensiun. Dapat duit dari mana kalau enggak manggung? Memangnya enggak perlu makan, obat? Sekali check up saja 3,5 juta (rupiah), seminggu sekali duit dari mana itu, kecuali saya kaya sekali. Terus terang, ini (konser) obat untuk sembuh," ucap Yon saat jumpa pers menjelang suatu konser.
Kapan bersama lagi
Kita berpisah hanya untuk kembali
Takkan lama ku pergi
Kapan bersama lagi
Kapan bersama lagi
Aku bernyanyi hanya lagu yang ini
Yang di dalam hatiku (musik)
Jangan kau ragu akan kedatanganku
Dan bersama denganku
Kapan bersama lagi
Kapan bersama lagi
ITULAH sepenggal lirik lagu Berpisah untuk Kembali yang dinyanyikan Yon Koeswoyo bersama grup musiknya, Koes Plus. Namun, para penggemar lagu-lagu lawas tidak akan bisa bertemu lagi dengan Yon. Sekitar pukul 05.50 WIB kemarin (Jumat, 5/1/2018) dia mengembuskan napas terakhir di usia 77 tahun, setelah berjuang dua tahun melawan komplikasi penyakitnya. Walau demikian, lagu-lagunya akan terus aba di mewarnai perjalanan musik di negeri ini.
Kepergian musisi bernama lengkap Koesyono Koeswoyo ini bukan hanya meninggalkan duka bagi keluarga, tapi insan musik di Tanah Air. Betapa tidak, vokalis Koes Plus ini merupakan bagian dari legenda pop dan rock and roll di Indonesia dengan 100-an album, rekor yang tidak pernah terpecahkan oleh pemusik lain hingga kini. Karya Yon pun seperti Kolam Susu, Nusantara, dan Bunga di Tepi Jalan hingga kini masih abadi.
Walaupun berjaya di era 1960-an hingga 1970-an, lagu-lagu karya Koes Plus sangat memengaruhi perjalanan musik pop Tanah Air hingga kini. Di era itu kualitas karya Koes Plus tak kalah dengan band legendaris dunia seperti The Beatles dan the Rolling Stones. "Boleh dibilang beliau (Yon) 'king of pop' Indonesia karena mereka sangat solid, produktif, kreatif, dan selalu membawa rasa cinta terhadap bangsa lewat karya-karya yang begitu everlasting (tak lekang oleh waktu)," ujar mantan pemain keyboards band lawas, Giant Step, yang kini menjabat Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf.
Karya Yon bersama Koes Plus memengaruhi musik pop negeri ini diakui vokalis band D'MASIV, Rian Ekky Pra dipta. Bahkan lagu-lagu D'MASIV pun banyak terinspirasi Koes Plus, terutama dari sisik lirik yang sederhana, dari keseharian, tapi tidak kacangan dan memiliki makna mendalam. Yon juga tak canggung memberikan motivasi kepada musisi di generasi yang jauh di bawahnya.
"Ada satu pesan Om Yon yang sangat terngiang dan tertanam dalam hati. Om Yon bilang, tidak ada band kayak Koes Plus karena kita punya 100 album. Kalau kamu mau kayak Koes Plus terus berkarya, jangan berhenti," sambung Rian mengingat pesan Yon kepadanya.
Glenn Fredly, yang memiliki kedekatan dengan almarhum, juga mengaku banyak mendapat bimbingan dari Yon. Dia pun mengaku sangat senang karya-karyanya didengar oleh sang legenda itu dan diberi komentar, meskipun komentar tersebut merupakan sebuah kritik yang dianggapnya cukup berharga. "Dia (almarhum Yon) ngomong, wah lagunya Glenn banyak chord-nya, saya cuma 3 chord. Begitu. Saya salut dia (Yon) seniman yang ngomong apa adanya. Terus dia juga ngomong, wah kalau musik saya mah yang gampang saja, kalau dia mah (lebih rumit). Tapi saya jadi terharu musik saya didengar beliau," kata pelantun lagu Cukup Sudah ini.
Pengamat musik Andre Sumual mengatakan, Koes Bersaudara atau Koes Plus itu merupakan faktor penting dalam perjalanan industri musik Tanah Air. Mereka ada dalam mata rantai pembentuk sejarah musik Indonesia sebagai pelopor musik pop dan rock n roll yang begitu dominan pada 1970-an. Yon adalah bagian dari sejarah maupun ekosistem industri musik saat itu.
"Mereka sangat memengaruhi musisi lain di mana mereka jadi peletak dasar grup band pop dan rock n roll, bahkan sekarang ada band Amerika namanya Koes Barat, membawakan lagu-lagu Koes Plus. Mereka adalah pelopor yang berpengaruh hingga sekarang," papar Andre.
Yon, yang merupakan anak ke enam dari sembilan bersaudara anak dari pasangan Raden Koeswoyo dan Rr Atmini asal Tuban, Jawa Timur ini semasa hidupnya dikenal sebagai sosok bersahaja. Vokalis kelahiran di Tuban, Jawa Timur, pada 27 September 1940 ini memulai kariernya di dunia musik dengan membentuk band Koes Brothers kira-kira 60 tahun lalu bersama saudara-saudaranya. Mereka adalah Jon Koeswoyo (bas), Tonny Koeswoyo (gitar), Nomo Koeswoyo (drum), dan Yok Koeswoyo, yang bersamanya menjadi vokalis.
Generasi ketujuh keturunan Sunan Muria di Tuban itu mulai aktif bermusik bersama saudara-saudaranya lewat sebuah grup bernama Kus Brothers. Koes Brothers lalu berubah menjadi Koes Bersaudara terhitung mereka merekam album pertama di perusahaan rekaman Irama pada 1962.
Band itu kemudian berganti nama lagi menjadi Koes Plus karena Kasmuri atau Murry, yang bukan anggota keluarga Koeswoyo, menggantikan Nomo sebagai pemain drum. Karena Murry masuk itu pula di dalam Koes Plus terjadi perselisihan yang mengakibatkan Yok hengkang.
Koes Plus, yang saat itu masih bernama Koes Bersaudara, pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka. Selain itu, banyak musisi yang menyanyikan ulang (cover) lagu karya mereka. Sebut saja misalnya Lex's Trio yang membuat album khusus untuk menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus. Ada juga Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang dibawakan oleh Kahitna.
Pada era 1980-an kesuksesan Koes Plus perlahan menurun dan mereka sempat tak berkegiatan musik. Pada 1981 Yon merilis album solo yang ia beri judul Lantaran. Dua dari 10 lagu yang ada dalam album itu, Kota Sunyi dan Kesan, ciptaan Yon sendiri.
Sepeninggal Tonny Koeswoyo yang tutup usia pada 1987, meski masih terus menelurkan album popularitas Koes Plus kian merosot. Kehidupan perekonomian keluarga Yon dengan istrinya, Bonita Angelia, juga sulit. Yon, yang menikah dengan Bonita setelah bercerai dari Damiana Susi, mempunyai empat anak–masing-masing dua orang dari kedua istri.
Untuk menghidupi keluarga Yon mencoba bisnis jual-beli mobil dan tanah. Mendiang juga menyambung hidup dari uang hasil menyewakan rumahnya. Kendati begitu, Yon tak pernah meninggalkan dunia musik. Dia menjadi satu-satunya anggota keluarga Koeswoyo yang tersisa dalam Koes Plus. Pada 2004 dia membentuk Koes Plus Pembaharuan atau Koes Plus Formasi Milenium.
"Saya enggak ada pensiun. Dapat duit dari mana kalau enggak manggung? Memangnya enggak perlu makan, obat? Sekali check up saja 3,5 juta (rupiah), seminggu sekali duit dari mana itu, kecuali saya kaya sekali. Terus terang, ini (konser) obat untuk sembuh," ucap Yon saat jumpa pers menjelang suatu konser.
(amm)