Tes Kejujuran dan Adu Nyali di Area Airsoft Gun
A
A
A
DEPOK - Deru suara tembakan terdengar di atap pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos). Puluhan pasukan pun terlihat berupaya melindungi benteng dari serangan musuh.
Perlengkapan juga sudah menempel di tubuh masing-masing anggota. Sampai akhirnya salah satu anggota berhasil mengamankan bendera yang menjadi perebutan dua kubu. Lalu terdengarlah suara teriakan dari anggota yang berhasil mengambil bendera dari benteng tengah. "I got it," ujarnya.
Bendera tersebut kemudian dibawa lari ke markasnya sehingga seluruh anggota bersorak riang. "Yeaayy," kata yang lain. Jangan dikira ini adalah sebuah perang nyata. Sebab, ini hanya salah satu skema dalam permainan airsoft gun.Di sini, para peserta dengan sangat lihai bermanuver seolah sedang dalam kondisi perang nyata. Adrenalin mereka pun sangat terpacu ketika permainan dimulai.
Sekilas tampak mudah ikut bermain di arena ini. Namun praktiknya, ada beberapa hal penting yang diperlukan, antara lain kecepatan, ketepatan, keahlian, serta yang utama kejujuran. Arena Predator Land yang ada di Depok Town Square (Detos) memang menjadi arena yang sedang digandrungi saat ini.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun terlihat ramai dan seru bermain di sana. Tentunya dengan aturan yang sudah ditetapkan harus dipatuhi seluruh pemain. Owner sekaligus Ketua Predator Land Petter mengatakan, untuk bisa bermain, ada standar yang sudah menjadi ketentuan baku. Pemain wajib memiliki identitas diri, yaitu KTP. Atau jika memang di bawah umur, maka harus disertakan penjamin dari anak tersebut dan wajib didampingi wali.
"Jadi, selain wahana yang harus dilengkapi izin, para pemainnya pun wajib mendapat izin atau terdata dan memiliki identitas. Unit atau senjata airsoft gun yang digunakan pun harus sudah teregister dari kepolisian," katanya.
Hal yang utama adalah pemain harus memiliki sifat jujur. Ini menjadi penting karena dalam tiap permainan hanya kejujuranlah yang menentukan poin dari olahraga tersebut. Komunitas ini sudah menginduk di bawah Persatuan Olahraga Airsoft Gun Seluruh Indonesia (Porgasi) sehingga ada prosedur yang memang harus diikuti.
"Tentunya permainan ini sangat seru. Untuk keamanan bisa dipastikan karena memakai peluru plastik, sekitar 6 mili. Poinnya itu didapat kalau lawan kena tembak karena enggak ada tanda khusus, maka pemainnya harus jujur. Kalau enggak jujur ya biasanya akan ketahuan dan sudah enggak seru," ujarnya.
Meski sekadar olahraga, penggunaan senjata airsoft gun tidak bisa sembarangan. Untuk di wilayah hukum Polda Metro Jaya, senjata yang terdata saat ini ada lebih dari 2.000 pucuk.
"Yang pasti, kami juga diminta dukungan dari Polri terkait sosialisasi pendataan airsoft gun baik dari kepemilikan maupun penggunaan. Untuk regulasi main di sini sederhana. Bagi teman-teman yang sudah memiliki unit (airsoft gun) yang penting sudah ada pendataan dari kepolisian dan biasanya akan dapat nomor seri unit," ungkapnya.
Dia menerangkan, unit yang dipakai berbeda dengan senjata api, kendati bentuk dan bobotnya nyaris sama. Perbedaan utama terletak di bagian ujung laras senjata. "Untuk membedakan senjata asli dengan airsoft gun ini kan satu banding satu, yang paling mudah membedakannya adalah ujung senjata ada solatip warna oranye. Kami memakai peluru bulat kecil berbahan plastik 6 mili, jadi aman," katanya.
Meski begitu, aturan yang berlaku untuk si pemilik maupun pengguna senjata tersebut cukuplah ketat. Bahkan, bagi mereka yang menyalahi aturan saksi yang berlaku cukup berat karena undangundang yang berlaku untuk airsoft gun sama dengan senjata api, yakni undangundang darurat.
"Karena aturannya cukup jelas dan ketat, maka kami pun harus selektif. Area bermain yang saya miliki, yakni Predator Land di Detos ini pun sudah mengantongi izin resmi. Jadi, semua ada aturannya dan itulah yang saat ini sedang kami sosialisasikan," pungkasnya. (R Ratna Purnama)
Perlengkapan juga sudah menempel di tubuh masing-masing anggota. Sampai akhirnya salah satu anggota berhasil mengamankan bendera yang menjadi perebutan dua kubu. Lalu terdengarlah suara teriakan dari anggota yang berhasil mengambil bendera dari benteng tengah. "I got it," ujarnya.
Bendera tersebut kemudian dibawa lari ke markasnya sehingga seluruh anggota bersorak riang. "Yeaayy," kata yang lain. Jangan dikira ini adalah sebuah perang nyata. Sebab, ini hanya salah satu skema dalam permainan airsoft gun.Di sini, para peserta dengan sangat lihai bermanuver seolah sedang dalam kondisi perang nyata. Adrenalin mereka pun sangat terpacu ketika permainan dimulai.
Sekilas tampak mudah ikut bermain di arena ini. Namun praktiknya, ada beberapa hal penting yang diperlukan, antara lain kecepatan, ketepatan, keahlian, serta yang utama kejujuran. Arena Predator Land yang ada di Depok Town Square (Detos) memang menjadi arena yang sedang digandrungi saat ini.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun terlihat ramai dan seru bermain di sana. Tentunya dengan aturan yang sudah ditetapkan harus dipatuhi seluruh pemain. Owner sekaligus Ketua Predator Land Petter mengatakan, untuk bisa bermain, ada standar yang sudah menjadi ketentuan baku. Pemain wajib memiliki identitas diri, yaitu KTP. Atau jika memang di bawah umur, maka harus disertakan penjamin dari anak tersebut dan wajib didampingi wali.
"Jadi, selain wahana yang harus dilengkapi izin, para pemainnya pun wajib mendapat izin atau terdata dan memiliki identitas. Unit atau senjata airsoft gun yang digunakan pun harus sudah teregister dari kepolisian," katanya.
Hal yang utama adalah pemain harus memiliki sifat jujur. Ini menjadi penting karena dalam tiap permainan hanya kejujuranlah yang menentukan poin dari olahraga tersebut. Komunitas ini sudah menginduk di bawah Persatuan Olahraga Airsoft Gun Seluruh Indonesia (Porgasi) sehingga ada prosedur yang memang harus diikuti.
"Tentunya permainan ini sangat seru. Untuk keamanan bisa dipastikan karena memakai peluru plastik, sekitar 6 mili. Poinnya itu didapat kalau lawan kena tembak karena enggak ada tanda khusus, maka pemainnya harus jujur. Kalau enggak jujur ya biasanya akan ketahuan dan sudah enggak seru," ujarnya.
Meski sekadar olahraga, penggunaan senjata airsoft gun tidak bisa sembarangan. Untuk di wilayah hukum Polda Metro Jaya, senjata yang terdata saat ini ada lebih dari 2.000 pucuk.
"Yang pasti, kami juga diminta dukungan dari Polri terkait sosialisasi pendataan airsoft gun baik dari kepemilikan maupun penggunaan. Untuk regulasi main di sini sederhana. Bagi teman-teman yang sudah memiliki unit (airsoft gun) yang penting sudah ada pendataan dari kepolisian dan biasanya akan dapat nomor seri unit," ungkapnya.
Dia menerangkan, unit yang dipakai berbeda dengan senjata api, kendati bentuk dan bobotnya nyaris sama. Perbedaan utama terletak di bagian ujung laras senjata. "Untuk membedakan senjata asli dengan airsoft gun ini kan satu banding satu, yang paling mudah membedakannya adalah ujung senjata ada solatip warna oranye. Kami memakai peluru bulat kecil berbahan plastik 6 mili, jadi aman," katanya.
Meski begitu, aturan yang berlaku untuk si pemilik maupun pengguna senjata tersebut cukuplah ketat. Bahkan, bagi mereka yang menyalahi aturan saksi yang berlaku cukup berat karena undangundang yang berlaku untuk airsoft gun sama dengan senjata api, yakni undangundang darurat.
"Karena aturannya cukup jelas dan ketat, maka kami pun harus selektif. Area bermain yang saya miliki, yakni Predator Land di Detos ini pun sudah mengantongi izin resmi. Jadi, semua ada aturannya dan itulah yang saat ini sedang kami sosialisasikan," pungkasnya. (R Ratna Purnama)
(nfl)