Park Hye-Min, Ratu Dandan dari Korea
A
A
A
SAAT memulai hobinya berdandan di dunia daring sekitar 10 tahun lalu, mungkin Park Hye-Min atau Pony tidak menyangka kalau hal itu akan membuat namanya mendunia. Saat ini akun Instagram-nya, @ponysmakeup telah diikuti hingga 5 juta followers, sementara akun YouTube-nya telah mencapai 3,8 juta subscribers.
Dengan pengikut sebanyak itu, Pony menjadi sebuah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam industri kecantikan Korea. Tidak mengherankan, pada usianya yang ke-26 tahun pada 22 Januari lalu, dia tidak hanya mendapatkan ketenaran dan menjadi influencer, tetapi juga berani membangun kerajaan bisnis kecantikan.
Pony masuk daftar 30 Under 30 Asia 2017 kategori The Arts versi Forbes. Dengan lebih dari 67 juta penayangan di YouTube, gadis asal Korea Selatan ini mampu bertarung dalam industri K-beauty yang kompetitif. Dia membawa konsep inovatif, termasuk dalam berkomunikasi dengan pengikutnya di media sosial.
Dikutip Harpers Bazaar, Pony telah menerbitkan buku yang dijual di seluruh Asia tentang cara mereproduksi wajah. Dia juga menjadi seniman tata rias untuk superstar K-pop, CL, yang sebelumnya menjadi anggota girl band 2NE1. Siapa pun yang mengaku jatuh cinta dengan dunia kosmetik, nama Pony kerap menjadi rekomendasi utama.
Dilansir Hashtag Legend, Pony memberikan panduan berdandan yang berguna untuk kaum hawa di dunia, terutama wanita Asia. Pony terkenal karena panduan berdandannya di YouTube, yakni Pony's Beauty Diary, yang berfokus pada tata rias feminin, yakni cara memakai warna pastel serta segala macam pernak-pernik kosmetik, seperti riasan untuk yang berkelopak mata model single lids. Dia juga terkenal karena piawai "menyulap" diri menjadi mirip selebritas ternama di Korea Selatan, seperti HyunA, AngelaBaby, SNSD, dan Fan Bingbing, termasuk pesohor dunia, yakni Taylor Swift, Katy Perry, dan Ariane Grande.
Perjalanan Pony di media sosial (medsos) berawal saat dia membangun saluran YouTube yang sangat sukses, yakni Pony Syndrome pada 2013. Lalu pada 2015, dia meluncurkan Pony Effect. Kemudian pada 2016, Pony membuka AP Studio di Ilsan, Provinsi Gyeonggi, kota satelit di barat laut Seoul. Di sinilah dia membuat semua videonya yang diviralkan di berbagai medsos.
Hobi jadi profesi
Nama Pony diambil dari nama panggilannya saat dia berada di sekolah dasar, karena dianggap tidak bisa diam dan lincah. Setelah lulus kuliah, Pony memulai kariernya sebagai desainer grafis. Sembari bekerja, dia kerap membuat tips berdandan.
Dengan menggunakan kepekaan desain dan keterampilan penyuntingan, ia mencoba membuat postingannya terlihat menarik seperti sampul majalah. Dia memasukkan tips tersebut di platform jejaring sosial Korea, Cyworld, pada 2008. Lalu dia pindah ke platform blogging Naver. Orang yang menontonnya pun bertanya nama produk yang digunakannya dan bagaimana dia menciptakan penampilan seperti itu.
"Saya mulai menambahkan lebih banyak informasi, seperti tips berdandan sederhana dengan foto-foto itu," ujarnya.
Pada 2010, hobi ini pun berubah menjadi profesi ketika sebuah penerbit menyarankan dia menyusun tips merias wajahnya dan mengubahnya menjadi serangkaian buku. "Soal rias-merias ini jadi semakin menyenangkan. Saya cukup muda untuk mencoba hal-hal baru. Jadi mengapa tidak mencoba sesuatu yang baru?" ungkapnya.
Sembari mem-posting dandanannya di dunia daring, secara bersamaan dia menjadi 'ulzzang', yakni konsep di Korea yang mirip dengan Hot or Not, yaitu julukan bagi orang-orang yang berwajah cantik untuk mengunggah foto mereka untuk kontes agar terpilih sebagai yang terbaik. Dia pun terpilih menjadi model lensa kontak, pakaian, kosmetik, dan wig untuk berbagai situs web e-commerce dan merek termasuk Gabalnara, Etude House, dan Innisfree.
Karena dia adalah duta begitu banyak merek internasional terkenal, pengikutnya di Instagram kerap melihat postingannya saat mengunjungi Amerika Serikat, London, Paris, dan negara-negara Asia lainnya.
Dengan pengikut sebanyak itu, Pony menjadi sebuah kekuatan yang harus diperhitungkan dalam industri kecantikan Korea. Tidak mengherankan, pada usianya yang ke-26 tahun pada 22 Januari lalu, dia tidak hanya mendapatkan ketenaran dan menjadi influencer, tetapi juga berani membangun kerajaan bisnis kecantikan.
Pony masuk daftar 30 Under 30 Asia 2017 kategori The Arts versi Forbes. Dengan lebih dari 67 juta penayangan di YouTube, gadis asal Korea Selatan ini mampu bertarung dalam industri K-beauty yang kompetitif. Dia membawa konsep inovatif, termasuk dalam berkomunikasi dengan pengikutnya di media sosial.
Dikutip Harpers Bazaar, Pony telah menerbitkan buku yang dijual di seluruh Asia tentang cara mereproduksi wajah. Dia juga menjadi seniman tata rias untuk superstar K-pop, CL, yang sebelumnya menjadi anggota girl band 2NE1. Siapa pun yang mengaku jatuh cinta dengan dunia kosmetik, nama Pony kerap menjadi rekomendasi utama.
Dilansir Hashtag Legend, Pony memberikan panduan berdandan yang berguna untuk kaum hawa di dunia, terutama wanita Asia. Pony terkenal karena panduan berdandannya di YouTube, yakni Pony's Beauty Diary, yang berfokus pada tata rias feminin, yakni cara memakai warna pastel serta segala macam pernak-pernik kosmetik, seperti riasan untuk yang berkelopak mata model single lids. Dia juga terkenal karena piawai "menyulap" diri menjadi mirip selebritas ternama di Korea Selatan, seperti HyunA, AngelaBaby, SNSD, dan Fan Bingbing, termasuk pesohor dunia, yakni Taylor Swift, Katy Perry, dan Ariane Grande.
Perjalanan Pony di media sosial (medsos) berawal saat dia membangun saluran YouTube yang sangat sukses, yakni Pony Syndrome pada 2013. Lalu pada 2015, dia meluncurkan Pony Effect. Kemudian pada 2016, Pony membuka AP Studio di Ilsan, Provinsi Gyeonggi, kota satelit di barat laut Seoul. Di sinilah dia membuat semua videonya yang diviralkan di berbagai medsos.
Hobi jadi profesi
Nama Pony diambil dari nama panggilannya saat dia berada di sekolah dasar, karena dianggap tidak bisa diam dan lincah. Setelah lulus kuliah, Pony memulai kariernya sebagai desainer grafis. Sembari bekerja, dia kerap membuat tips berdandan.
Dengan menggunakan kepekaan desain dan keterampilan penyuntingan, ia mencoba membuat postingannya terlihat menarik seperti sampul majalah. Dia memasukkan tips tersebut di platform jejaring sosial Korea, Cyworld, pada 2008. Lalu dia pindah ke platform blogging Naver. Orang yang menontonnya pun bertanya nama produk yang digunakannya dan bagaimana dia menciptakan penampilan seperti itu.
"Saya mulai menambahkan lebih banyak informasi, seperti tips berdandan sederhana dengan foto-foto itu," ujarnya.
Pada 2010, hobi ini pun berubah menjadi profesi ketika sebuah penerbit menyarankan dia menyusun tips merias wajahnya dan mengubahnya menjadi serangkaian buku. "Soal rias-merias ini jadi semakin menyenangkan. Saya cukup muda untuk mencoba hal-hal baru. Jadi mengapa tidak mencoba sesuatu yang baru?" ungkapnya.
Sembari mem-posting dandanannya di dunia daring, secara bersamaan dia menjadi 'ulzzang', yakni konsep di Korea yang mirip dengan Hot or Not, yaitu julukan bagi orang-orang yang berwajah cantik untuk mengunggah foto mereka untuk kontes agar terpilih sebagai yang terbaik. Dia pun terpilih menjadi model lensa kontak, pakaian, kosmetik, dan wig untuk berbagai situs web e-commerce dan merek termasuk Gabalnara, Etude House, dan Innisfree.
Karena dia adalah duta begitu banyak merek internasional terkenal, pengikutnya di Instagram kerap melihat postingannya saat mengunjungi Amerika Serikat, London, Paris, dan negara-negara Asia lainnya.
(amm)