; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Resto Bernuansa Kampus Pertama di Bogor
Resto Bernuansa Kampus Pertama di Bogor
A
A
A
BOGOR - Ingin hangout atau mengerjakan tugas kuliah sambil bersantap serta menikmati sejuknya udara di bawah pohon rindang, Cafe dan Resto Taman Koleksi yang terletak di dalam Institut Pertanian Bogor (IPB) Baranangsiang, Kota Bogor, adalah jawabannya.
Kafe dan restoran yang berdiri sejak beberapa tahun silam, kemudian tutup karena direvitalisasi itu kembali dibuka untuk umum pada akhir Juli lalu.
“Kami ingin mengeluarkan semua inovasi-inovasi IPB, bisa dinikmati oleh masyarakat. Tak hanya alumni, mahasiswa IPB juga bisa. Kami juga menyediakan tempat dan wadah bukubuku karya para peneliti IPB yang dicetak melalui IPB Press,” kata Rektor IPB Arif Satria beberapa waktu lalu.
Konsep sesungguhnya dari kafe ini adalah restoran yang bernuansa kampus. Semuanya disesuaikan dengan kenyamanan kalangan mahasiswa yang saat ini didominasi generasi milenial.
“Baik nyaman saat mengerjakan tugas, juga untuk hangout kalangan milenial. Itu karena kami menyediakan semua fasilitas wifi ,” katanya.
Pihaknya juga hanya menyediakan konsep kafe yang betul-betul ramah bagi semua kalangan, khususnya milenial. “Tak ada musik layaknya kafe malam dengan pencahayaan minim. Jadi, betul-betul seperti kafe kampus yang punya inovasi sehingga orang yang datang ke sini punya memori atau kenangan,” katanya.
Tak hanya itu, produk yang disediakan pun sesuai dengan konsep yang ditawarkan, yakni produk IPB sendiri. “Seperti cookie , kue, jahe, jagung, pala, itu semua produk IPB. Bahkan, nanti kami juga menyediakan produk lokal asli Bogor seperti talas dengan segala macam modifikasinya,” ungkap Arif.
Dia mengungkapkan, Restoran Taman Koleksi ini merupakan konsep kafe kampus satu-satunya di Bogor. “Mudahmudahan baru IPB saja yang punya kafe terbuka untuk umum, tapi lokasi berada di dalam area kampus,” katanya.
Sementara itu, Laily Rahmawaty, 20, mahasiswa Diploma IPB, mengaku nyaman bisa kembali menikmati menu hidangan yang disediakan oleh Kafe Taman Koleksi yang sempat tutup karena direnovasi.
“Saya suka dengan kafe ini. Selain menu makanannya, juga karena nuansa alamnya yang sejuk penuh dengan rimbunnya pohon tinggi dan rerumputan,” katanya.
Kafe dan restoran yang berdiri sejak beberapa tahun silam, kemudian tutup karena direvitalisasi itu kembali dibuka untuk umum pada akhir Juli lalu.
“Kami ingin mengeluarkan semua inovasi-inovasi IPB, bisa dinikmati oleh masyarakat. Tak hanya alumni, mahasiswa IPB juga bisa. Kami juga menyediakan tempat dan wadah bukubuku karya para peneliti IPB yang dicetak melalui IPB Press,” kata Rektor IPB Arif Satria beberapa waktu lalu.
Konsep sesungguhnya dari kafe ini adalah restoran yang bernuansa kampus. Semuanya disesuaikan dengan kenyamanan kalangan mahasiswa yang saat ini didominasi generasi milenial.
“Baik nyaman saat mengerjakan tugas, juga untuk hangout kalangan milenial. Itu karena kami menyediakan semua fasilitas wifi ,” katanya.
Pihaknya juga hanya menyediakan konsep kafe yang betul-betul ramah bagi semua kalangan, khususnya milenial. “Tak ada musik layaknya kafe malam dengan pencahayaan minim. Jadi, betul-betul seperti kafe kampus yang punya inovasi sehingga orang yang datang ke sini punya memori atau kenangan,” katanya.
Tak hanya itu, produk yang disediakan pun sesuai dengan konsep yang ditawarkan, yakni produk IPB sendiri. “Seperti cookie , kue, jahe, jagung, pala, itu semua produk IPB. Bahkan, nanti kami juga menyediakan produk lokal asli Bogor seperti talas dengan segala macam modifikasinya,” ungkap Arif.
Dia mengungkapkan, Restoran Taman Koleksi ini merupakan konsep kafe kampus satu-satunya di Bogor. “Mudahmudahan baru IPB saja yang punya kafe terbuka untuk umum, tapi lokasi berada di dalam area kampus,” katanya.
Sementara itu, Laily Rahmawaty, 20, mahasiswa Diploma IPB, mengaku nyaman bisa kembali menikmati menu hidangan yang disediakan oleh Kafe Taman Koleksi yang sempat tutup karena direnovasi.
“Saya suka dengan kafe ini. Selain menu makanannya, juga karena nuansa alamnya yang sejuk penuh dengan rimbunnya pohon tinggi dan rerumputan,” katanya.
(don)
Explore More