Seragam Elegan BCA dari Tenun Jepara

Rabu, 18 Juli 2018 - 18:00 WIB
Seragam Elegan BCA dari Tenun Jepara
Seragam Elegan BCA dari Tenun Jepara
A A A
DESAINER Ikat Indonesia, Didiet Maulana, bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk memperkenalkan seragam baru berbahan tenun dari Jepara.

Peluncuran seragam baru ini dalam rangka memperkenalkan tenun lebih dekat sebagai salah satu warisan budaya bangsa yang kini mulai diperkenalkan sebagai gaya fashion kekinian yang mencerminkan identitas bangsa. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, Indonesia memiliki ragam kekayaan budaya, salah satunya tenun ikat yang sangat khas dan memesona.

Kekayaan tenun ikat dihasilkan dari karya kreatif masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. “Tenun ikat sebagai salah satu kekayaan industri kreatif Indonesia kini mulai dikembangkan secara massal dan tersebar di beragam daerah, seperti Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor,” ujar Jahja di Menara BCA, Jakarta Pusat, Senin (9/7).

Sementara itu, menurut Direktur BCA Lianawati Suwono, proses kreatif yang diawali dengan berdiskusi dengan perajin hingga jadi memakan waktu dua tahun. Pihaknya dan Ikat Indonesia memberdayakan lebih dari 500 perajin di Desa Troso, Jepara. Total panjang kain tenun dibuat mencapai 45.000 meter.

“Seragam baru ini akan digunakan sekitar 27.000 karyawan di 1.200 kantor cabang BCA di seluruh Indonesia,” sebut Lianawati. Dia menambahkan, dalam proses kreatif tersebut, desainer berdiskusi dengan perajin hingga final selama sekitar enam bulan. Sedangkan, proses pengerjaan produksi tenunnya memakan waktu sekitar enam bulan juga.

Menurut Didiet Maulana, merancang busana dari tenun memerlukan proses yang cukup panjang. Riset yang mendalam amat diperlukan. “Kita harus paham betul soal pakem dan aturan yang menaunginya karena bersinggungan dengan budaya,” ujar Didiet.

Seragam tenun rancangan Didiet ini berasal dari perajin di Desa Troso, Jepara. Didiet mengombinasikan motif cengkeh dan motif mirroring yang dihadirkan dengan warna biru. Sedangkan, dari proses pewarnaan, dia menggunakan teknik pencelupan natural.

“Untuk mendapatkan warna biru, diperlukan proses pencelupan tangan yang natural, dilengkapi formula khusus. Alhasil, warna biru yang dihasilkan semua seragam sama, tidak berbeda satu sama lain,” papar Didiet.

Didiet menerangkan, kain tenun yang digunakan di seragam karyawan BCA pada perempuan dijadikan aplikasi di bagian tangan dan dada. Bagian ini menggunakan warna dasar biru dan kuning. Untuk perempuan, ada dua jenis pakaian, yakni pakaian untuk teller dan pelayanan nasabah.

Sementara, pada seragam laki-laki digunakan di dasi. Melalui kepiawaiannya dalam merancang, dia sukses mengeksplorasi tenun menjadi bahan yang familier untuk dikenakan seharihari dan kesempatan spesial lainnya. Lebih jauh, Didiet juga sukses memopulerkan tenun melalui kerja samanya dengan berbagai institusi.

“Merancang seragam kantoran ini telah melalui proses yang cukup panjang. Banyak sekali unsur yang harus dipertemukan. Di sini saya berupaya mengawinkan kultur BCA dan filosofi kain tenun yang hidup dan diwariskan turun-temurun oleh masyarakat perajin tenun ikat,” papar Didiet.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3865 seconds (0.1#10.140)