Pakkat, Primadona Buka Puasa Warga Mandailing Natal
A
A
A
MANDAILING NATAL - Di bahasa Mandailing Natal, Sumatera Utara, pakkat berarti pucuk rotan. Pakkat ini menjadi istimewa bagi masyarakat Mandailing Natal (Madina) saat Ramadhan tiba. Ya, pakkat menjadi makanan yang selalu menjadi primadona untuk berbuka puasa.
Di sejumlah pasar, makanan ini selalu ramai diburu orang. Seperti Hatta Usman Rangkuti, 35, warga Kelurahan Longat, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Madina. Hampir tiap hari di setiap bulan Ramadhan, dia selalu menyantap pakkat saat berbuka puasa.
"Kalau pakkat itu selalu saya beli untuk menu tambahan saat berbuka puasa dan itu sudah seperti menjadi kebiasaan bagi warga Mandailing saat bulan puasa membuat menu berbuka itu pakkat," kata Hatta, saat ditemui MNC Media, di Pasar Baru Panyabungan, Madina, Rabu (23/05/2018).
Bagi penjual, pakkat mendatangkan rezeki tersendiri saat Ramadhan tiba. "Karena jualan pakkat lebih mudah memperoleh keuntungan, dan kalau jual pakkat bulan puasa itu lebih laris dan cepat lakunya," ujar Aisyah Nazwa Lubis, salah satu penjual pakkat.
Aisyah dan adiknya perempuan berjualan pakkat menjelaskan, harga satu batang pakkat masih bisa terjangkau, yakni antara Rp5.000—10.000 per batang, tergantung ukuran.
"Kebiasaan yang beli minimal 2 batanglah dan kalau di daerah kita, pakkat itu sudah suatu khas untuk kawan nasi saat berbuka puasa," ujarnya.
Saat disantap, pakkat biasa dicampur sambal kecap dan rasanya sungguh nikmat. Bahkan pakkat juga bisa digulai dengan ikan mas dan masih banyak cara memasak pakkat lebih menarik.
"Pakkat selain rasanya banyak diminati warga kita, juga bisa diolah berbagai macam masakan. Pokoknya kalau tidak ada pakkat, berbuka puasa terasa ada yang kurang. Itu kata warga kita Mandailing,” kata Aisyah.
Di sejumlah pasar, makanan ini selalu ramai diburu orang. Seperti Hatta Usman Rangkuti, 35, warga Kelurahan Longat, Kecamatan Panyabungan Barat, Kabupaten Madina. Hampir tiap hari di setiap bulan Ramadhan, dia selalu menyantap pakkat saat berbuka puasa.
"Kalau pakkat itu selalu saya beli untuk menu tambahan saat berbuka puasa dan itu sudah seperti menjadi kebiasaan bagi warga Mandailing saat bulan puasa membuat menu berbuka itu pakkat," kata Hatta, saat ditemui MNC Media, di Pasar Baru Panyabungan, Madina, Rabu (23/05/2018).
Bagi penjual, pakkat mendatangkan rezeki tersendiri saat Ramadhan tiba. "Karena jualan pakkat lebih mudah memperoleh keuntungan, dan kalau jual pakkat bulan puasa itu lebih laris dan cepat lakunya," ujar Aisyah Nazwa Lubis, salah satu penjual pakkat.
Aisyah dan adiknya perempuan berjualan pakkat menjelaskan, harga satu batang pakkat masih bisa terjangkau, yakni antara Rp5.000—10.000 per batang, tergantung ukuran.
"Kebiasaan yang beli minimal 2 batanglah dan kalau di daerah kita, pakkat itu sudah suatu khas untuk kawan nasi saat berbuka puasa," ujarnya.
Saat disantap, pakkat biasa dicampur sambal kecap dan rasanya sungguh nikmat. Bahkan pakkat juga bisa digulai dengan ikan mas dan masih banyak cara memasak pakkat lebih menarik.
"Pakkat selain rasanya banyak diminati warga kita, juga bisa diolah berbagai macam masakan. Pokoknya kalau tidak ada pakkat, berbuka puasa terasa ada yang kurang. Itu kata warga kita Mandailing,” kata Aisyah.
(alv)