Daisy Ridley Makin Berjaya di Hollywood

Rabu, 18 April 2018 - 13:00 WIB
Daisy Ridley Makin Berjaya...
Daisy Ridley Makin Berjaya di Hollywood
A A A
SUKSES berperan di sekuel trilogi Star Wars, Daisy Ridley makin eksis di kancah perfilman dunia. Rencananya dia akan tampil sebagai pemeran utama film Chaos Walking.

Sosoknya menjadi terkenal setelah membintangi tokoh Rey di sekuel trilogi Star Wars: The Force Awakens, pada tahun 2015 silam. Disusul film Star Wars: The Last Jedi yang rilis Desember 2017 lalu, Daisy Ridley yang juga masih dipercaya ikut andil dalam Star Wars IX, yang rencananya akan rilis tahun 2019 mendatang.

Sukses dengan dua film Star Wars terakhir yang meraup keuntungan hingga USD3,36 miliar di seluruh dunia, membuat Daisy Ridley makin eksis. Ridley akan segera tampil di film dengan skenario dan adegan tidak biasa.

Masih melanjutkan syuting Star Wars Episode IX, Ridley kemudian dipercaya memerankan satu tokoh utama di film Chaos Walking, adaptasi dari sebuah novel terlaris dengan nama sama karya Patrick Ness. Chaos Walking menjadi film dengan anggaran besar saat ini yang mengalami perombakan signifikan. Karena masalah penjadwalan yang rumit dengan bintang utama di dalamnya, yaitu Tom Holland dan Daisy Ridley, pengambilan gambar sangat mungkin memaksa untuk mengundur rilis film yang saat ini dijadwalkan untuk tayang pada 1 Maret 2019 mendatang.

Lionsgate sendiri menghabiskan antara USD90 juta dan USD100 juta, karena Chaos Walking merupakan film kategori thriller sci-fi ambisius. Pengambilan gambar tambahan diperkirakan akan berlangsung dua atau tiga pekan, tetapi tidak akan berlangsung hingga akhir tahun ini atau awal tahun depan. Termasuk penundaan yang tidak biasa, mengingat film tersebut sudah syuting beberapa adegan utama pada November tahun lalu, tetapi aktris dan aktor yang terlibat termasuk Ridley di dalamnya sedang mengerjakan film lainnya. Holland, satu pemeran utama pria di dalamnya, juga masih terlibat untuk sekuel dari Spider-Man: Homecoming, sementara Ridley akan kembali membintangi Star Wars Episode IX, keduanya sama-sama mengambil musim panas.

Chaos Walking mengambil setting di sebuah planet koloni di mana hampir semua penduduk wanitanya telah dibunuh oleh virus dan semua makhluk hidup bisa mendengar pikiran satu sama lain dalam aliran gambar, juga dapat mengetahui kata-kata dan suara yang disebut Kebisingan. Hiruk-pikuk mendorong banyak orang menjadi gila sampai seorang pemuda (diperankan Tom Holland) membuat penemuan. Di film ini Daisy Ridley menjadi kunci untuk membuka banyak lapisan rahasia Dunia Baru.

Film yang kedengarannya akan hebat, bagi Ridley karena Ness, penulis trilogi Chaos Walking ini juga merupakan penulis A Monster Calls serta adaptasi filmnya yang terbilang keren. Sang penulis bahkan sedang bernegosiasi untuk menulis halaman naskah baru untuk proses ulang yang direncanakan. Karena Ness termasuk dalam daftar penulis skenario mencakup Charlie Kaufman, Lindsey Beers, John Lee Hancock, dan Gary Spinelli, yang semuanya sebelumnya bekerja pada cerita rumit dan unik.

Penggemar Ridley mungkin masih harus menunggu lama penampilan aktris yang lahir pada 10 April 1992 ini. Namun, Ridley juga telah merilis film lainnya belum lama ini, seperti Petter Rabit yang keluar pada Februari tahun 2018 lalu. Ridley, pemain lainnya, dan kru bekerja di film ini selama beberapa tahun. "Bagi saya, ini mengingatkan bagaimana saya tumbuh bersama nenek saya Camille yang membaca setiap buku Beatrix Potter (pengarang buku Petter Tabit), karena dia memiliki semua edisi pertama," kata Ridley dalam sebuah wawancara dengan media.

Bahkan sang ibu juga biasa membacakannya sehingga bagi aktris kelahiran Westminster, London, Inggris, itu dirinya tidak akan gagal di film tersebut. Menurut cerita Ridley, tak mudah meyakinkan sang penulis buku untuk menjadikannya sebuah film.

Selama bertahun-tahun, Beatrix Potter tidak pernah mengizinkan film adaptasi dari serinya akan dibuat. Penulis naskah atau sutradara Will Gluck merupakan yang pertama mereka setujui. Untuk Gluck, itu semua tentang menangkap semangat dan keaslian buku.
Hingga membuat film ini pun butuh ketelitian dengan mengambil setiap elemen kecil untuk mewujud di rangkaian ceritanya, termasuk DNA karakter tokoh di dalamnya sehingga filmnya pun tak lekang waktu. Tak ada referensi budaya pop.

Ketika sang sutradara Petter Rabbit mengumpulkan para pemain yang juga termasuk James Corden, Domhnall Gleeson, dan Margot Robbie, dia memanfaatkan sepenuhnya bakat mereka, mengubah apa yang dia tulis untuk disesuaikan dengan masing-masing. Untuk menciptakan keaslian film seperti di buku, tim produksi juga berkali-kali menyesuaikan, mengubah setiap karakter terus menerus, lagi, dan lagi, dengan Daisy, Elizabeth, dan Margot sebagai artis yang terlibat di dalamnya.

Menurut Ridley itu sangat menyenangkan untuk dilakukan. Ridley memberi tahu sang sutradara, melalui semua perubahannya, skripnya tidak pernah kehilangan apa yang telah dicapai dalam draf pertamanya. "Saya pikir, jika kita membaca skripnya sekarang, kita akan terkejut oleh seberapa banyak perubahannya, tetapi itu tidak terasa seperti berubah, rasanya seperti itu semacam beradaptasi, karena itu pasti. Jika Anda merekam sesuatu, Anda merekam sesuatu, dan orang lain tidak ada di sana, itu semua reaksi, jadi pasti akan terjadi bahwa Anda harus menyesuaikan reaksi," kata Ridley.

Peter Rabbit merupakan pahlawan nakal dan petualang yang telah memikat generasi pembaca. Dalam film tersebut, permusuhan Peter dengan Tuan McGregor (Domhnall Gleeson). James Corden menyuarakan karakter Peter dengan roh yang menyenangkan dan pesona liar, sementara Daisy Ridley, Margot Robbie, dan Elizabeth Debicki, menjadi pengisi suara dari si kembar tiga, Flopsy, Mopsy, dan Cottontail.

Jika mengikuti film yang dibintangi Ridley, penggemarnya juga pasti memperhatikan kemampuan akting aktris berusia 25 tahun itu. Karena dia berperan sebagai Mary Deben ham yang cantik di Murder in Orient Express. Sang sutradara sempat berpikir rentang usia yang cukup berbeda dengan perannya di Star Wars. Ridley juga memerankan setting yang epik pada tahun 1930-an. "Aku berkata kepada Daisy bahwa dia pasti bisa mengeluarkan lightsaber dan memanggangnya di tempat yang sakit," kenang Branagh.

Memulai karier akting dengan tampil dalam peran kecil di televisi dan film pendek, Ridley pernah meraih beasiswa di Tring Park School for the Performing Arts. Dia kemudian mulai belajar peradaban klasik di Birkbeck, Universitas London, namun drop out karena harus berkonsentrasi dengan karier aktingnya.

Meskipun menemukan ketenaran di seluruh dunia lewat peran Rey dua film Star Wars terakhir, Ridley sebelumnya mengakui bahwa dirinya tak begitu terkesan dengan kemampuan aktingnya di Star Wars: The Force Awakens. "Saya tidak berpikir saya bagus di film pertama, dan saya berjuang dengan itu agar bisa meyakinkan banyak orang untuk layak tampil di film Star Wars berikutnya," ungkapnya dikutip dari majalah Elle.

Para penggemar Ridley tentu sangat menantikan aktingnya di Star Wars Episode IX, karena dari berita yang beredar bahwa tokoh Rey akan kembali banyak beradegan dengan Fin yang diperankan John Boyega. Adegan dalam Episode IX diperkirakan akan lebih menantang Ridley.

Karena para fanatik Star Wars lama menyukai cerita klasik ini, sebuah petualangan yang menarik dan memikat mengharuskan para pemain baru, seperti Ridley untuk berada dalam bahaya dan di titik tengah dari keseluruhan cerita, bersatu kembali. Kemungkinan besar akan ada kesimpulan yang sangat memuaskan, untuk trilogi Star Wars modern yang ceritanya begitu solid.

Setelah tenar lewat film Star Wars, Ridley sempat menjadi produser eksekutif film dokumenter Eagle Huntress yang rilis pada 2016 silam dan film yang disutradarai Otto Bell ini sempat terpilih untuk Academy Award untuk dokumentari feature terbaik, tetapi pada akhirnya tidak dinominasikan. Namun, Eagle Huntress justru dinominasikan untuk penghargaan BAFTA untuk Film Dokumenter Terbaik.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5948 seconds (0.1#10.140)