Busana Keluaran Terbaru yang Elegan, Anggun, dan Berkelas

Untuk memanjakan fashionista sejati dari kalangan elite, sejumlah fashion brand papan atas dunia telah mengeluarkan koleksi terbarunya bergaya elegan, anggun, dan mewah.

Busananya sudah pasti menggunakan bahan berkualitas dengan permainan motif dan warna yang menarik. Salah satu label high fashion yang sudah mengeluarkan new collection adalah Lanvin. Koleksi perdana dari Direktur Kreatif Olivier Lapidus untuk musim spring/summer 2018 ini tampil bergaya elegan dan anggun, yang menggembargemborkan kembali ke esensi awal rumah mode asal Prancis ini, proyeksi abad ke-21. Nuansa hijau zamrud, cyclamen, ruby, nude , biru pucat, hitam, putih, dan emas adalah warna favorit Jeanne Lanvin, pendiri label ini.

Alfabet gayanya seperti lengan kimono, lengan pagoda, bergelombang atau rata, detil ikatan, potongan geometris, motif semanggi, jumpsuits , bahan transparan, muncul di sana-sini, diubah untuk menciptakan tampilan yang lebih kontemporer dan disukai. Lapidus ingin menarik inspirasi dari semua elemen figuratif yang diminati desainer terkenal.

Bahkan, nama dan inisialnya, dalam huruf Art Deco, telah menjadi cetakan “LANVIN” dan “JL” yang meracuni koleksi. Koleksi anyar ini menampilkan gaun asimetris, bahu terbuka, potongan yang rumit yang tampak melayang di udara serta celana panjang, pendek dan berkibar. Anda bisa mendapatkan jacquard dress bernuansa hitam dengan leher bentuk V. Koleksi berlengan sedang ini ditawarkan dengan harga Rp26,3 juta.

Opsi menarik lainnya adalah gaun tanggung bernuansa biru metalik tanpa lengan dengan detil lipit di bagian samping busana. Harga busana ini adalah Rp17,9 juta. Untuk pilihan kain, Lapidus banyak menggunakan kain sutra dan Georgette, katun berlapis, wol super 120s, garis-garis dan geometris pada dasar Georgette dengan sentuhan emas. Label ini diciptakan Jeanne Lanvin pada 1909. Pada umur 16 tahun, dia sudah menjadi karyawan magang di sebuah perusahaan pembuat topi perempuan, Madame Felix.

Selain itu, Lanvin mengikutitraining sebagai pembuat gaun di Talbot. Lanvin menjadi pencipta couture yang memiliki lini untuk semua kategori keluarga yaitu anak, ayah, dan ibu. Ciri khas dari rancangan brand mewah ini adalah motif floral , bordir, trim, lace , dan juga pita.

Karena keunikan karya-karyanya ini, Lanvin menjadi desainer yang paling penting dan memberikan influence paling besar pada 1920 dan 1930. Dia bahkan menjadi inspirator dari rumah mode Schiaparelli dan Balenciaga. Koleksi baru juga dihadirkan desainer high fashion , Alexander Wang. Bertemakan #WANGFEST, Wang menampilkan koleksi terbarunya untuk musim spring/summer 2018 melalui konsep fashion show yang unik, yaitu dengan men-take over New York City, mulai Lafayette dan Center Streets in Manhattan, Astor Place Bushwick, hingga Brooklyn, di mana dia menjadikan jalanan sebagai area runway.

Koleksi terbarunya kali ini terlihat lebih energik daripada musim sebelumnya yang dipresentasikan di RKO Hamilton Theater. Koleksi kali ini menampilkan gaya berpakaian it girl, seperti perpaduan miniature corsets dan slinky black dresses, serta sweatshirt-camisole combos dan torn jeans. Pilihan busananya seperti slip dress bernuansa ungu metalik dengan hiasan bahan lace di bagian dada. Busana berpotongan seksi ini dibanderol dengan harga Rp18,6 juta. Juga ada atasan one shoulder warna merah.

Koleksi dengan sentuhan bulatan emas ini dihargai Rp10,1 juta. Terdapat juga busana trench coat dari bahan kulit warna hitam. Busana bergaya maskulin, tetapi glamor ini, bisa masuk lemari pakaian Anda dengan membelinya seharga Rp37,4 juta.

Juga ada atasan bernuansa abu-abu dengan leher model tinggi berlengan panjang. Koleksi yang pas dikenakan untuk menghalau hawa dingin ini ditawarkan dengan harga Rp13,9 juta. Tidak hanya pakaian, Wang juga mengeluarkan koleksi aksesori berupa crystal encrusted headpiece bertuliskan “PARTY ANIMAL”, “SECRET LOCATION” dan “WANGOVER”, yang merupakan the cool girl’s musthave accessory. Wang merupakan seorang desainer yang lahir pada 1984 dan besar di San Fransisco, California, Amerika Serikat, kemudian pindah ke New York untuk bersekolah di Parsons School of Design.

Orang tuanya berasal dari Taiwan dan Amerika Serikat. Pada 2005, Alexander memutuskan untuk membuka label pakaiannya sendiri.