Ariana Grande Masih Tak Bisa Lupakan Peristiwa Manchester
A
A
A
JAKARTA - Ariana Grande kembali mengungkap kekejaman di Manchester Arena yang hampir satu tahun berlalu, bintang pop dunia ini berbicara tentang bagaimana dia bereaksi dan efeknya terhadap dirinya dan musik.
Mendekati peringatan pertama serangan yang menghancurkan di Manchester, ketika terjadi bom bunuh diri yang merenggut nyawa 22 orang serta melukai banyak orang, Ariana masih tidak bisa melupakannya begitu saja.
Grande yang tengah memperlihatkan aksi panggungnya pada 22 Mei tahun lalu itu tidak menyangka jika terjadi serangan bom bunuh diri. Kepada majalah Time dia mengungkap masalah tersebut.
“Ada begitu banyak orang yang telah menderita kehilangan dan rasa sakit seperti itu. Pemulihannya akan membutuhkan waktu yang lama,” kata Grande.
"Musik seharusnya menjadi hal teraman di dunia. Saya pikir itu sebabnya itu masih sangat berat di hati saya setiap hari. Saya berharap ada lebih banyak yang bisa saya perbaiki,” tambah penyanyi berusia 24 tahun ini.
Setelah serangan itu, Grande ikut membantu mengorganisasi konser One Love di Manchester yang dilakukan dua minggu setelah kejadian. Musisi yang tampil, Justin Bieber, Coldplay, Katy Perry dan Liam Gallagher.
"Itu sebabnya aku melakukan yang terbaik untuk bereaksi seperti yang aku lakukan. Hal terakhir yang saya inginkan adalah penggemar saya melihat sesuatu seperti itu terjadi dan berpikir itu menang. Anda berpikir dengan waktu itu akan menjadi lebih mudah untuk dibicarakan, atau Anda akan berdamai dengan itu. Tapi setiap hari saya menunggu perdamaian itu datang dan masih sangat menyakitkan,” papar dia.
Bulan lalu, bintang Amerika Serikat itu merilis lagu baru yang terinspirasi dari serangan tersebut berjudul 'No Tears Left To Cry'. "Ketika saya mulai lebih memperhatikan diri sendiri, kemudian datang keseimbangan, dan kebebasan, dan sukacita. Ini dituangkan ke dalam music," jelas Grande.
Mendekati peringatan pertama serangan yang menghancurkan di Manchester, ketika terjadi bom bunuh diri yang merenggut nyawa 22 orang serta melukai banyak orang, Ariana masih tidak bisa melupakannya begitu saja.
Grande yang tengah memperlihatkan aksi panggungnya pada 22 Mei tahun lalu itu tidak menyangka jika terjadi serangan bom bunuh diri. Kepada majalah Time dia mengungkap masalah tersebut.
“Ada begitu banyak orang yang telah menderita kehilangan dan rasa sakit seperti itu. Pemulihannya akan membutuhkan waktu yang lama,” kata Grande.
"Musik seharusnya menjadi hal teraman di dunia. Saya pikir itu sebabnya itu masih sangat berat di hati saya setiap hari. Saya berharap ada lebih banyak yang bisa saya perbaiki,” tambah penyanyi berusia 24 tahun ini.
Setelah serangan itu, Grande ikut membantu mengorganisasi konser One Love di Manchester yang dilakukan dua minggu setelah kejadian. Musisi yang tampil, Justin Bieber, Coldplay, Katy Perry dan Liam Gallagher.
"Itu sebabnya aku melakukan yang terbaik untuk bereaksi seperti yang aku lakukan. Hal terakhir yang saya inginkan adalah penggemar saya melihat sesuatu seperti itu terjadi dan berpikir itu menang. Anda berpikir dengan waktu itu akan menjadi lebih mudah untuk dibicarakan, atau Anda akan berdamai dengan itu. Tapi setiap hari saya menunggu perdamaian itu datang dan masih sangat menyakitkan,” papar dia.
Bulan lalu, bintang Amerika Serikat itu merilis lagu baru yang terinspirasi dari serangan tersebut berjudul 'No Tears Left To Cry'. "Ketika saya mulai lebih memperhatikan diri sendiri, kemudian datang keseimbangan, dan kebebasan, dan sukacita. Ini dituangkan ke dalam music," jelas Grande.
(tdy)