Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah

Senin, 08 Januari 2018 - 21:12 WIB
Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah
Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah
A A A
TANGERANG - Jika Anda ingin menikmati suasana desa di tengah kota, ada baiknya jika Anda mendatangi rumah makan Mang Engking, yang berada di kawasan perkantoran The Breeze, BSD City, Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Di tempat ini, Anda akan dimanjakan oleh pemandangan Kali Cisadane dengan suara gemiricik airnya, sambil menyantap hidangan lezat di atas saung bambu, dan menikmati udara sejuk khas pedesaan.

Tidak hanya pemandangan dan suasana alamnya yang asri, di rumah makan Mang Engking ini, anda juga bisa menikmati sajian makanan khas, yang kaya rempah-rempah, sisa-sisa kejayaan Nusantara. Tempat ini juga ramah bagi difabel, karena menyediakan jalur khusus untuk mereka lewati. Sehingga, difabel bisa tetap merasa aman. Petunjuk arah juga disediakan, untuk pengunjung agar tidak menyasar ke tempat makan tujuan.

Dibuka sejak 2013, nama rumah makan yang pusatnya ada di Yogyakarta ini memang cukup tersohor. Apalagi, konsep pedesaan yang ditawarkan Mang Engking masih cukup jarang di kota beton ini.

"Kita di sini dari 2013. Konsep yang kami tawarkan adalah suasana pedesaan di tengah kota," kata Restoran Manager Mang Engking, Fadilla Nuryanti, 27, saat ngobrol santai dengan SINDOnews.
Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah

Dia menjelaskan, di restoran ini pengunjung bisa memilih lokasi makan yang cocok sesuai kehendaknya masing-masing. Mulai dari saung bambu, ada 13 saung ukuran 10—30 orang, hingga di atas bangku.

Untuk Anda yang datang dengan keluarga, disarankan untuk makan di atas saung bambu. Selain nyaman dan lega, juga udara alamnya terasa segar. Sedang anda yang berpasangan, cocok di atas bangku.

Di atas bangku ini, terdapat meja kayu dengan pencahayaan lilin dan lampu yang temaram, sehingga membuat suasana makan menjadi romantis. Belum lagi latar pemandangan alamnya yang indah.

"Karena di sini jarang tempat makan yang ada konsep desa. Kalau lagi kangen kampung halaman, bisa makan di Mang Engking. Letak kita juga persis di pinggir Kali Cisadane," tambah gadis cantik ini.

Meski demikian, wanita yang akrab disapa Dilla ini mengatakan, jika ingin pakai saung harus reservasi tiga hari sebelumnya. Apalagi saat suasana libur, karena pasti akan antre dengan pengunjung lainnya.

"Untuk harga menunya relatif, karena kita punya rasa yang enak dan khas. Untuk saung kita tidak sewa. Hanya pesanan saja. Kecuali weekend, dan public holiday, ada minimum order Rp800.000," tutur dia.
Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah

Jika Anda ingin datang ke tempat ini saat ramai, berkunjunglah saat jam makan siang dan malam. Sebab, restoran ini buka mulai jam 10.00—22.00 WIB. Pengunjungnya bisa mencapai 500 orang, perharinya saat hari kerja. Sedang saat waktu libur, bisa mencapai 3.000 orang perharinya. Untuk itu, jika ingin makan di tempat ini baiknya ada reservasi dahulu.

Para pengunjung Mang Engking juga bukan hanya dari kawasan BSD City, tetapi dari Jabodetabek. Mereka yang pernah makan ke tempat ini, biasanya akan segera kembali lagi bersama keluarganya.

"Kalau week day, kita bisa diangka 500 orang. Kalau weekend bisa sampai 3000 orang. Jam-jam ramainya di waktu makan siang, dan makan malam. Kita last ordernya jam 10 malam," kata dia.

Sementara itu, Chef Senior Mang Engking Budiawarman Janaka, 36, mengatakan, pilihan menu makan Mang Engking ada ratusan dan sangat variatif. Sehingga, ada banyak pilihan makan sesuai selera.

Salah satu menu favorit yang layak anda coba adalah Kerapu Saos Rombeh atau combrang. Yang membuat menu ikan ini berbeda adalah sajian rempah-rempah Nusantara, pada bumbu ikan kerapu ini.
Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah

"Rombeh itu rempah-rempah Nusantara. Kalau di Sunda, namanya kembang honje. Kita diambil dari Jawa Barat. Hampir semua daerah Jawa Barat punya kembang atau bunga honje ini," papar Budiawarman.

Dengan memakai rempah-rempah khas Nusantara itu, makanan jadi terasa wangi. Belum lagi paduan daun sereh dan daun jeruk, membuat karekter pada ikan karapu menjadi sangat kuat dan mantap.

Sejak 3 bulan dikenalkan, Kerapu Saos Rombeh langsung menjadi andalan menu di restoran ini. Dengan memakai ikan segar yang langsung dimasak, sajian khas dari Mang Engking ini menggoyang lidah.

"Pertama bikin aroma makanan jadi wangi, dan buat kita spesial banget, karena konsep kita ke Sunda, dan banyak yang kenal dengan kembang atau honje ini. Kita juga pakai daun sereh dan jeruk," katanya.

Sedang untuk sausnya yang pedas, dia mengaku memakai saus bangkok. Sehingga rasa ikan karapu menjadi pedas dan manis sekaligus. Menu ini, dibandrol seharga Rp46.500 per ons ikannya.

Menu andalan kedua yang menjadi favorit restoran ini adalah Udang Bakar Lada Hideng. Udang yang digunakan untuk menu ini adalah udang pancet air payau yang diambil dari nelayan di Jakarta.

"Udang ini menu utama sejak enam bulan lalu, dan masih bertahan hingga kini. Yang membedakam menu ini dengan sajian menu udang lainnya taste lada hitamnya, terasa pedas manis," sambungnya.

Menu udang lada hitam ini dijual per porsi. Satu porsinya terdiri atas sembilan udang, seharga Rp139.500. Sedangkan untuk minumannya, ada secang dari rempah-rempah yang biasa dipakai untuk jamu.

Minuman ini punya rasa seperti bandrek, diambil dari Jawa. Minuman ini punya khasiat untuk menghangatkan tubuh, obat batuk, dan untuk mengobati masuk angin. Minuman ini enak diminum saat panas.

"Minuman ini punya khasiat untuk menghangatkan tubuh, bisa untuk obat batuk dan masuk angin. Karena rempah-rempahnya macam-macam, terdiri dari kayu manis, jahe, dan kapulaga," kata dia.

Untuk pemanisnya, dipakai gula batu. Air yang dicampur jadi berwarna merah kecoklatan, berasal dari kulit secang. Rempah-rempagnya diambil dari Jawa, terutama yang banyak di Yogya.

"Minuman ini dijual seharga Rp27.500. Kita juga ada minuman segar es krim kelapa. Jadi kita mengikuti tren makanan di Thailand sebagai sajian penutup. Kelapa yang dipakai kelapa muda," ujar dia.

Dengan memakai nangka, pacar cina, alpukat, rainbow chip, es krim vanila, dan buah cerry, es kelapa menjadi sangat segar. Minuman ini sudah bertahan tiga tahun, sebagai menu utama di sini.
Hadirkan Suasana Desa, Mang Engking Sajikan Hidangan Kaya Rempah

Untuk setiap porsi es krim kelapa ini, dijual seharga Rp32.500. Sajian penutup lainnya adalah Galunggung Kabeuleum atau gunung yang terbakar. Indahnya, bentuk minuman ini menyerupai gunung.

Terdiri dari es yang digulung roti tawar dan jika dimakan akan meleleh eskrimnya. Rasanya persis seperti gunung api yang sedang meletus. Minuman segar ini akan membuat sensasi menyegarkan.

"Jadi eskrimnya dibalut roti tawar, lalu dibekukan. Ditambah putih telur yang dikocok sampai kaku. Kemudian, eskrim yang beku diambil, baru kita tambahkan kocokan putih telur," beber dia.

Es dibuat seperti nanas. Setelah terbentuk, putih telur yang sudah beku dibakar. Sehingga terlihat sangat indah. Untuk satu porsi menu istimewa ini, cukup merogoh dompet sebesar Rp26.500 saja.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1254 seconds (0.1#10.140)