Rasa Klasik Sego Roomo Gresik

Minggu, 06 Mei 2018 - 12:13 WIB
Rasa Klasik Sego Roomo Gresik
Rasa Klasik Sego Roomo Gresik
A A A
GRESIK - Gresik memiliki beragam kekhasan. Kota di Jawa Timur itu dikenal sebagai kota seribu wali, kota industri, hingga kota dengan sejuta makanan khas.

Salah satu makanan yang rasanya tidak ada duanya adalah sego roomo. Menu ini memang tidak setenar nasi krawu, bandeng kropok, atau otak-otak bandeng. Hal itu mungkin disebabkan oleh kebiasaan dan pola penjualannya yang lazim dilakukan di emperan jalan.

Padahal, sego roomo termasuk makanan klasik warga Gresik dan ada sejak da hulu kala. Konon, ceritanya, ada seorang perempuan warga Desa Roomo yang serba kekurangan. Kemudian, dia berkeluh kesah kepada salah seorang dari Sembilan Wali. Dia lalu disarankan untuk menjual desanya. Si wanita kebingungan menerjemahkan petunjuk tersebut.

Akhirnya, dia berhasil memecahkan teka-teki itu, yaitu dirinya di minta menjual sego roomo yang memang menjadi makanan khas desa setempat. Dan, jadilah kebiasaan warga Roomo kalau berjualan keluar desa, berjualan sego roomo.

Disebut sego roomo, karena kuliner tersebut berasal dari Desa Roomo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Sebagian orang Gresik menyebutnya bubur roomo. Disebut demikian karena memang bentuk atau teksturnya mirip dengan bubur. Selain itu, sego roomo punya karakter yang berbeda dengan makanan khas lain.

Menu ini disajikan di atas wadah daun pisang yang disebut takir, kemudian diberi sayur, kerupuk, dan bubur berwarna kuning yang disebut roomo. Lalu, di bagian atas bumbu ditaburi koya yang terbuat dari parutan kelapa goreng yang juga dicampuri sambal. Rasanya gurih, tapi ada pedasnya juga.

“Dulu sego roomo hanya ada di Desa Roomo, Manyar, Gresik. Tapi karena rasa dan bentuknya khas, akhirnya banyak orang yang suka,” aku Mak Supiah, 61, penjual sego roomo. Tidak seperti nasi krawu yang banyak dijual di Gresik, sego roomo hanya beberapa orang yang jual.

Lokasi jualannya cuma di sekitar Pasar Gresik. Itu pun ada saat pagi hingga pukul 09.00 WIB saja. Selebihnya di jamin sulit mendapatkan sego roomo. Selain Mak Supiah, ada juga Mbah Wa roh, 75, yang berjualan di ujung kam pung Kelurahan Karangpoh, Kecamatan/Kabupaten Gresik. Satu lagi Mak Ju, jualan sego roomo di Kampung Langgar Karangpoh, Gresik.

Ketiganya merupakan warga asli Desa Roomo. Keterbatasan itu disebabkan sego roomo tidak bisa di olah oleh sembarang orang. Hanya keturunan Desa Roomo yang dapat membuatnya lantaran resep menu ini didapatkan secara turun-temurun. Kendati begitu, setiap pagi tempat-tempat Mak Supiah, Mbah Waroh, maupun Mak Ju berjualan selalu dipadati pembeli.

Apalagi, harga satu porsi sego roomo hanya Rp7.000- Rp8.000. Pembelinya tidak hanya orang Gresik, tetapi juga mereka yang bukan asli Gresik. “Awalnya saya tak suka saat melihat bentuknya. Tetapi setelah saya mencoba, jadi ketagihan sebab istri saya orang Karangpoh, Gresik,” kata Adi Kurniawan, 42, warga Surabaya yang tinggal di Perumahan Gresik Kota Baru.

Sego roomo juga kerap membuat rindu warga Gresik di perantauan. Mereka yang ke sehariannya bekerja di luar kota atau luar pulau, saat mudik ke Gresik selalu menyempatkan beli sego roomo.

“Saya kalau mudik setiap tahun selalu minta dua. Satu sego roomo, kedua nasi bali ikan belut. Karena memang dari kecil saya setiap hari makan dua makanan khas Gresik itu,” aku Henny, 41, alumnus SMAN 1 Gresik yang saat ini tinggal di Depok, Jawa Barat. (Ashadi Iksan)


(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4550 seconds (0.1#10.140)