Stella McCartney Ciptakan Fashion Ramah Lingkungan
A
A
A
ISU lingkungan menjadi isu yang selalu digaungkan Stella McCartney. Dia pun dikenal sebagai desainer yang sangat peduli dengan isu-isu lingkungan hingga hak-hak hewan. Ketertarikan Stella terhadap isu lingkungan banyak dipengaruhi oleh sang ibu, Linda McCartney, yang merupakan aktivis lingkungan dan hak-hak binatang.
Saat masih kecil, Stella dan keluarganya pernah tinggal di sebuah peternakan organik di Sussex, Inggris. Di tempat itu, ia dan keluarganya membenamkan diri dalam kehidupan pedesaan, memelihara hewan ternak, dan menanam sayuran. "Saya dibawa untuk mengerti bahwa kita semua ada di planet bumi ini bersama-sama," ujar Stella.
Sama seperti ibunya, Stella merupakan pendukung setia hak-hak binatang dan vegetarian. Dia menolak menggunakan kulit atau bulu dalam desainnya. Sebagai gantinya, sepatunya terbuat dari vinyl atau plastik dan semua sabuk dan tas terbuat dari rafia dan kain. Keseriusannya dalam menghadapi isu lingkungan dan hak-hak binatang ia terapkan dalam fashion ramah lingkungan.
Stella McCartney selalu mengusung konsep fashion ramah lingkungan pada setiap rancangan produknya. Komitmen untuk menjaga lingkungan lewat produk-produk fashion, diperlihatkan dalam kolaborasi dengan organisasi Parley for the Oceans pada pertengahan 2017 lalu. Organisasi ini adalah organisasi yang bermisi menghentikan kerusakan biota laut akibat ulah manusia.
Salah satu program utama Parley for the Oceans adalah mendaur ulang sampah-sampah berbahan plastik yang mengotori lautan, seperti jaring ikan, botol, dan limbah reruntuhan, menjadi serat benang. Material tersebut yang nantinya Stella olah menjadi sebuah koleksi high-fashion sebagaimana karakter sang desainer. "Mengubah sesuatu yang berbahaya menjadi sesuatu yang seksi dan keren, bukankah itu seksi?," ujar Stella.
Sejak kerja sama ini, sedikitnya 53 persen produk-produk fashion Stella McCartney terbuat dari material yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Artinya, material yang digunakan tahan lama atau bisa dimanfaatkan kembali jika sudah tidak terpakai. "Produk-produk saya juga vegetarian, yakni tidak menggunakan material yang berasal dari hewan," ujar Stella.
Ia juga berkolaborasi dengan seniman Urs Fischer dan fotografer Harley Weir. Ketiganya melakukan pemotretan untuk kampanye koleksi busana terbarunya di tempat pembuangan sampah. Para model ternama seperti Birgit Kos dan Iana Godnia berpose dalam balutan busana seharga jutaan rupiah dengan latar tumpukan sampah. "Lingkungan yang diciptakan manusia ini terputus dan tidak peduli dengan kehidupan lain di planet ini. Itulah sebabnya timbul sampah," ujar Stella.
Dalam koleksi Spring/Summer 2018 di Paris Fashion Week, putri musisi legendaris Paul McCartney itu, mengubah sampah menjadi koleksi busana bernuansa 1980-an. Denim dengan aksenstonewashed dikemas dalam siluet jumpsuit, jaket dan celana pipa longgar bernuansa 1980-an dengan aksen kantong sesuai selera kaum urban yang kekinian.
Atas kepeduliannya, Stella menerima penghargaan dari British Fashion Council (BFC). Penghargaan yang diterima Stella di acara Fashion Award ini merupakan kategori penghargaan baru pada akhir 2017, yakni Special Recognition Award for Innovation. "Dia merupakan pemimpin di bisnis yang menerapkan sustainable sourcing serta inovasi material. Ia membuktikan bahwa kombinasi high fashion danethical fashion dapat menciptakan hasil yang menakjubkan. Pendekatan inovatifnya di dunia fashion sangat menginspirasi," ujar Ketua British Fashion Council Natalie Massenet.
Saat masih kecil, Stella dan keluarganya pernah tinggal di sebuah peternakan organik di Sussex, Inggris. Di tempat itu, ia dan keluarganya membenamkan diri dalam kehidupan pedesaan, memelihara hewan ternak, dan menanam sayuran. "Saya dibawa untuk mengerti bahwa kita semua ada di planet bumi ini bersama-sama," ujar Stella.
Sama seperti ibunya, Stella merupakan pendukung setia hak-hak binatang dan vegetarian. Dia menolak menggunakan kulit atau bulu dalam desainnya. Sebagai gantinya, sepatunya terbuat dari vinyl atau plastik dan semua sabuk dan tas terbuat dari rafia dan kain. Keseriusannya dalam menghadapi isu lingkungan dan hak-hak binatang ia terapkan dalam fashion ramah lingkungan.
Stella McCartney selalu mengusung konsep fashion ramah lingkungan pada setiap rancangan produknya. Komitmen untuk menjaga lingkungan lewat produk-produk fashion, diperlihatkan dalam kolaborasi dengan organisasi Parley for the Oceans pada pertengahan 2017 lalu. Organisasi ini adalah organisasi yang bermisi menghentikan kerusakan biota laut akibat ulah manusia.
Salah satu program utama Parley for the Oceans adalah mendaur ulang sampah-sampah berbahan plastik yang mengotori lautan, seperti jaring ikan, botol, dan limbah reruntuhan, menjadi serat benang. Material tersebut yang nantinya Stella olah menjadi sebuah koleksi high-fashion sebagaimana karakter sang desainer. "Mengubah sesuatu yang berbahaya menjadi sesuatu yang seksi dan keren, bukankah itu seksi?," ujar Stella.
Sejak kerja sama ini, sedikitnya 53 persen produk-produk fashion Stella McCartney terbuat dari material yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Artinya, material yang digunakan tahan lama atau bisa dimanfaatkan kembali jika sudah tidak terpakai. "Produk-produk saya juga vegetarian, yakni tidak menggunakan material yang berasal dari hewan," ujar Stella.
Ia juga berkolaborasi dengan seniman Urs Fischer dan fotografer Harley Weir. Ketiganya melakukan pemotretan untuk kampanye koleksi busana terbarunya di tempat pembuangan sampah. Para model ternama seperti Birgit Kos dan Iana Godnia berpose dalam balutan busana seharga jutaan rupiah dengan latar tumpukan sampah. "Lingkungan yang diciptakan manusia ini terputus dan tidak peduli dengan kehidupan lain di planet ini. Itulah sebabnya timbul sampah," ujar Stella.
Dalam koleksi Spring/Summer 2018 di Paris Fashion Week, putri musisi legendaris Paul McCartney itu, mengubah sampah menjadi koleksi busana bernuansa 1980-an. Denim dengan aksenstonewashed dikemas dalam siluet jumpsuit, jaket dan celana pipa longgar bernuansa 1980-an dengan aksen kantong sesuai selera kaum urban yang kekinian.
Atas kepeduliannya, Stella menerima penghargaan dari British Fashion Council (BFC). Penghargaan yang diterima Stella di acara Fashion Award ini merupakan kategori penghargaan baru pada akhir 2017, yakni Special Recognition Award for Innovation. "Dia merupakan pemimpin di bisnis yang menerapkan sustainable sourcing serta inovasi material. Ia membuktikan bahwa kombinasi high fashion danethical fashion dapat menciptakan hasil yang menakjubkan. Pendekatan inovatifnya di dunia fashion sangat menginspirasi," ujar Ketua British Fashion Council Natalie Massenet.
(amm)